Pasti pada penasaran kan sama tradisi unik dari Masjid Sultan Ternate ini kan? Dari azannya yang mengharuskan empat orang sekaligus untuk menjadi Mu’adzin, larangan memakai sarung untuk salat, larangan wanita untuk memasuki masjid dan penutupan jalan sekitar masjid pada hari jum’at. Penasaran banget kan?
Pertama, tradisi larangan menggunakan sarung bagi laki-laki dan mewajibkan untuk menggunakan celana panjang. Menurut orang ternate, dengan menggunakan celana panjang bagi laki-laki akan menunjukkan huruf alif lam terbalik. Yang bermakna laa ilaaha illallah, yaitu tiada tuhan selain Allah. Oleh karena itu, diwajibkanlah bagi para laki-laki untuk menggunakan celana panjang ketika beribadah di Masjid Sultan Ternate.
Kedua, tradisi yang mengharuskan empat orang sekaligus untuk menjadi mu’adzin ketika memasuki waktu salat jum’at. Pada awalnya, di sekitar daerah Kesultanan Ternate hanya terdapat empat masjid. Namun, pada hari jum’at kebanyakan masyarakat muslim ternate lebih memilih untuk salat jum’at di Masjid Sultan Ternate. Hal tersebut menimbulkan sebuah kebijakan baru yang mana untuk mewakili tiga masjid lain, maka mu’adzin perwakilan tiap masjid akan mengumandangkan azan salat jum’at di Masjid Sultan.
Ketiga, tradisi yang melarang para muslimah untuk beribadah di Masjid Sultan Ternate. Larangan kaum hawa untuk beribadah di masjid ini didasarkan pada alasan untuk menjaga kesucian masjid, yaitu supaya tempat ibadah ini terhindar dari ketidaksengajaan perempuan yang tiba-tiba saja datang bulan (haid), dan kehadiran kaum hawa pun dianggap akan memecah kekhusu’an dalam beribadah. Terlebih lagi wanita disunnahkan untuk melaksanakan salat di rumah. Kebijakan tersebut sempat menimbulkan kontroversi di tengah Masyarakat Ternate sehingga dengan pendirian Sultan Kukuh menghentikan tradisi tersebut untuk patuh kepada tuntunan Rasulullah SAW yang mana kewajiban salat bukan hanya bagi laki-laki, namun juga bagi perempuan.
Keempat, tradisi penutupan jalan sekitar masjid pada hari jum’at. Penutupan jalan yaitu agar memudahkan Sultan Ternate yang selalu salat jum’at di Masjid Sultan Ternate.
Muhammad Azhar Zeta
Narasumber :
1. M. Fikram Palembang (Warga Ternate)
2. Rahmi Kamilah Ismi (Warga Ternate)
Sumber :
1. https://galeriwisata.wordpress.com/wisata- maluku/wisata-maluku-utara/masjid-sultan-ternate/
#OSKMITB2018
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.