|
|
|
|
Tenun Ikat Bandar Kidul Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16518019_Aisya Nur K. |
Kain tenun ikat adalah salah satu kriya tenun Indonesia. Perbedaan kain tenun ikat dengan tenun biasa adalah prosesnya. Untuk kain tenun ikat sendiri mengaruskan pembuat untuk membungkus (mengikat) helai-helai benang dengan tali plastik sesuai dengan motif sebelum ditenun. Ketika dicelup, bagian benang yang diikat dengan tali plastik tidak akan terwarna dan menimbulkan corak tertentu.
Berlokasi di Jalan Kyai Haji Agus Salim, Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur; terdapat beberapa pengrajin kain tenun ikat. Bahkan disebabkan oleh banyaknya pengrajin tenun ikat yang bernaung di beberapa unit usaha kecil menengah (UKM), wilayah ini dijuluki dengan kampung industri tenun ikat bandar kidul. Untuk kain tenun ikat produksi wilayah tersebut dinamain dengan tenun ikat bandar (sesuai dengan nama kelurahan tersebut).
Kain tenun Bandar tidak mudah ditemukan di semua wilayah, karena memiliki keunggulan-keunggulan yang membuat banyaknya konsumen menjadi tertarik, diantaranya dapat menyerap keringat sehingga tidak gerah saat digunakan, kain tidak mudah bau, serta warna tidak mudah luntur. Keunggulan lain dari tenun ikat adalah memiliki keindahan motif tersendiri. Keindahan motif ini bukan saja dilihat dari segi warna dan bentuk, melainkan secara proses pembuatan pun memiliki keindahan yang tidak bisa ditandingi dengan apapun. Selain itu, tenun ikat Bandar Kidul ini juga memiliki keunikan pada motifnya. Berbagai motif kreasi perajin lokal menjadi ciri tenun ikat Bandar Kidul. Kebanyakan mengandalkan motif bunga dengan pewarnaan yang berani atau menampilkan warna-warna terang. Motif khas Kediri. Sehingga cocok untuk dikenakan untuk semua usia.
Selain hal-hal di atas, kain tenun ikat juga merupakan sarana budaya bangsa Indonesia. Motif batik dalam tenun ikat merupakan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia yang sudah merambah ke mancanegara. Dengan memakai tenun ikat, maka dapat menumbuhkan sikap cinta tanah air yang sekarang ini mulai pudar dari masyarakat Indonesia.
Seluruh proses pembuatan kain tenun ikat ini dilakukan secara tradisional dikarenakan beberapa jenis kain dan motif tertentu akan susah jika dibuat dengan menggunakan mesin. Bahkan, jika benangnya putus, maka penenun dapat dengan mudah memperbaikinya. Selain itu, harga dari mesin tenun sangat mahal mencapai ratusan juta, sehingga dengan menggunakan alat tradisional dapat menghemat anggaran biaya.
Para pengrajin tenun ikat tersebut tidak hanya menjual produk berupa kain, namun ada pula produk-produk jadi seperi baju, tas, sepatu, syal, sarung, dan masih banyak lagi. Produk kampung industri ini dijual ke masyarakat dengan berbagai cara. Pertama, sebagian besar hasil produk dipajang di etalase rumah industri tersebut dan dijual langsung pada konsumen. Kedua, produk dijual di pameran-pameran atau dititipkan ke sesama perajin. Ketiga, dijual secara online.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |