Tebing Karaton yang berlokasi di RT 03 RW 10, Kampung Cihargem Puncak, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung kini populer sebagai tempat wisata di Bandung. Sebetulnya siapa yang pertama mengetahui soal view Indah di Tebing Karaton?
Adalah Ase Sobana (43) atau yang biasa disapa dengan Abah Ase, ia merupakan warga asli Kampung Cihargem Puncak. Sejak kecil, ia sering bermain di kawasan tersebut. Ia juga kerap mengambil rumput di daerah yang memiliki pemandangan yang indah itu.
Sedikit cerita tentang Tebing Keraton, Abah Ase selaku sesepuh Kampung menceritakan bahwa dulunya tempat ini adalah hutan belantara, di mana orang-orang didesa tersebut biasa menyebutnya Tebing Jontor dan berada dijalur patahan Lembang. Mula-mula Tebing Keraton ini muncul pada awal Mei 2014 tepatnya pukul 24.00. Ase mengaku mendapat wangsit. Pada malam hari, saat ia sedang duduk terdiam, di benak Ase tiba-tiba muncul nama "Tebing Karaton". Pada saat itu pula Abah Ase langsung menulis nama Tebing Karaton lalu keesokan harinya disimpan di depan rumah dilengkapi dengan petunjuk arah. Setelah nama tersebut dipasang, setiap harinya pengunjung mulai berdatangan. Terkadang ada 2 motor, 3 motor, 5 motor, dan seterusnya. Maka Abah Ase pun punya inisiatif untuk membersihkan halaman rumahnya lalu diperlebar sedikit demi sedikit sampai membuat jalan setapak ke tempat tujuan beserta lahan parkir.
Namun di sisi lain banyak orang bertanya-tanya kenapa sih namanya Tebing Keraton? Menurut Abah Ase, Tebing Karaton adalah sebuah kemewahan alam, kemegahan alam, dan keindahan alam yang bisa kita nikmati bersama. Maka Abah Ase tidak menulis keraton yang identik dengan gedung yang layaknya istana. Sejak dulu pun memang sudah ada, namun namanya bukan Tebing Keraton melainkan Cadas Jontor yang artinya Cadas tersebut menonjol ke depan dan mempunyai ketinggian yang berbeda di antara cadas-cadas lainnya. Itulah sedikit riwayat tentang Tebing Keraton.


Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang