Marga Lumbantoruan adalah marga keturunan Bursok Sirumonggur. Bursok sirumonggur (Lumbantoruan) mempunyai dua orang anak yaitu Raja Hutagurgur dan Hariara, kemudian Hariara mempunyai dua orang anak yaitu Sangkudoli dan Palti sabungan, kemudian Paltisabungan mempunyai dua orang anak Raung Nabolon dan Inar Naiborngin (Datu Galapang), Raung Nabolon mempunyai dua orang anak yaitu ompu sampak dan Namora Pujion dan Inar Naiborngin (Datu Galapang) mempunyai tiga orang anak yaitu Guru sinomba, Ompu Lobi dan satu lagi tidak diketahui keberadaannya.
Menurut W.M. Hutagalung, anak mangulahi (cicit) Namora Pujion mengawini putri dari keturunan Borsak Bimbinan (Hutasoit), yaitu putri datu naualu. Perkawinan itulah sebagai pemula diperbolehkannya perkawinan sesama keturunan Sihombing.
Anak bungsu Namora Pujion Bernama Ompung Binjora. Ompung Binjora ini adalah generasi ke-12 dari si Raja Batak sebab ayahnya Namora Pujion generasi ke-11. Ada yang menyatakan bahwa marga Binjora adalah Keturunan ompung Binjora tersebut.
Lantas apa hubungan Lumbantoruan dengan Naibaho?
Mari kita simak sama-sama:
Ketika membicarakan marga Naibaho, merupakan keturunan inar naiborngin, yaitu cucu Porhasjapjap generasi ke-9 dari Si Raja Batak dan Inar Naiborngin ada pada generasi ke-10 dari Si Raja Batak.
Mengapa Inar Naiborngin meninggalkan keluarga Naibaho, nanti saya jelaskan pada tulisan saya berikutnya, lantas kenapa Inar Naiborngin malah masuk Lumbantoruan?
konon, suatu hari Raung Nabolon atau anaknya Palti Sabungan sedang mencari ikan dengan emngeringkan sebuah kolam. Saat itu seorang lelaki muda datang menonton Raung Nabolon mencari ikan tersebut. Raung Nabolon berfikir bagaimana cara memanfaatkan lelaki yang tak dikenal itu untuk mencari keuntungan. Sebaliknya, Inar Naiborngin pun berfikir, bagaimana cara agar ikan-ikan yang dimiliki Raung Nabolon bisa menjadi miliknya. Karena jalan pikiran yang bertolak belakang ini, timbullah perkelahian seru. Mereka bergumul dan saling gulat. Lama mereka bergulat itu tidak ada yang kalah. Akhirnya mereka berdamai dan berkenalan.
Raung Nabolon berkata dalam hati bahwa lelaki muda bernama Inar Naiborngin adalah pemberani. Karena itu perlu diajak bersahabat, mana tahu ada musuh, dia akan bisa membantu. Karena itu Inarnaiborngin diajak ke rumahnya.
Setelah beberapa lama Inar Naiborngin tinggal bersama Raung Nabolon, terbetik berita ada musuh yang akan datang menyerang. Musuh itu marganya Marbun. Raung Nabolon dan Inar Naiborngin menyusun kekuatan. Sambil menggalang kekuatan, Inar Naiborngin mencoba meramal dengan marmanuk di ampang itu, apakah mereka kalah atau menang menghadapi musuh yang akan menyerang. Ketika dia sedang Marmanuk Di Ampang itu, musuh mengelilingi kampung. Dengan buru-buru Inar Naiborngin menyembungikan ayam yang digunakan meramal itu dan segera bergabung menghadapi musuh. Musuh yang sudah mengelilingi kampungpun dapat dipukul mundur berkat keberanian Inar Naiborngin. Merekapun bersukacita. Inar Naiborngin menjadi terasa sangat dibutuhkan. Ayam yang digunakan untuk marmanuk diampang yang buru-buru disembunyikan Inar Naiborngin itu ditemukan di galapang ni sopo. Karena itulah nama Inar Naiborngin menjadi Datu Galapang dan keluarga Lumbantoruan mengangkatnya sebagai adik Raung Nabolon.
Raung Nabolon meninggal dalam usia yang muda (mate mangkar). Istri Raung Nabolon dipagodang (dikawini) oleh Datu Galapang, dari perkawinan Datu Galapang dengan janda Raung Nabolon itu lahir anaknya GURU SINOMBA, OMPU LOBI dan seorang lagi tidak diketahui namanya. Dengan demikian Ompu Sampak, Namora Pujion, Guru Sinomba dan Ompu Lobi adalah seIbu tapi beda ayah.
Karena cerita inilah maka Keluarga Lumbantoruan dan Keluarga Naibaho menjalin ikrar persaudaraan SISADA LULU ANAK SISADA LULU BORU. Ikrar persaudaraan ini berkembang menjadi marga LUMBANTORUAN DENGAN MARGA NAIBAHO YANG DI DALAMNYA TERMASUK SITINDAON.
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...