Situs Bumi Adat Cikondang
Situs Bumi Adat Cikondang ini berada di Kp. Cikondang Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Situs ini sudah berdiri selama lebih dari 360 tahun. Situs ini dijaga dan dipelihara oleh seorang kuncen yang bernama Abah Anom, yang bernama lengkap Anom Juhana. Beliau sudah berusia 70 tahun dan sudah 7 tahun menjadi kuncen Situs Bumi Adat Cikondang. Luasnya 3 hektar yang terdiri atas pekarangan, bumi adat, hutan larangan, makam, dan sawah. Menurut penuturan Abah Anom, situs ini dulunya ada 40 rumah, namun pada tahun 1942 terjadi kebakaran yang hanya menyisakan 1 rumah yang sampai saat ini masih berdiri. Situs Bumi Adat Cikondang ini sudah mengalami renovasi dua kali, yang pertama didanai oleh keluarga keturunan kuncen, tepatnya paman Abah Anom sedangkan yang kedua mendapat biaya dari pemerintah daerah Kabupaten Bandung. Meski sudah menglami perbaikan, ada satu prinsip yang dipegan goleh keturunan kuncen Bumi Adat Cikondang, yaitu ‘upami pondok teu menang disambung, upama panjang teu menang dipotong’ yang artinya apabila pendek tidak boleh disambung,apabila panjang tidak boleh dipotong. Jadi setiap sudut di Bumi Adat ini masih seperti aslinya. Bumi Adat ini mempunyai filosofi dari setiap detail ruamhnya. Rumah ini memiliki panjang 12 meter dan lebar 8 meter. 12 meter melambangkan jumlah bulan yang ada dalam kalender hijriah, dan 8 hitungan yang dapat menghitung kapan jatuhnya tanggal 1 Muharam. Bahkan menurut Abah Anom, hitungan itu sudah pasti, kuncen sudah tahu kapan tepatnya tanggal 1 Muharam tahun depan, lima tahun kedepan dan seterusnya.
Ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilanggar apabila kita ingin masuk ke situs Bumi Adat Cikondang. Diantaranya, kalau ingin buang air kecil tidak boleh menghadap ke arah selatan melainkan harus ke arah utara. Setiap hari Selasa, Jumat, dan Sabtu tidak boleh masuk ke situs ini. Saat kita memasuki situs ini, kita harus mengucapkan salam dan masih banyak lagi pantangan lainnya.
Ada ritual pokok yang menjadi kegiatan tahunan di Situs Bumi Adat Cikondang, di tanggal 15 Muharram. Kegiatannya yaitu membuat ‘Nasi Tumpeng 200’ yang dibuat oleh 170 orang. Kegiatan ini disaksikan oleh Camat, Koramil, Bupati, juga warga sekitar karena acara ini sangat langka dan tidak ditemukan dalam budaya manapun. Terakhir, Abah Anom mengharapkan agar listrik tidak masuk ke situs Bumi Adat Cikondang ini, karena tidak ingin adat budaya sunda ini tergerus oleh budaya modern, Abah Anom berharap kedepannya lebih banyak yang ingin mempertahankan adat budaya sunda, khususnya menjaga adat budaya di Cikondang.
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang