|
|
|
|
Sejarah Monumen Batu Tugu Sawangan Simbol Perjuangan Terhadap Belanda Tanggal 12 Aug 2018 oleh OSKM_(16318183)_(Mutiara) Adiyasari. |
Kecamatan Sawangan menjadi salah satu titik perlawanan masyarakat pribumi Sawangan melawan terhadap tentara Nica maupun Belanda. Hal itu terbukti dengan berdirinya prasasti Tugu Batu Sawangan sebagai simbol perjuangan masyarakat Kecamatan Sawangan yang memiliki rasa nasionalisme tinggi.
Salah seorang tokoh masyarakat Sawangan, Jamhurrobi mengatakan, prasasti Batu Tugu Sawangan yang berdiri tepat dipersimpangan jalan, yang menghubungkan Jalan Raya Muchtar dengan akses jalan lingkungan menuju wilayah Kelurahan Pasir Putih dan Bedahan, merupakan bukti perlawanan masyarakat Sawangan terhadap penjajah. Batu Tugu Sawangan dibuat pada 29 Desember 1979 saat Kota Depok tergabung dalam pemerintahan Bogor.
Dahulunya wilayah Kecamatan Sawangan berada dibawah VOC Belanda. Kekuasaan VOC Belanda mencakup wilayah Sawangan, Limo, Cinere, Pengasinan, dan Duren Seribu. VOC Belanda menjadikan Sawangan sebagai perkebunan-perkebunan karet disewakan VOC Belanda kepada pengusaha Belgia atau biasa disebut kongsi. Seiringnya berjalannya waktu dan kemerdekaan Indonesia, pada 1950-an perkebunan tersebut sudah tidak dikuasi lagi oleh bangsa asing. Bahkan, pada 1954 – 1956, Indonesia dibawah Pemerintahan Soekarno mengusir pengusaha Belanda. Yang tersisa dari Kongsi Belanda berupa tempat penampungan air yang orang Sawangan bilang Gentong Belanda.
Sementara itu, salah satu saksi sejarah perlawanan masyarakat Sawangan kepada Belanda, pada tahun 1949 tentara Belanda mencoba memasuki wilayah Sawangan. Mendapat Informasi tersebut, dia bersama dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang di pimpin Basyir mengatur strategi guna menyerang Belanda, salah satunya dengan membuat jebakan.
Atas kesepakatan secara gotong royong masyarakat Sawangan bersama TKR melakukan penggalian tanah guna dijadikan parit. Saat tentara Nica yang terdiri dari tentara Belanda dan Inggris menuju ke Sawangan, kendaraan yang ditumpang jatuh ke dalam jebakan yang dibuat masyarakat Sawangan dan TKR.Setelah rombongan Nica terjebak dalam jembakan yang dibuat, masyarakat Sawangan bersama TKR melakukan perlawanan. Usaha perlawanan masyarakat Sawangan dan TKR membuahkan hasil, sehingga memukul mundur pasukan Nica kembali ke Batavia yang kini sebagai Jakarta. Jebakan yang dibuat masyarakat Sawangan dan TKR berlokasi di perbatasan wilayah Kecamatan Sawangan dengan Parung Bingung Kelurahan Rangkapanjaya Baru Kecamatan Pancoranmas.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |