Ritual
Ritual
Tradisi Jawa Barat Cirebon
Tradisi Muludan di Kota Cirebon

Setiap tanggal 12 Rabiul Awal kita memperingati Maulid Nabi. Di Kota Cirebon, Maulid Nabi sendiri lebih  populer dengan sebutan Muludan. Peringatan Muludan di Kota Cirebon terpusat di beberapa tempat di antaranya Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Di kedua keraton tersebut pada bulan maulid banyak sekali dikunjungi masyarakat dari berbagai daerah, yang tentunya juga menarik para pedagang untuk berdagang di sekitar keraton tersebut. Sehingga selama ini atmosfer tradisi Muludan lebih identik dengan suasana pasar tahunan.

Tradisi yang sudah berlangsung ratusan tahun silam ini agaknya terlanjur memiliki daya tarik ekonomi yang lebih kuat dibanding daya tarik religiusnya. Sehingga makna Muludan seakan telah mengalami pergeseran dari ritus keagamaan menjadi sekadar pasar tahunan yang dikemas dalam tradisi budaya. Ibarat pepatah ada gula ada semut, di mana masyarakat berkumpul maka daya tarik ekonomi akan berkembang pula di sana. Di wilayah Cirebon sendiri sebenarnya keramaian muludan tidak hanya ada di Kesepuhan dan Kanoman saja, melainkan ada juga ada tempat lain seperti Desa Trusmi, Desa Tuk dan Desa Astana Gunung Jati.

Sementara itu, peringatan Maulid Nabi yang di rasa masih memegang teguh nilai religiusitas hanya dapat kita ditemukan di pedesaan atau daerah pesantren. Itu pun komunitasnya semakin berkurang. Biasanya kegiatan yang dilakukan berupa pembacaan kitab barzanji atau debaan di masjid atau musala. Seharusnya Muludan sebagai sebuah perpaduan nilai-nilai agamis yang tumbuh dan berkembang, saling mengisi dan melengkapi, akan terus dapat terpelihara dan diminati masyarakat.

Tampaknya nilai dari tradisi Muludan yang ada dalam pemahaman masyarakat luas saat ini cenderung tampak dari sisi ekonomi dan pariwisatanya saja. Terlihat banyaknya para pengunjung yang datang hanya untuk makan dan berbelanja saja tanpa memahami sejarah dan nilai yang terkandung di dalamnya. Lebih dominannya segi ekonomi dan pariwisata bagi pandangan para pengunjung didukung oleh kehadiran para pedagang kaki lima yang datang dari berbagai daerah bahkan ada juga yang dari luar pulau Jawa. Para pengunjung bahkan kadang tidak menyempatkan diri untuk masuk ke dalam lingkungan keraton. Mereka mungkin enggan masuk keraton, karena pada umumnya para pedagang terkonsentrasi di sepanjang jalan menuju Keraton Kesepuhan dan Kanoman, sehingga jalan menuju keraton padat. Mulai dari pedagang makanan khas (seperti ; docang, empal gentong, tahu petis, sega jamblang, lengko dan lain sebagainya ) hingga pedagang pakaian, keperluan rumah tangga dan cenderamata semuanya berbaur di sini, bahkan sampai masuk kedalam lingkungan keraton.

Event Muludan yang memiliki daya tarik ekonomi dan pariwisata yang potensial dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan perekonomian masyarakat jika dibinakembangkan secara terpadu. Kita dapat melihat para pengunjung yang datang dari berbagai daerah dengan sengaja untuk menikmati keramaian muludan. Fenomena ini tentu menunjukan betapa momen muludan memiliki potensi daya tarik ekonomi pariwisata yang luar biasa. Ini merupakan aset budaya sekaligus potensi ekonomi-pariwisata yang dapat dikembangkan. Apalagi jika muludan dapat dikemas menjadi kegiatan wisata religi, budaya, serta kuliner tahunan yang terprogram.

Kita ketahui bersama wilayah di sekitar Cirebon banyak memiliki sentra-sentra industri kerajinan rakyat. Seperti batik trusmi, lukisan kaca, alat musik rebana ataupun industri yang berupa makanan khas yang dapat dijadikan komoditas unggulan untuk menunjang ekonomi kerakyatan. Pada saat Muludan merupakan momen yang tepat untuk media promosi sekaligus pemasaran terhadap komoditas tersebut. Tanpa perlu jauh-jauh kita memperkenalkan produk unggulan yang dihasilkan keluar daerah. Karena pengunjung muludan juga banyak yang berasal dari luar daerah dan sudah menjadi agenda rutin. Tentunya Dinas Pariwisata juga dapat memanfaatkan event Muludan untuk mempromosikan daerah tujuan wisata yang ada di Cirebon, baik wisata budaya, pesona alam maupun wisata kulinernya.

 

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline