|
|
|
|
Tari Baris Kekupu Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16518182_I Gede Indrayana Yogaputra. |
Tari Baris Kekupu meupakan sebuah tarian tradisional yang berasal dari Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Kota Denpasar. Tari ini diciptakan tahun 1930 oleh I Nyoman Kaler, seorang seniman kekebyaran yang terkenal pada masanya, yang juga menciptakan berbagai tarian Bali klasik seperti Tari Margapati dan Tari Demang Miring. Tari Baris Kekupu ini menggambarkan gerak gerik kupu-kupu (kekupu) yang beterbangan bebas dan saling bercengkrama. Tari ini pada awalnya diciptakan atas permintaan Griya Gede Lebah, Sumerta, untuk keperluan upacara Memukur (Upacara untuk menyucikan roh/atma), sehingga biasanya ditarikan pada saat upacara kematian pada umumnya (Pitra Yadnya), karena kupu-kupu dipercaya dapat menghantarkan atma/roh lepas dari Panca Maha Bhuta menuju alam Swarga Loka/Siwa.
Seperti tari Bali pada umumnya, Tari Baris Kekupu memiliki berbagai gerakan dasar seperti ngagem (gerak agem), sledet (lirikan mata ke kanan/kiri), miles (kaki digerakkan ke dalam), dan lain-lain. Tari ini juga terbilang mirip dalam segi gerak dengan Tari Kupu Kupu Tarum karya I Wayan Beratha dan Tari Legong Kupu Kupu Tarum asal Bedulu, Gianyar, tentu karena secara konsep sama-sama mengisahkan hidup kupu-kupu. Namun, ada gerakan-gerakan yang khusus hanya dapat dijumpai dalam tari ini, seperti gerakan nimpah (posisi kaki menyilang dan salah satunya menyentuh lantai). Selain itu, secara kostum ketiga tari ini cukup berbeda; Tari Baris Kekupu mengenakan kostum berupa pakaian Tari Baris yang dimodifikasi warnanya, dikombinasikan dengan gelungan (hiasan kepala) Tari Legong, serta sayap pada Tari Kupu-Kupu Tarum.
Tari Baris Kekupu
Tari Baris
Tari Legong
Tari Kupu Kupu Tarum
Dalam perkembangannya, Tari Baris Kekupu yang awalnya ditarikan oleh laki-laki, kini umumnya dibawakan oleh perempuan karena masih berhubungan dengan Tari Legong yang umumnya juga dibawakan perempuan. Selain dipertunjukkan pada upacara Pitra Yadnya/kematian sebagai tari sakral, tari ini juga mulai dibangkitkan dalam pertunjukan-pertunjukan seni seperti dalam Pesta Kesenian Bali, dan juga dalam upacara Dewa Yadnya/pemujaan Dewa. Di daerah asalnya, Banjar Lebah, tari ini biasa ditarikan sehari setelah upacara Piodalan Gede berlangsung, dan secara berkala ditarikan di Pura Desa Sumerta.
Tari lengkapnya bisa ditonton di situs https://www.youtube.com/watch?v=H-fj8i1XaEY
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |