|
|
|
|
Selapanan untuk Bayi Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16718369_RR.Maritza RR. Maritza Falenia Isyana. |
Selapanan yang diambil dari kata Selapan yang berarti 35 hari. Adalah sebuah ritual di daerah Jawa, terutama di daerah Jawa Tengah saat bayi baru lahir. Tradisi ini dilakukan saat bayi itu baru lahir dan ari-arinya sudah di potong juga di cuci bersih. Ari-ari sendiri secara medis merupakan sebuah organ yang berfungsi untuk menyalurkan berbagai nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin di dalam rahim. Lewat ari-ari juga zat-zat antibodi, berbagai hormon dan gizi disalurkan sehingga janin bisa tumbuh dan berkembang menjadi bayi.
Bagi orang jawa ari-ari memiliki “jasa” yang besar sebagai batir bayi (teman bayi) di dalam kandungan. Karena itu sejak fungsi utama ari-ari berakhir ketika bayi lahir, organ ini akan tetap dirawat dan dikubur sedemikian rupa agar tidak dimakan binatang ataupun membusuk di tempat sampah.
Oleh sebab itu, setelah ari-ari tersebut di cuci bersih, ari-ari dimasukkan ke dalam sebuah kendil dan di beri mpon-mpon yaitu sebutan untuk rempah-rempah seperti lengkuas (laos), daun salam, daun jeruk, Kencur, Kunyit (kunir), kunci, jahe, sereh dan yang lainnya. Kegunaan dari mpon-mpon tersebut adalah untuk menghindari binatang untuk mengendus ataupun dimakan karena ari-ari memiliki bau yang anyir atau amis. Rempah-rempah itupun ditutup dengan sebuah kain putih selebar sapu tangan untuk menutupi rempah-rempah dan diatasnya di taruh jarum dan benang, ditambah beberapa bahasa dalam bentuk tulisan lalu di tutup. Setelah ditutup kendil yang berisi ari-aripun dikubur. Upacara mendhem ari-ari ini biasanya dilakukan oleh sang ayah, dan sudah harus mandi bersih dan menggunakan pakaian bersih. Kendil yang berisi ari-ari tersebut di gendong sang ayah di sebelah kanan.
Hal tersebut dipercaya untuk menolak bala bagi sang bayi. Sambil menunggu 35 hari tersebut, bayi harus disusui ASI oleh sang ibu dan diusahakan untuk mengeluarkan banyak ASI dengan cara memakan kacang hijau, daun katuk juga jamu-jumuan jawa yang baik untuk kesehatan ibu dan bayi.
Saat sampai 35 hari, ada sebuah pesta kecil yang identik dengan adanya tumpeng kecil dengan sayuran yang akan dimakan bersama-sama. Juga adanya pemotongan rambut yang bertujuan untuk melindungi kesejahteraan bayi. Ada juga hajatan selapanan yang bertujuan untuk rasa syukur terhadap kelahiran bayi, sekalian doa sehingga di masa depan bayi tetap dikaruniai kesehatan.
Setelah itu, keluarga menunggu 40 hari untuk aqiqah yaitu pemotongan hewan kurban yang berbentuk domba ataupun kambing. Dimana bila bayi yang dilahirkan laki-laki umumnya menyembelih 2 ekor kambing, dan bila anak yang dilahirkan adalah perempuan maka akan menyembelih satu ekor kambing. Pada saat itu juga, keluarga memberi tahu nama dari bayi tersebut, yang biasanya disesuaikan dengan waktu bayi itu lahir.
Source:
( Nuke Kussapardinah Partanto, wawancara, 5 Agustus 2018)
Saka. Aji “6 Upacara Kelahiran Bayi Dalam Adat Jawa”. Javanist.com . 4 April 2015. 5 Agustus 2018. <https://javanist.com/6-upacara-kelahiran-bayi-dalam-adat-jawa/>
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |