Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Situs Prasejarah Jawa Barat Cirebon
Situs Pejambon
- 25 Februari 2015

Di Blok Pejambon Lor, Kelurahan Pejambon, Kecamatan Sumber berjarak sekitar 3 km sebelah timur laut Sumber, terdapat tinggalan arkeologis berupa sekumpulan arca sebanyak 27 figur dengan berbagai wujud. Dahulu kumpulan arca ini berada di bawah pohon mangga pada pekarangan rumah salah satu penduduk yang bernama Bapak Tarsidi. Salah satu arca ada yang bentuknya mirip dengan tokoh pewayangan Semar. Karena arca tersebut masyarakat memberi nama situs Watu Semar. Pada waktu ini arca-arca tersebut telah dikumpulkan di bangunan permanen (cungkup) berukuran 5,3 x 5,3 m yang didirikan oleh pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang.

Bangunan ini berada di tepi jalan desa tepatnya pada koordinat 060 44' 255" Lintang Selatan dan 1080 30' 154" Bujur Timur. Sekitar bangunan merupakan sawah pada pedataran rendah. Bentuk arca yang terdapat di Situs Watu Semar ini tidak proporsional. Bentuk tangan dan kaki semuanya digambarkan melekat ke badan yang ditampilkan dengan memberikan batas goresan saja, sehingga tangan dan kaki itu hanya berbentuk pahatan bas relief. Selain itu bentuk wajah sangat sederhana. Menurut keterangan Bapak Raden Mas Subagyo, sebagai pemelihara situs tersebut, dikatakan bahwa arca-arca yang berbentuk Ganeça, Siwa, Punokawan, figur wanita, Lingga, dan Yoni merupakan arca kuno. Sedangkan arca-arca yang lain merupakan buatan pada masa yang lebih kemudian. Menurut keterangan beliau arca-arca tersebut dibuat oleh seorang penduduk setempat yang bernama Bapak Cayat. Arca-arca tersebut di antaranya sebagai berikut,

a. Arca seorang wanita dengan rambut panjang membelit seluruh tubuhnya. Bentuk wajah bulat dengan bibir tebal. Arca yang terbuat dari batuan andesitik ini digambarkan tidak bertangan dan kaki. Arca berbentuk figur wanita ada yang digambarkan dengan dada membusung dan perut buncit. Bentuk wajah bulat dengan bibir tebal. Rambut lurus dengan panjang sampai punggung. Arca ini tidak mempunyai kaki dan kedua tangannya patah. 

b. Arca yang berciri sebagai dewa digambarkan dengan posisi duduk di permukaan lapik (alas) persegi. Ujung-ujung jari kedua kaki saling beradu. Tangan berjumlah empat dengan posisi dua tangan yang di depan terlipat dengan kedua telapak tangan menggenggam bertemu di antara perut dan dada. Sedangkan kedua tangan yang lain, sebelah kanan memegang kapak (parasu), dan tangan kiri mengepal diletakkan di atas paha. Bentuk wajah persegi dengan dagu terlipat, bibir tebal dan mata terpejam. Pada bagian kepala terdapat tambahan dari bahan semen membentuk seperti tutup kepala. 

c. Arca yang digambarkan sebagai sosok manusia tidak mempunyai kaki dan bertangan 2. Tangan kanan terlipat berada di depan perut, sedangkan tangan kiri terlipat berada di samping perut. Posisi kedua tangan ini seolah-olah sedang memegang perut yang membuncit. Wajah digambarkan agak menengadah dengan bibir sangat lebar. Pada bagian atas kepala terdapat semacam tutup kepala. Arca figur manusia ada yang digambarkan dengan kedua tangan terlipat bertumpu pada kedua kaki. Badan lebar, perut agak membuncit. Wajah lebar dengan pipi menggembung dan bibir tebal. Bentuk rambut lurus dengan panjang sampai bahu.

d. Arca Ganesha menggambarkan dewa berkepala gajah tanpa kaki, tangan berjumlah dua terlipat di depan dada. Tangan kanan memegang gada, sedangkan tangan kiri memegang gading. Muka digambarkan dengan mulut lebar, belalai menjuntai sampai menyentuh tangan kanan. Pada bagian punggung dipahatkan sebuah kebut lalt (chamara) dan kuncup bunga teratai (utpala).

e. Bentuk lain arca figur manusia ada yang digambarkan tidak mempunyai kaki tetapi memakai kain dan ikat pinggang. Selain itu juga digambarkan memakai selendang yang menjuntai di bagian depan. Tangan berjumlah dua dengan posisi tangan kanan menjuntai lurus ke bawah di samping kanan badan, sedangkan tangan kiri ditekuk di samping kiri badan dengan memegang pengait (ankusa). Bentuk wajah bulat dengan pipi menggembung dan bibir tebal. 

f. Arca figur manusia ada juga yang digambarkan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menjuntai. Tangan berjumlah satu yaitu tangan kiri yang sedang memegang kendi. Muka berbentuk bulat dengan mulut menyeringai dan mata sipit. 

g. Selain arca berbentuk figur manusia atau dewa juga terdapat beberapa arca yang menggambarkan binatang. Binatang tersebut ada yang digambarkan dililit ular. 

Lokasi:  Blok Pejambon Lor, Kecamatan Sumber

Koordinat : 6 44' 255" S, 108 30' 154" E

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline