|
|
|
|
Rumah-Rumah Tradisional yang Unik di Kampung Naga #OSKMITB2018 Tanggal 10 Aug 2018 oleh OSKM18_16718487_Aimee Saffa Chairunnisa. |
Apakah para pembaca pernah mendengar Kampung Naga? Kalau belum pernah, pasti bertanya-tanya, Kampung Naga? kampung yang isinya banyak naga? jawabannya bukan. Kampung Naga adalah suatu pemukiman penduduk yang sangat memegang kuat adat istiadat leluhurnya, yaitu adat Sunda. Lalu, pasti ada yang bertanya lagi, kenapa dinamakan Kampung Naga? Dinamakan Kampung Naga karena jalan yang terdapat disana itu berkelok-kelok seperti ular dan terletak di sisi-sisi gawir atau masyarakat menyebutnya dengan kata "Nagawir" maka dari itu dibuatlah nama "Kampung Naga".
Kampung yang terletak di Tasikmalaya ini sangat menarik perhatian banyak wisatawan karena penataan rumahnya yang bertingkat-tingkat seperti terasering. Rumah-rumah di Kampung Naga berjumlah 105 buah yang tertata secara rapi dalam kelompok dan terdapat tanah lapang di tengah. Tanah lapang berfungsi sebagai pusat aktivitas sosial, ritual masyarakat, dan tempat orientasi. Di sekitar perumahan penduduk juga ada masjid dan balai pertemuan. Di tempat yang lebih atas di perumahan penduduk, tepatnya di sebelah barat, terdapat rumah kepala adat. Semua rumah dan bangunan yang terdapat di Kampung Naga dibangun mengarah ke Sungai Ciwulan yang berfungsi sebagai sumber air penduduk. Di dekat sungai, terdapat balong/kolam dan beberapa pancuran air.
Rumah di Kampung Naga berbentuk seperti rumah panggung dan mempunyai kolong setinggi 40-60 cm dari atas tanah. Kolong berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat pertanian, kayu bakar dan kandang ternak selain sebagai pengatur suhu dan kelembapan. Rumah-rumah di Kampung Naga berbentuk persegi panjang. Rumah Panggung ini sendiri menjelaskan bahwa masyarakat masih mempercayai kepercayaan bahwa dunia terbagi menjadi dunia bawah, dunia tengah, dan dunia atas. Dunia tengah melambangkan pusat alam semesta dengan manusia sebagai pusat dari alam semesta itu.
Ukuran rumah penduduk di Kampung Naga tergantung dari banyak/tidaknya anggota keluarga dan juga kemampuan penghuni. Jika penghuni perlu tambahan ruang, penghuni dapat membuat sosompang atau bangunan tambahan yang menempel pada bangunan induk di bagian kiri atau bagian kanan rumah. Di Kampung Naga ini, rumah tidak ada yang di cat. Menurut masyarakat, memberi warna pada rumah adalah tabu, kecuali dikapur atau dimeni. Pintu rumah harus menghadap utara atau selatan pada satu sisi rumah sesuai dengan ketentuan adat.
Atap rumah-rumah di kampung naga berbentuk pelana yang disebut suhunan panjang dan dibuat dari ijuk. Fungsi ijuk selain kedap air, juga bisa menjaga suhu rumah tetap hangat saat malam hari. Ventilasi rumah juga diatur agar rumah tetap kering dan sejuk mengimbangi Tasikmalaya dengan kondisi iklim tropis. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Kampung Naga, manusia tidak boleh menentang kodrat alam, maka pada ujung timur dan ujung barat atap dan sesuai dengan arah edar matahari, diletakkan dekorasi cagak gunting untuk menghindari malapetaka.
Tembok-tembok rumah penduduk dibuat dari anyaman bambu dengan jenis anyaman sasag yang merupakan anyaman paling kuat dan tahan lama. Untuk keperluan membuat temnok, penduduk menanam bambu di sekitar kampung dan hutan. Penduduk di Kampung Naga pun banyak yang menjadi pengrajin bambu.
Rumah-rumah di Kampung Naga terbagi menjadi 3 bagian yaitu ada bagian muka, tengah, dan belakang. Bagian depan adalah ruangan untuk menerima tamu. Bagian tengah adalah ruangan besar tempat keluarga berkumpul. Dapur dan tempat penyimpanan beras terletak di bagian belakang.
Arsitektur Kampung Naga sangat sederhana namun banyak mengandung kepercayaan yang dipercayai penduduk setempat. Walaupun sederhana, arsitekturnya dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan mempunyai keindahan tersendiri yang semoga saja bisa dipelihara dan dilestarikan.
#OSKMITB2018
credits:
https://travel.detik.com/domestic-destination/d-3200641/menjelajah-sunda-masa-silam-di-kampung-naga
http://harnas.co/2018/02/25/masyarakat-kampung-naga-dukung-anton-charliyan
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |