×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Provinsi

Jawa Timur

Asal Daerah

Trenggalek

Ritual Ngumbah Gaman

Tanggal 08 Aug 2018 oleh OSKM18_16718485_Attaya Artemis.

Ritual Ngumbah Gaman

 

            Ngumbah gaman adalah suatu ritual tradisional yang masih sering dilakukan di daerah daerah terpencil di tanah Jawa. Bahasa “Ngumah gaman” pun berasal dari bahasa Jawa dimana “ngumbah” berarti mencuci dan “gaman” berarti senjata yang biasanya berupa keris.

            Sesuai dengan namanya, tradisi ngumbah gaman ini adalah ritual pencucian keris dengan ramuan air tertentu. Ritual ini dilakukan setiap malam tanggal satu Suro –atau lebih dikenal masyarakat dengan malam satu Muharram, yang juga merupakan malam tahun baru dalam kalender Islam. Karena itulah, ritual ngumbah gaman ini biasanya dilaksanakan oleh para pemeluk agama Islam di tanah Jawa.

            Untuk melakukan ritual ini, diperlukan persiapan yang kompleks dan matang. Pertama tama, kurang lebih tiga hari sebelum malam satu Suro, pelaku ritual ngumbah gaman harus membuat bak yang akan dipergunakan untuk mencuci keris nantinya. Membuat bak nya pun tidak mudah, harus dibuat dari kayu balok yang di gergaji tengahnya sehingga membentuk bak, dan tidak boleh menggunakan papan kayu yang dipaku atau disatukan satu sama lain. Tidak ada ukuran tertentu untuk bak kayu yang dibuat, sehingga dapat menyesuaikan dari bentuk keris yang akan dibersihkan.

            Setelah jadi, bak diisi dengan air yang dicampur dengan potongan nanas, tebu, bentis (atau lebih dikenal dengan mengkudu), dan dedak atau kulit beras. Keris pun direndam dalam air tersebut selama kurang lebih satu hingga dua hari sebelum malam satu suro. Barulah ketika malam satu suro datang, keris tersebut dibilas dan dibersihkan dengan jeruk nipis dan serabut kelapa atau sikat gigi. Orang yang membersihkan keris juga tidak boleh sembarangan, harus orang yang berpengalaman dan memiliki ilmu dalam ritual ngumbah gaman. Selain itu, masyarakat sekitar diperbolehkan untuk melihat ritual ngumbah gaman, kecuali wanita yang sedang datang bulan.

            Walau terikat pada malam satu suro atau satu muharram, ritual ngumbah gaman dinilai paling baik dilakukan jika jatuh pada Jumat Legi (suatu sistem dalam penanggalan kalender Jawa). Karena pada malam tersebut dinilai banyak energi dan roh yang berkeliaran sehingga dapat memberikan kekuatan tambahan untuk keris yang dicuci.

            Ritual tahunan ini dipercaya oleh masyarakat Jawa dapat ‘memperkuat’ dan membawa kebaikan bagi pemiliknya. Sebaliknya, jika tidak dilakukan, pemilik keris dipercaya akan mendapatkan malati atau kesialan. Bahkan, jika keris tersebut dinilai sebagai keris yang ‘kuat’, maka sang pemilik dianjurkan untuk mencuci keris tersebut dalam bak terpisah.

 

            Seiring dengan kemajuan teknologi, ritual ngumbah gaman dewasa ini makin jarang dilakukan karena dianggap kurang logis, dan beberapa orang menganggap ritual tersebut sebagai tindakan musyrik (menyimpang dari ajaran agama). Namun, beberapa orang di daerah terpencil di Jawa masih melakukan ritual rutin tahunan ini. Terlepas dari beragam kepercayaan kita, sebagai anak anak Indonesia dan penerus bangsa, kita memiliki kewajiban untuk mengetahui dan menjaga beragam budaya yang ada di negara kita yang penuh dengan diversitas ini.

 

 

#OSKMITB2018

 

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...