Tari Baris Kekupu meupakan sebuah tarian tradisional yang berasal dari Banjar Lebah, Desa Sumerta Kaja, Kota Denpasar. Tari ini diciptakan tahun 1930 oleh I Nyoman Kaler, seorang seniman kekebyaran yang terkenal pada masanya, yang juga menciptakan berbagai tarian Bali klasik seperti Tari Margapati dan Tari Demang Miring. Tari Baris Kekupu ini menggambarkan gerak gerik kupu-kupu (kekupu) yang beterbangan bebas dan saling bercengkrama. Tari ini pada awalnya diciptakan atas permintaan Griya Gede Lebah, Sumerta, untuk keperluan upacara Memukur (Upacara untuk menyucikan roh/atma), sehingga biasanya ditarikan pada saat upacara kematian pada umumnya (Pitra Yadnya), karena kupu-kupu dipercaya dapat menghantarkan atma/roh lepas dari Panca Maha Bhuta menuju alam Swarga Loka/Siwa.
Seperti tari Bali pada umumnya, Tari Baris Kekupu memiliki berbagai gerakan dasar seperti ngagem (gerak agem), sledet (lirikan mata ke kanan/kiri), miles (kaki digerakkan ke dalam), dan lain-lain. Tari ini juga terbilang mirip dalam segi gerak dengan Tari Kupu Kupu Tarum karya I Wayan Beratha dan Tari Legong Kupu Kupu Tarum asal Bedulu, Gianyar, tentu karena secara konsep sama-sama mengisahkan hidup kupu-kupu. Namun, ada gerakan-gerakan yang khusus hanya dapat dijumpai dalam tari ini, seperti gerakan nimpah (posisi kaki menyilang dan salah satunya menyentuh lantai). Selain itu, secara kostum ketiga tari ini cukup berbeda; Tari Baris Kekupu mengenakan kostum berupa pakaian Tari Baris yang dimodifikasi warnanya, dikombinasikan dengan gelungan (hiasan kepala) Tari Legong, serta sayap pada Tari Kupu-Kupu Tarum.
Tari Baris Kekupu
Tari Baris
Tari Legong
Tari Kupu Kupu Tarum
Dalam perkembangannya, Tari Baris Kekupu yang awalnya ditarikan oleh laki-laki, kini umumnya dibawakan oleh perempuan karena masih berhubungan dengan Tari Legong yang umumnya juga dibawakan perempuan. Selain dipertunjukkan pada upacara Pitra Yadnya/kematian sebagai tari sakral, tari ini juga mulai dibangkitkan dalam pertunjukan-pertunjukan seni seperti dalam Pesta Kesenian Bali, dan juga dalam upacara Dewa Yadnya/pemujaan Dewa. Di daerah asalnya, Banjar Lebah, tari ini biasa ditarikan sehari setelah upacara Piodalan Gede berlangsung, dan secara berkala ditarikan di Pura Desa Sumerta.
Tari lengkapnya bisa ditonton di situs https://www.youtube.com/watch?v=H-fj8i1XaEY
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja