Kampung Naga merupakan sebuah perkampungan yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya. Perkampungan ini masih menjaga berbagai sifat arsitektur dan penataan bangunan yang terbentuk oleh generasi nenek moyangnya.
Diantara hal yang paling mencolok dari perkampungan ini adalah sawah yang mengelilingi perkampungan ini di sebelah selatan. Persawahan-yang masih dimiliki oleh penduduk asli-ini masih menjadi ladang mata pencaharian bagi masyarakat Kampung Naga.
Selain itu, disebelah barat hutan tropis membatasi perkampungan ini, serta Sungai Ciwulan yang di sebelah timur dan hutan yang terletak di seberang sungai. Hutan yang terletak ini dipercayai sebagai tempat tinggal beberapa makhluk halus. Masyarakat berpesan bahwa hal ini sebagai makna bahwa hutan dan alam sekitar harus dijaga oleh penduduk Kampung Naga.
Rumah penduduk di Kampung Naga tersusun dengan sejajar sebuah jalan setapak yang letaknya di dataran lebih tinggi dibanding dengan jalan setapak. Hal ini diperuntukkan agar air dapat mudah mengalir kembali ke dataran yang rendah menuju Sungai Ciwulan apabila terjadi hujan. Selain itu, rumah juga terletak di-panggung dengan pintu rumah yang saling berhadapan dengan rumah yang di depannya.
Masyarakat Kampung Naga mempercayai bahwa dunia terdapat tiga tingkatan: bawah, tengah dan atas. Panggung rumah mengandung filosofi tempat manusia yang terletak di dunia tengah. Sementara itu, tiap panggung rumah ditopang oleh batu besar untuk memisahkan dunia tengah dari dunia bawah. Hal ini juga berfungsi dalam menjaga kekokohan bangunan apabila terjadi gempa bumi.
Letak Kampung Naga yang di lereng bukit, menghasilkan suatu posisi yang unik bagi tiap rumah penduduk. Rumah warga terletak di ketinggian yang berbeda yang dikelilingi tiap tingkatannya dengan bebatuan, layaknya sebuah punden berundak. Rumah pemimpin adat terletak di tingkatan yang paling atas.
Di tengah perkampungan terletak dua bangunan yaitu Balai Desa dan Masjid, sementara itu, di depan kedua bangunan tersebut terdapat lapangan yang biasanya digunakan untuk upacara adat. Balai Desa menjadi tempat penyimpanan berbagai instrumen musik dan alat lain yang biasanya dipergunakan di upacara. Bangunan ini juga dipergunakan sebagai tempat berkumpul warga di saat tertentu.
#OSKMITB2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang