Indonesia adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang memiliki beragam kebudayaan yang indah dan menarik. Setiap daerah di Indonesia mempunyai kebudayaannya sendiri yang khas dan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Tari Kecak dari Bali, rendang dari Sumatera Barat, dan lagu Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan merupakan beberapa contoh dari kebudayaan Indonesia. Selain lagu Gending Sriwijaya, Sumatera Selatan juga memiliki kebudayaan-kebudayaan lain yang menarik. Salah satunya adalah cerita rakyat Ratu Bagus Kuning dan Siluman Kera dari Palembang.
Cerita ini berlatar pada masa Kesultanan Palembang, sekitar abad ke-16, di wilayah Batanghari Sembilan mulai masuk penyebar agama Islam. Salah satu di antaranya adalah seorang perempuan yang dianggap suci bernama Bagus Kuning. Konon, ia adalah salah satu murid dari Wali Songo dan memiliki keahlian bertarung. Kehadirannya di Palembang adalah untuk menyebarkan agama Islam. Selama perjalanannya, ia sering harus bertarung demi menyebarkan ajaran Islam karena tidak mudah diterima penduduk setempat. Setiap musuh yang ia taklukkan menjadi pemeluk agama Islam.
Saat Bagus Kuning memasuki wilayah perairan Batanghari, ia harus berhadapan dengan para pendekar setempat yang berilmu tinggi. Pada akhirnya, Bagus Kuning dapat mengalahkan mereka. Ada sebelas penghulu yang dipercaya masyarakat sebagai pengikut setia Bagus Kuning, yaitu Penghulu Gede, Datuk Buyung, Kuncung Emas, Panglima Bisu, Panglima Api, Syekh Ali Akbar, Syekh Maulana Malik Ibrahim, Syekh Idrus, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, dan Bujang Juaro. Bersama dengan pengikutnya, ia memasuki bagian tengah kota Palembang dan singgah di bagian hulu kota yang sekarang dikenal dengan nama Plaju.
Lama-kelamaan Bagus Kuning menyadari bahwa tempat tersebut adalah wilayah kerajaan Siluman Kera. Siluman-siluman kera ini pun murka dan menakuti-nakuti rombongan Bagus Kuning. Para siluman kera pun tidak mau mendengar alasan Bagus Kuning dan mengancam akan membunuh rombongan Bagus Kuning jika mereka tidak mau pergi meninggalkan wilayah kerajaan Siluman Kera. Tidak ingin mengorbankan pasukannya, Bagus Kuning pun mengajak Raja Siluman Kera untuk bertarung satu lawan satu. Jika Bagus Kuning kalah, maka ia akan tunduk kepada Raja Siluman Kera, Raja Siluman Kera pun menyanggupi perjanjian tersebut, bahkan ia menambahkan jika ia kalah, Bagus Kuning akan diangkatnya menjadi ratu. Pertarungan pun dimulai dengan sengit mengingat kedua pihak merupakan orang-orang yang memiliki kekuatan yang sangat hebat dan sakti sehingga keduanya merasa kesulitan merubuhkan satu sama lain.
Pertarungan berlangsung dari pagi hari hingga siang hari. Beberapa kali Raja Siluman Kera terbanting keras, terlihat darah banyak keluar dari mulut dan hidungnya. Pada akhirnya, Raja Siluman Kera pun mengaku kalah dan menjadi pengikutnya. Bagus Kuning bersama pengikutnya pun menetap di tempat itu. Ia menjadi ratu dan membuat keraton. Pada saat Ratu Bagus Kuning wafat, ia dimakamkan di lokasi keratonnya dengan siluman kera yang tetap setia menunggui makamnya. Konon, Ratu Bagus Kuning tetap tidak menikah hingga ia meninggal dan terus menyebarkan agama Islam di Sumatera Selatan.
Sampai saat ini, lokasi keraton Ratu Bagus Kuning disebut Bagus Kuning yang terletak di Kecamatan Plaju, Kota Palembang. Namun, keratonnya sudah tidak ada karena dijadikan lokasi perumahan karyawan perusahaan Pertamina. Kini hanya tersisa makam yang dipercaya sebagai makam Ratu Bagus Kuning di dalam kompleks perumahan Pertamina dan di antara Lapangan Golf Plaju. Para siluman kera dipercaya masih tinggal di wilayah tersebut dan menjaga makam Ratu Bagus Kuning.
Referensi : www.daerah.sindonews.com
#OSKMITB2018
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...