BADUY DALAM
Rumah baduy luar terdiri dari bagian-bagian:
1. Taraje : Tangga
2. Papangge : Teras luar (sempit, tidak lebar seperti teras di baduy luar)
3. Pintu
4. Sosoro (semacam bale untuk ruang tamu)
5. Pembatas Kayu
6. Tepas (terdapat dapur tambahan yang bisa digunakan oleh tamu)
7. Imah : Rumah utama / rumah khusus, terdapat kamar tidur dan dapur utama keluarga, posisinya lebih tinggi dibandingkan bagian rumah yang lainnya
8. Para (di gantung di atas di sosoro dan tepas untuk menyimpan barang-barang)
9. Lolongok (lubang kecil untuk melihat keluar berfungsi seperti jendela)
Di Baduy Dalam tipe rumahnya berundak
Posisi rumah / imah lebih tinggi dibanding dengan tepas dan sosoro tujuannya menunjukkan bahwa imah lebih tinggi dan lebih privat. Ibarat kepala lebih tinggi dibanding pundak.
Tepas dan sosoro berada dalam 1 tingkatan yang sama.
Di baduy dalam hanya ada 1 pintu karena merupakan amanat adat dan juga bermakna monogami; orang baduy dalam menganut paham hanya boleh beristri satu, dan tidak ada sistem cerai hidup, apabila terjadi cerai hidup maka orang baduy dalam tersebut akan dikeluarkan dari sistem masyarakat baduy dalam.
Rumah baduy dalam masih amat sederhana jauh berbeda dengan rumah di baduy luar. Di baduy dalam tidak menggunakan paku untuk membangun rumah, hanya menggunakan tali rotan dan tali yang terbuat dari bambu. Pintunya pun terbuat dari kayu bambu.
Rumah menghadap antara utara dan selatan. Ketua adat berada di sebelah selatan karena menurut keyakinan dan adat baduy, arah selatan adalah posisi yang disakralkan. Ketentuan ini sudah diatur oleh adat.
Sulah Nyanda:
Rarangki atau susunan rerangka rumah/atap nya tidak ada lagi tekukan ke bawah
Julang Ngapak:
Rarangki atau susunan rerangka rumah/atap nya ada buntutnya, ada tekukan lagi ke
Pembangunan dan Struktur Rumah
Di baduy dalam ketika membangun rumah, tanah tidak rata maka tidak mengubah struktur tanah tapi menyesuaikan tiang penyangga rumah. Tiang akan dibuat panjang atau pendek sesuai kebutuhan dan menyesuaikan struktur tanah.
Tiang penyangga rumah baduy dalam lebih tinggi dibandingkan dengan tiang penyangga rumah baduy luar. Tiang ini berfungsi agar rumah tidak terlalu dekat dengan tanah sehingga tidak mudah rapuh dan rusak. Selain itu, kolong ini juga difungsikan untuk menyimpan kayu. Dan mempermudah untuk membersihkannya, sesekali warga baduy dalam masuk ke dalam kolong dan mempersihkan tanah di bawah rumah.
Bale rumah menggunakan pelupuh dari kayu bambu, tali dan pasak dan tidak menggunakan paku.
Proses pembuatan rumah di baduy dilakukan secara gotong royong, kepala adat menetapkan hari dan tanggal baik untuk pembangunan rumah. Dalam sehari bisa membuat 8 rumah.
Rencana pembangunan rumah dimulai dengan pengumpulan barang-barang (ini yang memerlukan waktu lama); pengumpulan bahan bangunan dilakukan oleh masing-masing keluarga yang ingin membangun rumah. Baru setelah bahan bangunan terkumpul dibangun rumahnya secara gotong royong oleh seluruh masyarakat baduy dalam.
Rumah baduy dalam memiliki lubang-lubang kecil pada biliknya yang disebut lolongok. Fungsinya hampir sama seperti jendela untuk melihat keluar. (Tapi ukurannya amat sangat kecil, bisa dibilang seperti lubang untuk mengintip)
Dinding rumah terbuat dari bambu yang berwarna putih polos disebut bilik.
Untuk perubahan tata letak rumah bisa dirubah, diatur dan disesuaikan tetapi tidak menyalahi aturan adat.
Rumah Kokolotan: Rumah Puun / Kepala Adat / Orang yang dituakan
Terdapat simbol di atas atap rumah yang menyerupai bentuk tanduk. Simbol ini terbuat dari ijuk (sabut aren) yang dibulatkan dan diikat. Simbol tidak ada makna hanya hiasan yang menandakan bahwa rumah yang memiliki simbol ini bukanlah masyarakat biasa di kampung baduy. Rumah ini akan berlokasi di sebelah selatan, sesuai kepercayaan masyarakat baduy bahwa selatan adalah arah yang sakral bagi mereka. Dan Kepala adat memiliki peran yang sakral sehingga ditempatkan di sisi selatan. Sisi selatan di kampung-kampung baduy juga terbatas untuk dijejaki bagi orang-orang luar baduy.
Tata letak bangunan di Desa Cibeo, Baduy Dalam
Rumah Puun di selatan menghadap utara, sebelah utara rumah puun ada lapangan luas yang disebut alun-alun kemudian setelah alun-alun ada bale adat.
Bale adat berfungsi sebagai tempat musyawarah, ritual dan rapat-rapat.
Alun-alun digunakan untuk menyelenggarakan upacara-upacara
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.