|
|
|
|
Tari Magasa Tanggal 27 Feb 2018 oleh Regina Berliani. |
Tari Magasa adalah tarian tradisional masyarakat Suku Arfak di Provinsi Papua Barat. Tarian ini biasanya akan dibawakan secara masal oleh para penari pria dan penari wanita. Mereka akan menari dengan saling bergandengan tangan serta membentuk barisan memanjang layaknya seperti ular, sehingga banyak yang menyebut tarian ini dengan
Konon Tari Magasa telah ada sejak zaman dahulu kala. Tarian ini merupakan salah satu tradisi adat dari masyarakat Suku Arfak. Suku Arfak sendiri merupakan suku asli yang telah lama mendiami wilayah Pegunungan Arfak di Manokwari, Provinsi Papua Barat. Tarian ini dulunya dilakukan untuk merayakan kemenangan ataupun keberhasilan dalam melakukan sesuatu. Selain itu juga Tari Magasa sering ditampilkan dalam menyambut para tamu kehormatan yang sedang datang ke sana.
Tarian ini dilakukan untuk ungkapan rasa syukur serta kebahagiaan masyarakat atas apa yang telah mereka dapatkan. Seiring dengan berjalannya waktu, Tari Magasa ini masih terus dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat Suku Arfak sampai sekarang. Selain sebagai salah satu warisan nenek moyang, Tari Magasa ini juga sangat kaya akan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Selain itu tarian ini juga dimaknai sebagai simbol dari persatuan dan rasa kebersamaan dari masyarakat Suku Arfak. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana mereka melakukannya yang secara bersama-sama tanpa memandang umur, gender, dan juga status sosial yang membedakan mereka. Dan juga difungsikan untuk memeriahkan sebuah acara seperti penyambutan tamu, pernikahan, acara adat dan juga acara penting lainnya.
Gerakan didalam Tari Magasa ini cukup sederhana, gerakan ini didominasi oleh gerakan yang melompat ke samping secara bersama-sama dan juga satu arah. Salah satu yang menarik didalam tarian ini adalah formasi mereka dalam menari yang berubah-ubah dan bervariasi tanpa terputus-putus. Formasi ini seperti formasi melingkar, melengkung dan juga lurus, sehingga terlihat seperti gerakan dari ular.
Dalam pertunjukan Tari Magasa ini biasanya hanya diiringi oleh nyanyian syair atau lagu dari para penari, sehingga tarian ini dilakukan tanpa menggunakan musik pengiring. Syair lagu tersebut kemudian dilakukan dengan cara bersama sama dalam satu suara. Walaupun tidak menggunakan musik pengiring, gerakan didalam tarian ini tetap seirama dengan syair lagu yang mereka bawakan.
Kostum yang digunakan oleh para penari didalam pertunjukan Tari Magasa ini biasanya menggunakan busana adat. Para penari pria biasanya akan hanya menggunakan cawat kain dan juga penutup kepala yang terbuat dari bulu burung Kasuari atau burung Cendrawasih. Untuk para penari pria biasanya akan dilengkapi senjata seperti alat tradisional pedang atau tombak di tangan mereka. Sedangkan untuk para penari wanita biasanya akan menggunakan kain sejenis sarung yang menutupi pada bagian dada sampai mata kaki mereka. Kemudian untuk aksesoris, para penari wanita akan menggunakan hiasan seperti bunga dan juga daun pohon sagu yang pasang di bagian rambut mereka.
Tari Magasa ini masih terus dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat disana. Dalam perkembangannya, tarian ini juga sering ditampilkan diberbagai acara hiburan atau perayaan. Selain itu juga Tari Magasa ini sering ditampilkan diberbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya, dan juga promosi pariwisata. Hal ini tentu dilakukan sebagai bagian dari usaha dalam melestarikan dan memperkenalkan kepada para generasi muda serta masyarakat luas akan tentang budaya yang mereka miliki.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |