Paropo adalah suat desa yang berada tepat ditepi Danau Toba lebih tepatnya ditepi Tao Silalahi.Paropo berada di Kecamatan Silahisabungan,Kabupaten Dairi,Sumatera Utara.Mayoritas penduduknya adalah marga Silahisabungan karna Paropo termasuk tanah milik Oppung Silahisabungan.DiParopo ada gunung yang namanya Siponggol Dolok yang letaknya menghadap ke arah danau.
Siponggol dolok berasal dari dua kata dalam bahasa batak yaitu ponggol dan dolok.Ponggol berarti Potong dan dolok berarti gunung.Jika diartikan Siponggol dolok adalah gunung yang terpotong.
Gunung ini konon adalah gunung biasa yang yang belum ada pemiliknya.Tapi karna ada sesuatu hal seperti perebutan tanah,terjadilah perebutan pada gunung ini juga.
Oppung Sidebang adalah orang yang mempunyai tanah yang luas di Paropo konon tapi karna kebaikan hatinya dia memberi tanahnya kepada teman teman nya dan kepada orang orang yang membutuhkan,awalnya dipinjamkan tapi kelama lama an dilupakan.
Hingga suatu saat Oppung Sidebang disebut sebut orang sebagai Oppung Presiden dikampung itu pada masanya.Setiap orang suka terhadap oppung Sidebang.
Pada suatu ketika Oppung Sidebang ingin menambah tanah nya,lalu ia berpikir sebelum orang lain menguasai tanah yang didolok itu dia dulu yang menguasai nya. Dia pun mencari cari cara supaya mendapatkan tanah tersebut.Dan pada akhirnya oppung melihat ada orang yang sedang beternak kerbau berusaha menyebrang dari atas gunung itu.Hitung hitung berbuat baik oppung menemukan cara yang bagus yaitu dia menggali gunung itu dengan cangkul sendirian sehingga terbentuk suatu patahan di gunung tersebut.Oppung mengatakan bahwa dari tanah yang dia gali sampai ujung gunung mengarah danau toba adalah tanahnya.Masyarakat pun setuju akan hal itu karna orang dapat menyebrang gunung dengan mudah apalagi saat membawa kerbau.
Sampai saat ini masyarakat Paropo menyebut gunung itu siponggol dolok karna bentuknya seperti terpotong ditengahnya.Dan masyarakat mengakui bahwa Siponggol dolok itu adalah milik Oppung Sidebang.Karna untuk menghargai kerja keras dan kebaikan oppung itu,Kuburannya dibuat tepat di atas Siponggol Dolok dan menghadap ke arah perkampungan dan Danau Toba.Demikian juga anak anaknya dikubur disampingnya.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja