×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Upacara Adat

Provinsi

Jawa Barat

Asal Daerah

Kuningan

Seren Taun

Tanggal 24 Apr 2015 oleh Friskalaras .

 

Seren Taun adalah upacara panen padi yang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas keberhasilan dalam bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan harapan untuk setahun yang akan datang.

Lebih spesifik lagi, upacara seren taun merupakan acara penyerahan hasil bumi berupa padi yang dihasilkan dalam kurun waktu satu tahun untuk disimpan ke dalam lumbung . Ada dualumbung; yaitu lumbung utama(leuit indung) ; serta lumbung pangiring atau leuit leutik (lumbung kecil). Leuit indung digunakan sebagai sebagai tempat menyimpan padi ibu yang ditutupi kain putih dan pare bapak yang ditutupi kain hitam. Padi di kedua lumbung itu untuk dijadikan bibit atau benih pada musim tanam yang akan datang. Leuit pangiring menjadi tempat menyimpan padi yang tidak tertampung di leuit indung.

Dalam Upacara Seren Taun inilah dituturkan kisah klasik pantun serta sastra sunda yang menceritakan tentang perjalanan Sang Hyang Asri atau Dewi Sri merupakan utusan dari Jabaning Langit diturunkan ke bumi untuk memberikan kesuburan tanah bagi petani.

Seren Taun dilaksanakan  pada tanggal 22 bulan Rayagung Tahun Saka bulan terakhir dalam perhitungan kalender Sunda. Di awali dengan Upacara Ngajayak ( Penjembutan Padi) pada tanggal 18 dilanjutkan dengan penumbukan padi dan sebagai puncak acaranya jatuh pada tanggal 22 Rayagung. Ngajayak dalam bahasa Sunda berarti menerima dan menyambut sedangkan bilangan 18 (delapan welas) dalam bahasa sunda dikonotasikan sebagai welas asih yang berarti cinta kasih dan kemurahan Tuhan menganugrahkan kemakmuran kehidupan umatnya serta segala alam semesta.

Tiga tahapan ritual  dalam upacara Seren Taun.

Pertama adalah Damar Sewu; Sebagai gambaran manusia dalam menjalani kehidupan baik sosial maupun pribadi.

Damar sewu atau seribu damarmerupakan acara pembuka dalam upacara seren taun. damar sewu biasa diadakan pada malam hari (sekitar jam 7 malam) damar sewu dimulai dengan penyalaan obor besar yang ada di halaman gedung paseban tri panca tunggal oleh seorang pemuda yang menunggangi kuda sambil membawa obor. setelah obor besar menyala dilanjutkan dengan menyalakan obor obor lain yang berada di sepanjang jalan desa cigugur.  pada upacara damar sewu ini desa cigugur akan diterangi oleh damar yang jumlahnya sangat banyak.

Kedua adalah Tari Buyung; Gerakannya Menggambarkan Penyelarasan Manusia Dengan Alam. Dalam tarian itu, manusia diajak untuk lebih dekat dengan alam dan mencintainya sebagai sahabat yang harus terus berjalan bersama.

Setiap gerakan dalam tari Buyung memiliki makna . Menginjak kendi sambil membawa buyung di kepala (nyuhun) erat relevansinya dengan ungkapan “di mana bumi di pijak di situ langit dijunjung”. Buyung adalah sejenis alat yang terbuat dari logam maupun tanah liat yang digunakan oleh sebagian wanita desa pada zaman dulu untuk mengambil air di sungai, danau, mata air, atau di kolam.

Membawa buyung di atas kepala sangat memerlukan keseimbangan. Hal ini berarti bahwa dalam kehidupan ini perlu adanya keseimbangan antara perasaan dan pikiran. Pergelaran tari buyung dengan formasi Jala Sutra, Nyakra Bumi, Bale Bandung, Medang Kamulan, dan Nugu Telu memiliki makna yang menyiratkan bahwa masyarakat petani Sunda adalah masyarakat yang religius. Sang Hyang Maha Kuasa diyakini sebagai  segala asal-usul sumber hidup dan kehidupan. Sementara manusia merupakan mahluk penghuni bumi yang paling sempurna di antara mahluk-mahluk ciptaan Sang Hyang Maha Kuasa lainnya.

Alam penuh dengan energi. Alam selalu bereaksi dengan tingkah laku manusia, dan ikut mempengaruhi karakter manusia. Eksistensi dalam alam makrokosmos dilihat sebagai sesuatu yang tersusun secara hierarkis. Sehingga, secara moral manusia dituntut untuk menyelaraskan hidupnya dengan alam, yaitu antara mikrokosmos (manusia) dan makrokosmos (alam raya) untuk membuahkan kesadaran mengenai penghayatan iman terhadap keagungan Sang Hyang Maha Pencipta.

Dan yang ketiga Pesta Dadung;  Sebagai Upaya meruwat antara energi positif dan negatif akan keseimbangan alam.

Pesta Dadung merupakan upacara sakral masyarakat dilaksanakan di Mayasih (kawasan gunung batu) yang merupakan upaya meruwat dan menjaga keseimbangan antara positif dan negatif di alam, jadi pesta dadung merupakan upaya meruwat dan menjaga keseimbangan alam agar hama dan unsur negatif tidak mengganggu kehidupan manusia. Setelah pesta Dadung berakhir, bisanya akan ditanami pohon dikawasan tersebut

Puncak Acara: Arak-arakan dari 4 penjuru

Puncak upacara Seren Taun serupa festival. Arak-arakan masyarakat terdiri dari 4 formasi barisan muda-mudi, ibu-ibu, bapak-bapak, dan rombongan atraksi kesenian yang membawa hasil panen dari empat penjuru Cigugur. Barisan terdepan, dua orang pemudi membawa padi, buah-buahan, dan umbi-umbian yang diikuti oleh seorang pemuda membawa payung janur bersusun tiga.

Di belakangnya, ada 11 orang pemudi membawa padi bibit dengan dipayungi para jejaka. Jumlah sebelas melambangkan simbol saling mengasihi (welas asih). Baris ketiga, terdapat rombongan ibu-ibu yang membawa padi di atas kepala (nyuhun); sedangkan baris keempat, rombongan bapak-bapak memikul padi dengan rengkong dan pikulan biasa.

Seren Taun juga dihadiri sejumlah kelompok masyarakat adat dari seluruh Indonesia. Suka cita dan kekhidmatan Seren Taun tak hanya dirasakan oleh masyarakat  Cigugur, namun juga dirasa memberikan makna bagi siapa saja yang menyaksikannya.

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...