|
|
|
|
Rumoh Aceh, Rumah Perjuangan. Tanggal 12 Aug 2018 oleh OSKM18_19818081_Cut Syifa Luqyana . |
Rumoh Aceh, rumah perjuangan.
Indonesia begitu kaya. Tidak hanya bahasa, pakaian adat, dan tradisi, setiap provinsi di Indonesia memiliki rumah adat masing-masing. Kontur dan cuaca tiap daerah sedikit banyak mempengaruhi bentuk rumah adat, tentunya tanpa menghilangkan nilai-nilai estetika rumah adat tersebut. Jika di Papua terdapat honai yang beralaskan tanah, lain halnya dengan rumah adat Aceh yang menggunakan pancang-pancang untuk menyanggah bangunan rumah.
Rumah adat ini merupakan salah satu rumah adat di Indonesia yang menggunakan tangga di depan rumah sebagai akses masyarakat yang ingin memasuki rumah tersebut. Rumah ini disebut juga sebagai Rumoh Aceh atau “Krong Bade”. Krong Bade adalah rumah dengan bentuk yang seragam, yang kesemuanya berbentuk persegi panjang, dan letaknya memanjang dari timur ke barat. Penentuan letak arah ini dipakai guna mempermudah menentukan arah kiblat untuk sholat.
Rumoh Aceh memiliki segudang keunggulan. Selain ramah bencana, rumah adat Aceh tersebut juga didesain dengan penuh aspek kesehatan, lingkungan, sosial dan filosofi keagamaan. Rumoh Aceh bentuknya persegi dengan 16 hingga 44 tiang penyangga, tergantung besar kecilnya ukuran rumah. Tiang ini berdiri jarang-jarang, sehingga kala banjir datang arusnya tak terhalang.
Dinding dan penahan anginnya berbentuk delta, dipenuhi ukiran-ukiran seni yang unik. Pintu masuknya rendah, sehingga siapa saja yang masuk harus menunduk, simbol penghormatan. Rata-rata rumoh Aceh berdiri menghadap kiblat, menyirat nilai Islami dan keimanan penghuninya.
Rumoh Aceh memiliki tiga bagian utama yakni; seuramoe keu (serambi depan) dan seuramoe likot (serambi belakang). Bagian tengah disebut rambat atau serambi tengah, letaknya lebih tinggi dari dua seuramoe tadi. Lantai tiap bagian ini berupa papan atau bambu. Masing-masing bagian ini memiliki fungsi tersendiri.
Serambi depan yang terdapat di ujung tangga atau pintu utama, biasanya digunakan untuk menerima tamu laki-laki, tempat beribadah dan mengaji anak-anak. Serambi belakang untuk tamu perempuan dan ruang keluarga. Sedang rambat, separuh disekat untuk tempat tidur.
Bagian bawahnya (kolong) dibiarkan lapang, untuk tempat bersantai keluarga, bermain anak-anak atau mengayun bayi. Di sini biasanya juga diletakkan jeungki (alat penumbuk tradisional) dan krong padee (penyimpan gabah). Kolong ini juga berfungsi untuk menyambut tamu, sebelum dipersilakan naik ke rumah. Rumoh Aceh didesain untuk kenyamanan ekstra bagi penghuninya. Letaknya yang tinggi, menjadi tempat berlindung dari binatang buas yang dulu sering masuk kampung di malam hari.
Krong Bade atau Rumoh Aceh adalah rumah adat yang unik, yang mempunyai kekhasan seperti kebanyakan rumah adat di Indonesia. Rumah dengan arsitektur klasik dan terbuat dari kayu dan dipercantik dengan ukir-ukiran ini semakin jarang ditemukan. Masyarakat Aceh lebih memilih membuat rumah dengan bahan dan desain yang lebih modern. Tetapi, bagi Anda yang ingin melihat bentuk asli rumoh Aceh, dapat berkunjung ke Banda Aceh. Di kota ini, masih dapat ditemukan rumoh Aceh dalam bentuk aslinya. Rumoh Aceh merupakan salah satu kekayaan kebudayaan Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Karena, mencintai budaya bangsa berarti mencintai Indonesia. Cinta budaya cinta Indonesia.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |