Situs Calon Arang terletak di Dusun Butuh, Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur.
Menuju ke Situs Calon Arang
Dari arah Kota Kediri, arahkan kendaraan ke arah Gurah – Pare. Sekitar satu kilometer dari Pasar Gurah (atau 500 meter dari Perempatan Sukerejo), pada kanan jalan terdapat SD Kerkep yang berdekatan dengan Balai Desa Kerkep.
Di seberang SD ini terdapat jalan desa. Masuk saja dan terdapat masjid di kanan jalan, belok kanan. Terus saja hingga ujung jalan yang terdapat Pos Kamling. Dari sini belok kiri dan terus saja. Sebelum masuk jalan tanah yang menuju sawah, belok kanan sejauh 100 meter. Di kiri jalan terdapat jalan tanah kecil dengan dam kecil bertuliskan GESTAPU. Belok kiri. Ikutilah jalan tanah itu sejauh 200 meter hingga jalan berakhir di persawahan. Di sebelah kanannya ada jalan kecil yang menuju ke sekumpulan pepohonan. Ikutilah jalan itu karena Situs Calon Arang ada di bawah pepohonan tersebut.
Jika naik kendaraan umum, dari arah Kota Kediri bisa naik angkot menuju Pare atau Bus Malang. Selanjutnya, silahkan ikuti petunjuk saya diatas. Jika tersesat, jangan ragu untuk bertanya ke warga sekitar karena warga sekitar mengenal baik keberadaan situs ini.
Calon Arang, Janda Desa Girah
Calon Arang merupakan kisah yang berdasarkan dari Serat Calon Arang yang ditulis pada abad ke-12. Penulisnya sendiri tidak diketahui dan salinannya dalam bahasa latin tersimpan di Bijdragen Koninklijke Instituut, Belanda.
Serat Calon Arang mengisahkan tentang Calon Arang, seorang janda yang hidup di Desa Girah. Calon Arang memiliki seorang putri cantik jelita yang bernama Ratna Manggali. Karena kekejaman Calon Arang yang sering merusak panen dan mendatangkan penyakit, Ratna Manggalipun sulit mendapat jodoh.
Marah dan dendam, Calon Arangpun menculik gadis muda untuk dikorbankan ke Dewi Durga. Banjirpun datang dan menewaskan banyak warga. Selain banjir, penyakitpun juga mulai berdatangan. Mengetahui hal ini, Raja Airlangga segera mengutus Empu Baradah untuk menyelesaikan masalah ini. Empu Baradah lalu menikahkan muridnya, Empu Bahula dengan Ratna Manggali. Pesta besar – besaranpun diadakan dan keadaan kembali normal.
Suatu hari, Empu Bahula berhasil mengambil buku ilmu sihir Calon Arang dan menyerahkannya ke Empu Baradah. Marah, Calon Arangpun adu kekuatan dengan Empu Baradah. Tanpa bantuan Dewi Durga, Calon Arangpun kalah dan keadaanpun menjadi tenang dan damai.
Situs Calon Arang
Dua kali ke Situs Calon Arang bertepatan dengan panennya tebu, Situs Calon Arang bisa terlihat dengan mudah dari jalan tanah dengan benderanya yang berwarna – warni yang dililitkan pada beberapa pohon. Jika ke situs ini saat tebu sedang tinggi – tingginya, niscaya akan kesulitan untuk menemukan situs ini.
Saat ini, Situs Calon Arang hanya tersisa empat buah umpak dan beberapa diantaranya dalam posisi terbalik, dua buah batu ambang pintu yang satu diantaranya dijadikan landasan sebuah patung baru yang khas Bali. Selain itu masih ada dua buah batu andesit berbetuk persegi yang merupakan komponen suatu bangunan ditambah sebuah lumpang dengan dasar yang berlubang serta beberapa batu andesit biasa yang diletakkan di sekitar situs.
Tak ada bata kuno di situs ini, yang ada hanyalah batu bata biasa. Ada sebuah bata kuno yang terlihat pada jalan tanah menuju situs ini. Setelah ditelusuri, ternyata ada banyak bata kuno pada sungai yang mengering di kiri jalan (samping pohon di ujung jalan).
Bentuk asli Situs Calon Arang sendiri masih merupakan suatu misteri mengingat sedikitnya batu – batu komponen bangunan yang tersisa. Tapi, dengan adanya umpak, kemungkinan bentuknya adalah suatu pendopo. Umpak – umpak tersebut digunakan sebagai penyangga tiang – tiang yang menyangga atap bangunan. Jika kisah Calon Arang itu benar adanya, kemungkinan besar Situs ini berlatar belakang agama Hindu dan didirikan pada era Kerajaan Kahuripan.
Situs Calon Arang juga ramai akan peziarah, terutama peziarah yang berasal dari Bali. Bahkan, situs ini pernah didatangi budayawan Bali. Walau minim data, dengan kunjungan budayawan dari Bali ini, banyak pihak semakin yakin bahwa Situs Calon Arang merupakan asal dari Legenda Calon Arang yang melegenda itu. Jika ditelusuri kebelakang, daerah tempat Situs Calon Arang berada dulunya bernama Desa Girah sebelum berubah menjadi Kecamatan Gurah.
Sayang sekali, situs yang legendanya menjadi dasar Tari Barong yang mendunia itu seakan tidak diurus dan dibiarkan terbengkalai. Walau sudah dimasukkan ke dalam pamflet Pariwisata Kabupaten Kediri.
Situs Calon Arang sebelum dikeramik
Sumber: http://3.bp.blogspot.com/-Csyvp1BsPtg/TslBwlKJmkI/AAAAAAAABg4/IUb_XrrRXF0/s320/Situs+Calon+Arang.jpg
Situs Calon Arang sebelum dikeramik
Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-X7x0Mz68538/TslBxzbMn6I/AAAAAAAABhE/i784mPAYQTw/s1600/Situs+Calon+Arang+%25281%2529.jpg
Situs Calon Arang setelah dikeramik
Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-iXVCLIH75RM/TslB1OWxUlI/AAAAAAAABhg/t3ue_khaYzo/s320/Situs+Calon+Arang+%25286%2529.jpg
Batu Ambang Pintu
Sumber: http://4.bp.blogspot.com/-0pChG8mbLN4/TslBwumCQkI/AAAAAAAABg0/7HV96KlmaFI/s200/Situs+Calon+Arang+%25282%2529.jpg
Situs Calon Arang di tengah Kebun Tebu
Sumber; http://1.bp.blogspot.com/-9LP7iB6EzOg/TslB178Q4CI/AAAAAAAABhs/alNIckJAlGE/s320/Situs+Calon+Arang+%25288%2529.jpg
Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Jaka Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...
Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...
Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...
Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...