Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Sejarah Banten Lebak, Pandeglang
Suku Baduy
- 28 Oktober 2017

sejarah suku baduy

Menilik sejarah Suku Baduy tentunya tidak terlepas dari asal-usul masyarakat etnis itu sendiri. Suku Baduy atau Badui, dan biasa juga menyebut masyarakatnya sebagai “urang Kanekes” disinyalir merupakan sebutan yang mengacu pada nama wilayah atau tempat asal mereka, yaitu Kanekes. Menurut pendapat lain, sebutan “Baduy” merupakan sebutan masyarakat luar untuk menyebut etnis tersebut yang diawali dari sebutan para peneliti Belanda untuk menamakan masyarakat nomaden (masyarakat yang hidup berpindah-pindah) di sekitaran gunung dan sungai Baduy yang terletak di bagian utara wilayah Kanekes.

Suku Baduy termasuk ke dalam etnis Sunda yang tinggal di Kabupaten Lebak Banten. Hingga saat ini sebagian besar masyarakatnya, terutama yang terdapat di pedalaman Baduy, masih sangat menutup diri dari dunia luar serta memegang kuat nilai adat-istiadat secara turun-temurun.

Asal-usul Suku Baduy

Secara garis besar, ada tiga pendapat berbeda mengenai asal mula sejarah Suku Baduy. Yaitu pendapat para ahli sejarah, kepercayaan turun-temurun penduduk setempat, dan analisis kesehatan yang dilakukan dokter Van Tricht pada tahun 20-an.

Menurut pendapat para ahli dengan mengaitkan beberapa bukti sejarah seperti penemuan prasasti, penelusuran catatan para pelaut Tiongkok dan Portugis, serta folklore berupa cerita rakyat tentang tatar Sunda, disimpulkan bahwa masyarakat Baduy memiliki hubungan erat dengan kerajaan Pajajaran di masa lampau.
Versi pertama berdasar bukti sejarah menyebutkan bahwa Suku Baduy merupakan komunitas orang-orang pelarian dari kerajaan Pajajaran yang dulunya berpusat di wilayah Pakuan (sekarang menjadi daerah Bogor) dan mengalami kehacuran sekitar abad ke 16. Versi berikutnya menyebutkan bahwa Suku Baduy merupakan turunan para prajurit khusus yang diutus oleh Pangeran Pucuk dari Pajajaran untuk menjaga kelestarian Gunung Kendeng tanpa boleh membuka identitasnya agar tidak dikenali musuh.

Pendapat para ahli tersebut ditolak mentah-mentah oleh masyarakat Baduy. Berdasar kepercayaan etnis tersebut, mereka adalah turunan murni Batara Cikal yang diutus ke bumi. Mereka juga menganggap bahwa Nabi Adam merupakan cikal bakal orang Kanekes yang memiliki tugas penting untuk bertapa demi menjaga keseimbangan dunia.

Menguatkan kepercayaan masyarakat Baduy tersebut, dr Van Tricht yang mengadakan riset kesehatan pada tahun 20-an juga menyebutkan bahwa masyarakat etnis Baduy memanglah penduduk asli wilayah tersebut dan sudah ada jauh sebelum hancurnya kerajaan Pajajaran. Menurut Van Tricht, raja bernama Rakeyan Darmasiksa yang dahulu berkuasa di wilayah tersebut memerintahkan masyarakat Baduy untuk menempati daerah Baduy dengan kewajiban memelihara kabuyutan (ajaran leluhur) sehingga ditetapkan sebagai daerah suci (mandala). Ajaran leluhur di daerah ini dikenal dengan nama Jati Sunda atau Sunda Wiwitan (Sunda asli), yang kemudian juga menjadi agama asli masyarakat Baduy.

Terlepas dari keragaman pendapat mengenai asal-usul sejarah Suku Baduy, etnis tersebut hingga saat ini terbukti masih memegang kuat ajaran nenek moyangnya, yaitu mengenai adat “Pikukuh” yang wajib dianut dalam keseharian. Konsep terpenting di dalamnya adalah aturan mengenai kehidupan sederhana yang apa adanya tanpa perlu diubah-ubah. Mulai dari pertanian, pembangunan, hingga pakaian, konsep tersebut terus diterapkan sehingga masyarakat Baduy jarang berhadapan dengan kesulitan hidup.

Oleh karena itu, belajar dari sejarah Suku Baduy dan awal mula kemunculannya, baik yang didasarkan pendapat para ahli atau kepercayaan masyarat Baduy sendiri, perkembangan etnis tersebut hingga saat ini pada dasarnya berlandas dari ketetapan masyarakatnya untuk mempertahankan nilai kebenaran dalam suatu budaya yang telah ada dan melestarikannyan secara turun-temurun. Hasilnya, dengan terus menyelaraskan diri dengan alam tanpa bersinkronisasi dengan peradaban terkini pun, masyarakat etnis asli Sunda satu ini terbukti mampu menciptakan sejarah Suku Baduy yang tetap hidup dan bahkan semakin berkembang.

https://wisatabanten.com/sejarah-suku-baduy/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline