Pacitan, selain dari keindahan alam dan wisata pantainya, kabupaten diujung propinsi Jawa Timur ini sejak dari dahulu sudah terkenal akan kuliner dan oleh olehnya. Kita sebut saja makanan khas Pacitan yang fenomenal antara lain; kolong klethik, gethuk lindri, bucon, jenang pitheng, tiwul, kalak an dan sale pisang.
Tetapi sejak tahun 2010an keatas produk – produk olahan tuna mulai bermunculan dan mendapat sambutan yang antusias baik bagi warga Pacitan sendiri maupun diluar Pacitan. Salah satu oleh – oleh olahan tuna khas Pacitan yang paling populer adalah tahu tuna Dewa Ruci karena terkenal dengan rasa enak dan harga murah.
Tahu tuna Dewa Ruci diproduksi oleh kelompok pengolah dan pemasar ( Poklahsar ) Peni yang beralamatkan di desa Ngadirojo, Kecamatan Ngadirojo, Pacitan yang memperkerjakan karyawan disekitar lokasi pabrik sebagai wujud pemberdayaan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Poklahsar Peni berkomitmen membuat produk yang sehat dan bergizi dengan jaminan bebas pengawet, pewarna maupun pengenyal, selain itu juga mendapat pembinaan langsung dari Dinas Perikanan Kabupaten Pacitan untuk menjamin mutu, keamanan dan kualitas produk.
Selain tahu tuna, Poklahsar Peni juga memproduksi dan menjual aneka olahan produk berbahan dasar ikan tuna antara lain;
1. Bakso tuna
2. Nugget tuna
3. Tempura Tuna
4. Kaki Naga Tuna
5. Lumpia Tuna
6. Risoles Tuna
7. otak – otak tuna
8. Kerupuk tuna
9. Keripik Tuna
Harga per bungkusnya pun cukup murah yaitu Rp. 7000 dengan isi 10 tahu dengan ketahanan 3 ( tiga ) bulan bila disimpan dalam freezer dengan suhu minus (-) 18 derajat celcius dan sekitar 24 jam bila produk diluar freezer.
Cara penyajian produk Dewa Ruci pun cukup mudah, yaitu;
1. Keluarkan produk dari freezer
2. Diamkan dalam suhu ruangan agar bunga es dalam produk mencair
3. Setelah produk tidak membeku, siap digoreng. ( tanpa atau bisa menambahkan bumbu sesuai selera )
4. Goreng dengan minyak panas
5. Setelah warna berubah kekuningan, siap diangkat.
6. Hidangkan dalam kondisi hangat dan tambahkan saus / sambal sesuai selera.
#DaftarSB19
http://www.pacitantrip.com/ini-dia-oleh-oleh-khas-dari-pacitan-tahu-tuna-dewa-ruci/
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang