Nama Situs Balong Dalem diambil dari bahasa Sunda balong yang berarti kolam dan dalem yang mengacu kepada status sosial seseorang. Situs ini dihubungkan dengan keberadaan Sultan Matangaji atau Buyut Bayu yang datang dari Kesultanan Cirebon di tempat ini. Beliau menetap hingga meninggal di tempat ini. Selama hidup beliau menyebarkan agama Islam dan setelah meninggal dimakamkan di lokasi yang dekat dengan balong tersebut. Situs ini terletak di desa babakan Mulya. Lokasi situs yang tidak jauh dari pusat Kota Kuningan ini mudah dicapai karena letaknya yang berada di tepi jalan raya beraspal yang memisahkan wilayah desa Babakan Mulya dengan desa Jalaksana di seberang timurnya. Di tempat ini pula terdapat Taman Makam Pahlawan “Samudera”. Secara astronomis terletak pada koordinat 6º55’13 LS dan 108º28’33” BT.
Situs Balong Dalem berupa areal yang di dalamnya terdapat mata air, dua monolit berdampingan yang dikenal dengan batu kawin, areal kosong yang disebut Karangmangu, kolam yang berukuran cukup besar, dan makam Buyut Bayu. Lingkungan sekitar situs ini cukup terjaga keaslian dan keasrian lingkungannya. Pepohonan tahunan masih cukup lebat melingkupi situs. Sehari-hari masyarakat beraktivitas memanfaatkan situs ini, dari mencuci hingga memancing ikan yang berada di kolam tersebut. Di tempat ini secara berkala diadakan upacara adat berupa upacara kawin cai. Upacara adat yang menyedot perhatian yang cukup besar dari berbagai kalangan masyarakat ini berupa mengawinkan/menyatukan air dari mata air di daerah tersebut dengan air yang didatangkan dari mata air Cibulan, Desa Manis Kidul. Upacara tersebut bertujuan agar kedua mata air tidak kering. Pada waktu upacara ini, perlengkapan inti upacara, seperti air yang dikawinkan diletakkan di batu kawin. Sementara itu, upacara dipusatkan di Karangmangu. Di Karangmangu ini pula,pada masa lampau merupakan tempat berkumpulnya para ulama atau penyebar agama dari berbagai tempat.
Di sebelah utara balong dalem terdapat makam Buyut Bayu. Makam ini terletak di dalam bangunan cungkup yang kondisisnya mulai rusak. Tokoh ini termasuk tokoh yang dihormati karena perannya di masa lampau sebagai penyebar agama Islam. Makam Buyut Bayu berorientasi utara selatan ditandai adanya jirat dan dua nisan yang terbuat dari batu alam yang ditegakkan.
Lokasi: Desa Babakan Mulya, Kabupaten Cirebon
Koordinat : 6º55’13 S, 108º28’33” E
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.