Gorontalo merupakan salah satu provinsi termuda dan baru diresmikan pada tanggal 22 Desember 2000 setelah memisahkan diri dari provinsi induknya, yaitu Provinsi Sulawesi Utara. Meskipun terbilang sebagai provinsi baru, namun bukan berarti Provinsi Gorontalo mempunyai masyarakat dengan kebudayaan yang tertinggal. Kebudayaan suku Gorontalo sendiri sudah tumbuh dan berkembang jauh sebelum provinsi Gorontalo ini diresmikan. Tumbuh dan berkembangnya kebudayaan suku Gorontalo salah satunya bisa dilihat dari adanya desain dari rumah adat Gorontalo yang bernama "Rumah Doluhapa" dan "Rumah Bandayo Pomboide". Nah, seperti apakah kedua rumah adat tersebut? Berikut ini penjelasannya.
1. Rumah Dolohupa
Rumah Dolohupa
Dalam bahasa Gorontalo, kata Doluhapa sendiri artinya adalah “Mufakat”. Nama tersebut sesuai dengan fungsi dari rumah adat ini yang kerap digunakan untuk bermusyawarah guna mencapai mufakat di dalam perkara adat di masa pemerintahan para raja-raja Gorontalo pada masa lampau. Rumah Doluhapa juga kerap digunakan sebagai tempat untuk mengadili seseorang yang telah melakukan tindakan kejahatan.
Ada 3 (tiga) hukum yang dipakai dalam pengadilan yang dilakukan di rumah Doluhupa, yakni hukum pertahanan dan keamanan yang dipakai untuk mengadili para prajurit atau dapat dikatakan pengadilan militer (Buwatulo Bala), hukum adat (Buwatulo Adati), dan hukum agama Islam (Buwatulo Syara).
Dilihat dari segi desain arsitekturnya, rumah Dolohupa ini terbilang sangat unik. Rumah adat ini mempunyai struktur panggung dengan beberapa tiang atau pilar yang berukir sedemikian rupa sebagai sebuah hiasan. Pada bagian atap rumah Dolohupa ini dibuat dari jerami berkualitas yang dianyam, sedangkan pada bagian rumah lainnya seperti dinding, pagar, lantai, dan tangga terbuat dari bilah atau papan kayu.
Bagian dalam pada rumah adat Doluhupa ini tidak terbagi menjadi beberapa ruangan, melainkan hanya langsung berupa satu ruangan plong yang berukuran besar. Di saat ini, ruangan tersebut tidak lagi dipakai untuk mengadili seseorang. Ruangan tersebut saat ini beralih fungsi dan lebih kerap digunakan sebagai tempat untuk melangsungkan sebuah upacara pernikahan adat, ataupun kegiatan adat lainnya.
Ada 1 (satu) bagian yang unik dari rumah adat Provinsi Gorontalo ini. Selain kita bisa menemukan adanya anjungan yang letaknya berada di bagian depan rumah, kita juga bisa melihat adanya 2 buah tangga yang saling berhadapan secara simetris pada bagian depan rumah yang berfungsi sebagai jalan masuk. Tangga ini dalam bahasa Gorontalo disebut dengan "Tolitihu".
2. Rumah Bandayo Pamboide
Rumah Bandayo Pamboide
Bila pada rumah adat Doluhapa lebih kerap digunakan sebagai tempat untuk mengadili seseorang, maka rumah Bandayo Pamboide ini justru selalu digunakan sebagai tempat untuk bermusyawarah dan juga sebagai gedung pertunjukan adat. Fungsi dari rumah adat tersebut tentunya sesuai dengan namanya, kata "Bandayo" yang artinya adalah gedung, sementara kata "Pambide" artinya adalah tempat bermusyawarah.
Rumah adat Bandayo Pamboide dan Doluhapa juga berbeda dari segi desain arsitektur interiornya. Bila pada rumah adat Doluhapa tidak mempunyai sekat dan hanya terdiri atas 1 (satu) ruangan saja, maka pada rumah Bandayo Pamboide justru terbagi menjadi beberapa bagian kamar dengan sekat yang terbuat dari kayu atau papan. Saat ini, kita bisa menemukan dan juga melihat desain dari rumah adat Provinsi Gorontalo ini di depan rumah dinas Bupati Provinsi Gorontalo.
Referensi: http://www.kamerabudaya.com/2017/09/rumah-dolohupa-dan-bandayo-pomboide-rumah-adat-gorontalo.html
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...