Masyarakat Mbojo (Bima - Dompu) merupakan kelompok masyarakat yang mayoritas memeluk agama islam yang telah diwariskanka oleh para leluhur zaman dahulu. Masyrakat Mbojo bisa dikenal sebagai masyarakat yang berpengan teguh pada keyakinan dalam ajaran agama islam, sehingga pada zaman dahulu masyrakat ini menggunakan tembe ngoli (sarung tenun khas Mbojo) sebagai penutup kepala yang digunakan sebagai penganti jilbab saat itu.
Rimpu mulai dikenal sebagai budaya Mbojo pada tahun 1920-an yang mana pada saat itu hanya dikenakan oleh wanita-wanita di Rasanae (Bima kota saat ini). Penggunaan rimpu pada abad 18 hingga 20 hanya digunakan oleh wanita-wanita melayu jika dikenakan oleh wanita Mbojo, mereka adalah anak dari Lebe ( Imam dan Ulama). Oleh karena itu penggunaan rimpu mulai menyebar di berbagai daerah sekitarnya. Rimpu biasanya dikenakan wanita ketika berpergian atau keluar dari rumah sebagai pakaian penutup bagian kepala dan muka (rimpu mpida dan rimpu colo) sebagai nilai kehormatan dalam ajaran agama islam bagi seorang wanita.
Rimpu mpida merupakan penggunaan tembe ngoli yang digunakan oleh wanita Mbojo yang masih perawan untuk menghindari godaan dan fitnah luar yang digenakan langsung menutup sebagian wajahnya (sejenis cadar saat ini), sedangkan rimpu colo merupakan penggunaan rimpu biasa yang digenakan oleh wanita yang telah menikah, sehingga dapat dibedakan antara wanita yang belum menikah dan sudah menikah.
Penggunaan rimpu baik rimpu mpida ataupun rimpu colo pada saat ini jarang terlihat bahkan tidak kita jumpai lagi. Masyarakat Mbojo sedikit demi sedikit sudah meninggalkan budaya rimpu ini, penggunaan rimpu telah bergeser dengan munculnya pakaian penutup kepala yang lebih praktis dan modern di masyarakat kita saat ini. Rimpu tidak lagi digunakan sebagaimana mestinya yakni symbol kehormatan seorang wanita. Saat ini penggunaan rimpu hanya dikenakan ketika ada kegiatan-kegiatan tertentu saja seperti kegiatan pawai budaya.
Oleh karena itu diharapkan kepada seluruh masyarakat Mbojo (Bima -Dompu) untuk terus melestarikan budaya RIMPU ini sampai akhir menutup mata.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.