Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Sejarah Jawa Tengah Purworejo
Sejarah Purwodadi berawal dari pemberontakan Tumenggung Sukowati
- 12 Agustus 2018

Sejarah asal usul kota Purwodadi berawal dari Tumenggung Sukowati yang berniat memberontak Kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Raja Amangkurat Agung. Ini disebabkan oleh pemikiran Tumenggung Sukowati yang menyatakan bahwa wilayah Sukowaten (Surakarta) adalah milik Kerajaan Pajang bukan Kerajaan Mataram. Niat pemberontakan ini terdengar sampai telinga Raja Amangkurat. Namun beliau tidak terburu-buru untuk bertindak dengan hal tersebut karena tidak ingin memerangi rakyat sendiri. Daripada itu, beliau mengadang sebuah rapat agung dengan mengundang para senopati dan penasehat negara untuk mendapatkan pendapat yang kuat untuk menangani hal ini. 

Pada akhir rapat, mereka menyimpulkan untuk menyelidiki terlebih dahulu keadaan sebelum memulai perang fisik atau pertumpahan darah pada rakyat yang tidak berdosa. Menyelidiki kasus ini dengan mata-mata dari kerjaan yang cerdas dan mempunyai ilmu untuk mencari kebenaran. Dan ini adalah seorang Kastria dari putra selir bangsawan Mataram yang dipanggil sebagai Pangeran Tejomantri. 

Menyetujui dengan keputusan tersebut, sang pangeran pun pergi ke Sukuwaten dengan temannya seorang perawat kuda kerajaan, Ki Gamblong. Setelah sampai di Sukowaten, mereka melihat banyak pemuda dari daerah Lasem sedang berlatih untuk persiapan perang. Kesempatan ini diambil oleh Tejomantri untuk melamar kerja sebagai perawat kuda. Sebab, jika beliau melamar sebagai perajurit maka identitasnya akan terbongkar. 

Diterima lamaran kerja, kedua mata-mata ini dapat melakukan tugasnya dengan baik walau harus menyamar sebagai anak dan bapak. 

 

Namun, ketampanan pangeran sangat dikagumi oleh gadis-gadis se-usia belia. Sampai Dewi Rayungsari penasaran dengan bagaimana tampannya seorang Pangeran Tejomantri. Melihat senyuman sang Pangeran, Dewi yang beranjak dewasa ini merasakan cinta pertama. Gelisah perasaannya memikirkan sang Pangeran. Namun, perasaan itu tidaklah dirasakan Dewi Rayungsari saja. Pangeran Tejomantri pun merasakan hal yang sama. Kedekatan Rayungsari dan Tejomantri menaruh kecurigaan Tumenggung Sukowati, kecurigaan ini dimulai dari seberapa tampannya sang Pangeran yang menyamar ini. Bagaimana mungkin, anak desa yang yang lugu mempunyai wajah yang tampan, keahlian bermain kuda, seperti anak bangsawan. Karena ini, Tumenggung Sukowati mengirim mata-mata untuk mengawasi keadaan kandang. 

saat terbongkar penyamaran sang pangeran. Terjadi perperangan yang tak seimbang. Akibatnya, Tejomantri melarikan diri yang menyebabkan terpisahnya beliau dengan Ki Gamblong. Mereka berlari kearah yang terpisah. 

Disisi lain, pasukan Mataram mengepung Sukowaten sehingga menyebabkan keluarga Tumenggung melarikan diri. Rayungsari dianggap sebagai pengkhianat dan pergi seorang diri. Saat melarikan diri, sang dewi bertemu dengan Ki Gamblong. Ki Gamblong mengajaknya untuk pergi berhijrah ke Kadipaten Loano dan berguru dengan Bathara Loano, seorang resi di Loano yang sakti. Setelah merasa cukup, kedua orang tersebut melanjutkan perjalanan menyusuri sungai Bogowonto ke arah timur. Tibalah di sebuah desa terpencil yang menjadi Purwodadi. 

Kerinduan Rayungsari pada Tejomantri masih mengglayuti. Ki Gamblong menyuruh sang Dewi untuk menunggu karena prediksi beliau bahwa Pangeran masih hidup. Karena itu, setiap lamaran dari setiap pemuda desa ditolaknya. Maka dari itu, nama Dewi Rayungsari menjadi Nyi Rawong. 

Bertahun-tahun berlalu, Pangeran Tejomantri tiba di sebuah sungai yang tak tahu apa namanya. Saat istirahat, dia mendengar percakapan para pemancing di sungai tersebut yang bercakap tentang kecantikan yang dimilik oleh Nyi Rawong. Penasaran dengan siapa Nyi Rawong, sang pangeranpun mendatangi tempat Nyi Rawong yang berada di tepi desa. 

Muncul seorang laki-laki tua menggunakan blangkon, sangat mengenalnya, Ki Gamblong. Pertemuan antara paman dan keponakan. Dan bertemulah Pangeran dengan Dewi Rayungsari. Sang dewi jatuh pingsan hingga membuat beberapa orang menjadi panik. Setelah menyadarkan diri, Rayungsari langsung bersujud di telapak kaki Tejomantri. Karena pertemuan itu, desa kecil dinamakan purwodadi. 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU