Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Tengah Tegal
Sejarah Desa Semedo Kecamatan Kedungbanteng
- 14 Juli 2018
Berdasarkan sejarah yang bersumber dari sesepuh Desa Semedo, sejak zaman kewalian wilayah Desa Semedo termasuk dalam wilayah Kabupaten Tegal dan merupakan daerah pedesaan yang dikelilingi hutan yang subur serta tumbuhan yang hijau di atas tanah yang berbukit dan lebat, tak heran Desa Semedo menjadi desa untuk berjuang pada zaman pelahiran antara zaman kewalian ke zaman kemerdekaan.
Pada tahun 1569 M datanglah seseorang dari Kerajaan Panjang (Pajang?) yang bernama Kanjeng Pangeran Surohadikusumo (Mbah Semedo) dan beliaulah yang pertamakali menempati dan berdiam di bukit, sampai wafat pada tahun 1679 M. Semenjak wafatnya beliau, tempat tesebut digunakan untuk bersemedi. Karena tempat tersebut untuk bersemedi, oleh masyarakat sekitar, daerah terebut diberi nama Semedi. Oleh karena perkembangan zaman dirubah menjadi Semedo.
Setelah wafatnya K.P Sukohadikusumo (Mbah Semedo) kemudian pada tahun 1819 Desa Semedo kedatangan jenazah yaitu seorang Bupati Kaloran yang bernama Raden Mas Panji Hadi Cokronegoro dan dikebumikan di sebelah barat Makam Mbah Semedo. Dan kedua makam tersebut sebagai situs sejarah Reliji Kabupaten Tegal.
Setelah zaman kemerdekaan pada tahun 1952 Desa Semedo digunakan untuk markas DI/TII yang bertempat di tengah hutan (Gerpelem) yang waktu itu di pimpin oleh Kartosuwiryo. Dan Desa Semedo menjadi markas TNI untuk menupas DI/TII.

Setelah DI/TII berhasil ditumas oleh TNI, maka dengan segala upaya masyarakat mengadakan Rembung Desa untuk memilih pemimpin atau sebutan sesepuh desa, walaupun sebelumnya sudah berjalan pemerintah pada Zaman Penjajahan Belanda.
Versi lain berdasarkan Juru Kunci Makam Semedo:


berkaitan dengan Mbah Semedo, dikisahkan pada masa Walisanga, di kerajaan Cirebon puteri dari Sultan Cirebon mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh. Untuk mengobatinya Sultan mengumumkan sayembara bahwa sesiapa yag dapat menyembuhkannya akan mendapat hadiah.
Di Jayakarta, Kanjeng Pangeran Surahadikusumo, yang berdakwah Islam, mendengar kabar ini dan mengingat dia memiliki keahlian tentang tabib/ kesehatan berniat untuk membantu sang Sultan.
Berangkatlah dia ke timur menuju Cirebon untuk mengobati sang puteri.
Dengan seijinNya, sang puteri dapat disembuhkan, dan dia sementara waktu bermukim di daerah Cirebon. Ternyata sang sultan lupa akan janjinya dan tidak segera memberi hadiah kepada K.P. Surohadikusumo. Ketika dia mencoba menghadap untuk meminta hadiah yang dijanjikan, bukannya medapat sambutan namun justru dihardik untuk pergi dari wilayah Cirebon.
Karena menanggung malu (lingsem) beliau mengalah dan pergi ke arah timur dan menemukan tempat yang cocok untuk tinggal yaitu di daerah Semedo. Sampai akhir hayatnya beliau mengajarkan Ilmu Agama dan mendakwahkannya di sekitar wilayah Semedo.
Sedangkan mengenai Mbah Kaloran atau yang bernama lengkap RM Tumenggung Panji Haji Cokronegoro, kisahnya berkaitan dengan masa suram pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels.
Pada abad 18, sewaktu Mr Herman William Daendels membuat jalan raya sepanjang 1000 Km dari Anyer sampai Penarukan, banyak rakyat pribumi menjadi korban akibat kerja rodi, termasuk rakyat Tegal yang tanahnya dilalui proyek pembuatan jalan.
Saat itu, Bupati Tegal yang dipimpin RM Tumenggung Panji Haji Cokronegoro setiap hari dibikin repot karena harus menyediakan 1000 orang untuk kerja paksa. Oleh karenanya, ia sangat prihatin dan sedih, tidak sedikit rakyat yang kurang patuh harus mendapat hukum pancung.
Hampir setiap hari, Bupati Tegal menyaksikan peristiwa yang memedihkan itu.
Peristiwa yang sering terjadi ini membuat Sang Bupati mengasingkan diri ke daerah Semedo hingga akhir hayatnya.

Sumber: Sumber RPJMDes Desa Semedo dan Bappeda Kabupaten Tegal
http://sejarahdanlegendatanahjawa.blogspot.com/2016/08/desa-semedo.html

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline