|
|
|
|
RITUAL PEODALAN PURA PUNCAK JAGAD SPIRITUAL Tanggal 15 Aug 2018 oleh OSKM_16718242_Fatiha Syahla Shafiya. |
Wonogiri merupakan sebuah kabupaten yang terletak di ujung selatan Provinsi Jawa Tengah. Wonogiri menyimpan banyak sekali potensi yang dapat menjadi unggulan, baik dari segi pariwisata, keindahan alam, hingga kebudayaan yang banyak berkembang di dalamnya. Salah satu diantaranya adalah peodalan.
Tak disangka ternyata di daerah yang cukup terpencil ini didirikan pura. Pura ini didirikan di puncak bukit kapur pegunungan sewu yang juga termasuk dalam daerah kompleks Museum Karst seluas 25 hektar yang berada di desa Gebangharjo dusun Mudal Pracimantoro, Wonogiri. (50 Kilometer arah barat daya Kota Wonogiri). Pura yang diberi nama Pura Puncak Jagad Spiritual ini sudah mulai dibangun sejak tahun 2007 saat masa pemerintahan H. Begug Purnomosidi.
Lalu apa itu peodalan? Secara umum, peodalan atau odalan, merupakan upacara keagamaan untuk memperingati hari kelahiran pura (tempat suci) yang menjadi tempat persembahyangan umat Hindu. Peodalan sering disebut pula sebagai hari peringatan ulang tahun pura. Ritual Peodalan Pura Puncak Jagad Spiritual ini merupakan bagian dari ritual Panca Yadnya, khususnya Dewa Yadnya. Ritual khusus ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali. Ritual ini dilakukan dengan sembahyang massal oleh ratusan pemedak (umat). Pada tahun ini sendiri ritual dipimpin oleh Mangku I Ketut Suranaga dari Bali.
Ritual ini dimulai dengan hadirnya ratusan pemedak yang tidak hanya berasal dari Wonogiri, melainkan dari Bali, Bromo, Dieng, Jogja, Magelang, dsb. Selepas itu dilakukan penyucian arca dan patung yang melambangkan Sang Hyang Widhi dengan air suci. Setelah semua disucikan, arca-arca tersebut kemudian dipalinggihan yakni didudukkan sesuai dengan tempatnya. Kemudian ritual ini dilanjutkan dengan sembahyang dalam agama hindu. Ritual ini diakhiri dengan ritual panginepan, pelaksanaan acara ini hampir sama halnya dengan sembahyang namun lebih menjurus kepada perenungan secara pribadi. Dalam acara penutup ritual ini, pemedak bisa memilih untuk melangsungkannya saat sore hari atau bahkan dapat dilanjut hingga hari-hari berikutnya.
Sumber :
Wawancara dengan Duta Wisata Intelegensia Wonogiri Tahun 2017, Advent Fajar Indrajaya
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |