|
|
|
|
Tata Desa di Kampung Naga Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM18_16818084_Priangga Narutama . |
Kampung Naga merupakan sebuah perkampungan yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya. Perkampungan ini masih menjaga berbagai sifat arsitektur dan penataan bangunan yang terbentuk oleh generasi nenek moyangnya.
Diantara hal yang paling mencolok dari perkampungan ini adalah sawah yang mengelilingi perkampungan ini di sebelah selatan. Persawahan-yang masih dimiliki oleh penduduk asli-ini masih menjadi ladang mata pencaharian bagi masyarakat Kampung Naga.
Selain itu, disebelah barat hutan tropis membatasi perkampungan ini, serta Sungai Ciwulan yang di sebelah timur dan hutan yang terletak di seberang sungai. Hutan yang terletak ini dipercayai sebagai tempat tinggal beberapa makhluk halus. Masyarakat berpesan bahwa hal ini sebagai makna bahwa hutan dan alam sekitar harus dijaga oleh penduduk Kampung Naga.
Rumah penduduk di Kampung Naga tersusun dengan sejajar sebuah jalan setapak yang letaknya di dataran lebih tinggi dibanding dengan jalan setapak. Hal ini diperuntukkan agar air dapat mudah mengalir kembali ke dataran yang rendah menuju Sungai Ciwulan apabila terjadi hujan. Selain itu, rumah juga terletak di-panggung dengan pintu rumah yang saling berhadapan dengan rumah yang di depannya.
Masyarakat Kampung Naga mempercayai bahwa dunia terdapat tiga tingkatan: bawah, tengah dan atas. Panggung rumah mengandung filosofi tempat manusia yang terletak di dunia tengah. Sementara itu, tiap panggung rumah ditopang oleh batu besar untuk memisahkan dunia tengah dari dunia bawah. Hal ini juga berfungsi dalam menjaga kekokohan bangunan apabila terjadi gempa bumi.
Letak Kampung Naga yang di lereng bukit, menghasilkan suatu posisi yang unik bagi tiap rumah penduduk. Rumah warga terletak di ketinggian yang berbeda yang dikelilingi tiap tingkatannya dengan bebatuan, layaknya sebuah punden berundak. Rumah pemimpin adat terletak di tingkatan yang paling atas.
Di tengah perkampungan terletak dua bangunan yaitu Balai Desa dan Masjid, sementara itu, di depan kedua bangunan tersebut terdapat lapangan yang biasanya digunakan untuk upacara adat. Balai Desa menjadi tempat penyimpanan berbagai instrumen musik dan alat lain yang biasanya dipergunakan di upacara. Bangunan ini juga dipergunakan sebagai tempat berkumpul warga di saat tertentu.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |