Saparan merupakan sebuah tradisi yang sudah turun-temurun dilakukan didalam masyarakat khususnya di desa Kedungdalem ini. Tradisi ini dilakukan ketika bulan Sapar ( nama bulan dalam bahasa jawa). Ketika seseorang atau ada salah satu dari keluarganya itu lahir di bulan Sapar ini maka tradisi ini pasti dilakukan. Tapi bisa saja tradisi ini tidak berlangsung sebab ada suatu hal yang membuatnya tidak bisa dilaksanakan seperti pada waktu paceklik. Tradisi Saparan ini identik sekali dengan sebuah kue yaitu kue Apem. Apem ini biasa dimakan dengan tambahan gula merah yang sudah dicairkan, sebab ketika Apem ini dimakan langsung tanpa disertai dengan gula maka rasanya akan aneh kalau bisa dibilang tidak enak. Apem ini memiliki 2 macam jenis. Yang pertama ada Apem kukus, Apem kukus ini biasanya bermacam-macam warnanya. Ada yang merah dan ada juga yang hijau, bukan hanya warna yang beragam tapi bentuk Apem kukus juga beragam. Ada yang bentuknya love, kubus dan ada juga yang bulat. Ragam bentuk ini dibuat sesuai dengan selera masing-masing pembuatnya. Yang kedua Apem ini tidak dikukus melainkan dicetak dengan cetakan Apemnya sendiri tanpa dikukus.Kalu Apem yang ini identiknya dengan warna putih.
Cara pembuatannyapun cukup mudah, Apem kukus ataupun bukan bahan yang dipakai sama yaitu:
1. Tepung beras
2. Ragi
3. Pengembang kue, jika tidak ada pengembang kue maka bisa diganti dengan tape
4. Bibit roti
Setelah semua bahan sudah siap maka campur semua bahan dengan air secukupnya sampai tercampur rata. Setelah itu diamkan selama semalam sehingga adonannya itu mengembang. Setelah itu adonan iitu bisa langsung dicetak. Untuk yang kukus maka tuangkan adonan itu kedalam sebuah cak atau apapun yang diinginkan, untuk yang bukan maka siapkan cetakan Apem lalu oleskan cetakan itu dengan minyak lalu baru tuangkan adonannya sedikit demi sedikit. Kelebihan pembuatan Apem kukus itu bisa sekaligus banyak dalam mengukusnya sedangkan untuk yang dicetak itu harus satu persatu dan membutuhkan waktu lebih lama. SEtelah semuanya selesai biasanya dibungkus dan dibagikan kepada tetangga-tetangga.
#OSKMITB2018
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang