TIWUL
MAKANAN LEGENDARIS YANG MANIS
Makanan ini termasuk makanan bersejarah di Provinsi Jawa Tengah. Maka bagi masyarakat Jawa Tengah sudah tidak asing lagi mendengar nama makanan tersebut, terutama masyarakat yang telah berusia lanjut, karena pada masa 1960-an banyak masyarakat yang tertindas dalam hal materi untuk bertahan hidup dan begitu dengan dalam hal pendidikan yang pada saat itu banyak masyarakat yang memiliki mainset tertinggal dalam hal pendidikan yang seakan-akan pendidikan itu tidak penting untukdirambah oleh anak-anaknya.
Maka untuk mengatasi masalah dalam hal pangan untuk bertahan hidup, masyarakat Jawa Tengah membuat inovasi pangan pada saat itu. Di mana inovasi tersebut menciptakan makanan yang mudah didapat dan murah untuk kalangan menengah ke bawah, bukan hanya mudah didapat dan murah namun juga mudah untuk dibuatdan cukup untuk membuat perut merasa kenyang lebih lama dengan mengonsumsinya. Itu lah bagaimana makanan legendaris yang akhirnya diberi nama tiwul ini dapat membuat masyarakat di kalangan menengah ke bawah dapat bertahan hidup.
Makanan yang sering disebut tiwul terbuat dari bahan dasar singkong. Sesuai dengan yang dikatakan di atas, bahwa singkong merupakan bahan dasar yang mudah didapat, murah, dan cara mengolah singkong tidak rumit.
Lalu bagaimana cara pembuatan tiwul yang dibilang cukup mudah tersebut? Pertama, singkong yang sudah didapat dikupas terlebih dahulu. Pengupasan dapat menggunakan pisau. Setelah dikupas, singkong dijemur. Penjemuran dapat menggunakan tampah. Dijemur kurang lebih selama satu minggu, penjemuran memang cukup lama karena singkong yang dijemur harus sampai benar-benar kering.
Setelah penjemuran usai, singkong yang kering tersebut diangkat dan dilakukan pencucian dengan air yang bersih. Setelah singkong dicuci, singkong dijemur kembali selama empat hari. Waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan penjemuran pertama. Setelah melewati empat hari pada tahap penjemuran kedua, singkong diangkat dan dilakukan penumbukan atau penggilingan untuk menghasilkan tepung yang bertekstur halus. Penumbukan dapat dilakukan dengan menggunakan lesung yang biasanya terbuat dari kayu. Sedangkan penggilingan dapat dilakukan dengan menggunakan gilingan beras yang umum digunakan untuk membuat tepung beras. Setelah melalui tahap penumbukan atau pun tahap penggilingan tersebut hingga menciptakan tepung singkong yang bertekstur halus, tepung singkong siap untuk dimasak.
Cara pemasakan tepung singkong hingga menjadi tiwul cukup mudah. Yang pertama dapat dilakukan ialah tepung singkong yang sudah siap dicampurkan dengan sejumlah air didalam wadah yang sudah disediakan. Setelah dicampurkan hingga menjadi sebuah adonan dilakukan tahap pengukusan hingga matang. Pengukusan dapat dilakukan dengan menggunakan langseng atau menggunakan alat dapur lainnya yang dapat digunakan untuk mengukus. Pengukusan memerlukan waktu sekitar setengah jam lamanya. Setelah matang, tiwul diangkat dan siap disajikan. Cukup mudah bukan?
Eits, tunggu sebentar tiwul di sini bukan menjadi lauk-pauk saja untuk masyarakat Jawa Tengah, namun tiwul juga dijadikan makanan pokok layaknya seperti nasi yang terbuat dari beras. Mengapa masyarakat Jawa Tengah pada kalangan menengah ke bawah lebih memilih tiwul sebagai makanan pokok mereka dibandingkan dengan nasi yang lazim kita santap sebagai hidangan sehari-hari? Karena tiwul lebih bersifat ekonomis bagi mereka, karena pada saat itu beras adalah hal yang cukup mahal dan hanya orang-orang tertentu yang dapat menyantap nasi sebagi hidangan sehari-hari mereka.
Lauk-pauk yang dapat dihidangkan atau disantap bersama tiwul dapat beraneka ragam, dapat menggunakan sayur-mayur yang berkuah ataupun urap yakni sayuran yang dikombinasikan dengan parutan kelapa. Untuk masyarakat yang tidak ingin menjadikan tiwul menjadi makanan pokok, namun menjadi makanan ringan biasa, butuh pemasakan ekstra yakni setelah dikukus tiwul dicampurkan dengan gula jawa agar rasanya menjadi manis, setelah dilakukan tahap pencampuran dengan gula jawa atau gula merah tersebut, dilakukan pengukusan kembali sekitar setengah jam lamanya. Jadi sekitar sejam tiwul yang bercita rasa manis siap untuk disajikan dan untuk menambah kenikmatannya dapat digunakan parutan kelapa sebagai topping yang melengkapi kenikmatan dari tiwul tersebut.Penyajian tiwul agar lebih menarik dan tradisional dapat menggunakan daun pisang sebagai alas dari tiwul tersebut. Namun tidak masalah bila ingin menggukan piring sebagai alas makannya.
Cara membuat tiwul memang termasuk cara yang mudah dan menggunakan alat-alat bahan-bahan yang sederhana yang telah dijelaskan tadi di atas. Rasanya pun sangat enak dan cocok untuk lidah Indonesia. Makanan legendaris ini sangat sayang bila diterlantarkan, tidak dilestarikan, dan dibiarkan menghilang. Maka untuk itu penulis menghimbau agar para pembaca, khususnya warga negera Indonesia mau untuk melestarikan budaya negerinya itu sendiri. Mari lestarikan budaya Indonesia.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja