Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Kebiasaan Masyarakat DKI Jakarta Jakarta
Sapaan "Lo Gue" di Masyarakat Jakarta

SAPAAN “LO GUE” DI MASYARAKAT JAKARTA

Kalau kita ke Jakarta, atau berbicara dengan orang yang berasal dari Jakarta, pasti familiar dengan percakapan berikut,

“Gue kesana dulu ya”

“Apa kabar lo?”

Yang menjadi khas dari percakapan tersebut ialah sapaan yang digunakan oleh mayoritas warga Jakarta, yaitu “lo” dan “gue”. “Lo” (atau dalam prakteknya sering diucapkan sebagai “lu” dan “lau” sebagai versi alay-nya) merujuk pada lawan bicara, yang dalam bahasa Indonesia sama seperti “anda”, “kamu”. Sementara “gue’ (atau dalam prakteknya sering diucapkan sebagai “gua” dan “gw”, “w” dalam percakapan di dunia maya) merujuk pada orang pertama, yang falam bahasa Indonesia sama seperti “aku”, “saya”. Yang perlu diketahui disini adalah konteks penggunaan kata sapaan ini, yaitu hanya saat berbicara dengan orang yang sebaya atau yang lebih muda.

Sapaan “lo gue” ini sangat melekat dalam kehidupan masyarakat Jakarta. Dapat dipastikan, seluruh warga Jakarta, lebih spesifik lagi yang lahir di Jakarta, menggunakan sapaan “lo gue” saat berinteraksi dengan teman sebayanya. Menggunakan sapaan ini saat berinteraksi dengan orang Jakarta dapat menjadi sarana untuk mengondisikan lawan bicara untuk lebih nyaman dalam berbicara. Bagi orang yang cukup lama tinggal di Jakarta, berbicara dengan sapaan “lo gue” dengan rekan sebaya telah menjadi kebiasaan.

Seiring teknologi semakin canggih, sapaan ini perlahan-lahan dikenal oleh orang yang diluar Jakarta, bahkan diadaptasi sebagai sapaan sehari-hari. Sebagai contoh kita ambil Jawa Barat, Banten, dan provinsi lainnya yang ada di pulau Jawa. Meskipun banyak yang masih nyaman menggunakan kata sapaan dari bahasa daerahnya masing-masing, populasi yang menggunakan sapaan “lo gue” pun sudah cukup banyak. Teknologi informasi dan komunikasi telah memungkinkan dan memudahkan sirkulasi budaya ini untuk terjadi. Menggunakan sapaan “lo gue” telah dipandang sebagai kebiasaan yang “kekinian” dan mengikuti tren.

Secara historis, sapaan “lo gue” ini ternyata bukan hasil penciptaan alami dari kultur orang Betawi itu sendiri. Ternyata, sapaan ini baru mulai populer pada era 70-an. Lebih jauh lagi, sapaan tersebut merupakan hasil adaptasi dari bahasa lain.

Kata “Lo” dan “Gue” sendiri sebenarnya adalah kosa kata dalam bahasa Mandarin Hokkien (salahsatu bahasa yang digunakan oleh bangsa Tiongkok). “Gua/Gue”, yang dalam aksara Mandarin berupa: æˆ', artinya “saya”. Sementara kata “Lo/Lu”, yang dalam aksara Mandarin berupa: ä½ ,memiliki arti “kamu”. Dengan mengetahui fakta ini, akhirnya kita tahu bahwa kata sapaan “lo” dan “gue” sebenarnya bukan merupakan kata asli Betawi, namun kata dari bahasa Mandarin.

Lalu, terlintas di kepala kita: Mengapa kata sapaan itu bisa digunakan oleh bangsa Betawi?

Semuanya berawal dari abad 16, yang pada saat itu merupakan masa-masa pedagang Tiongkok berdatangan ke Jakarta untuk menjual barang dagangannya. Interaksi antara bangsa Tiongkok dan Betawi pun terjadi, dan pastinya bangsa Tiongkok akan menyebarkan kulturnya, termasuk bahasa mereka, ke penduduk asli. Akhirnya tersebarlah kata sapaan ini.

Lalu, muncul pertanyaan lain. Pedagang mancanegara di era tersebut tidak hanya terdiri dari bangsa Tiongkok, melainkan ada Arab dan India juga. Lalu, apa yang membuat kata sapaan bahasa Tiongkok ini menjadi populer, melebihi bangsa pendatang lainnya?

Dalam praktek perdagangannya, Tiongkok menjual dagangannya dengan prinsip “palu gada”, yaitu “Apa lu mau, gua ada”. Prinsip ini kurang lebih berarti apa saja yang penduduk Betawi butuhkan, Tiongkok menjualnya. Hal ini membuat pedagang Tiongkok lebih dipandang oleh mayoritas penduduk dan otomatis penduduk lokal menyesuaikan bahasanya dengan pedagang Tiongkok. Akhirnya, penduduk lokal mulai mengadopsi kata sapaan “lo gue” tersebut.

Demikian kisah singkat awal mula tersebarnya kata sapaan “lo gue” menjadi sapaan sehari-hari warga Jakarta. Mohon maaf jika ada kesalahan dalam artikel baik kesalahan substansi maupun penulisan. Semoga dapat bermanfaat bagi para penjelajah Budaya Indonesia :)

 

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa
Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana