Alat Kesenian ini dinamakan puree, sebab bilamana dimainkan berbunyi re…. re….. re.
Bahannya: buluh tui dan rotan.
Bentuknya: Alat ini berbentuk seperti jepitan atau seperti garpu tala.
Warna: Kecoklat-coklatan, sesuai dengan warna bambu yang sudah kering.
Cara pembuatan
Sebelum dilaksanakan pembuatan alat ini terlebih dahulu diadakan pemilihan bahan, berupa buluh Tui yang telah tua, lurus dan berkualitet bagus serta memilih jenis rotan yang baik untuk dianyam. Buluh Tui yang merupakan buluh pilihan yang dipotong sepanjang satu ruas dengan ukuran panjang 40 – 50 cm dan garis tengah ± 3 cm. Ukuran ini tidak mutlak sebab tergantung pada buluh yang dipilih, ada ruasnya panjang dan garis tenaghnya lebih besar. Jadi ukuran dari alat kesenian ini bervariasi. Pada salah satu ujungnya, bukunya tidak dikeluarkan, namun sekat pada rongga bulu ini dikeluarkan sehingga tembus pandang. Kira-kira 2/3 atau 3/5 bagian dari bulu tersebut dikeluarkan/ disayat pada dua bagian sisi, sehingga berbentuk seperti jepitan atau garpu tala. Bagian yang tidak disayat diperkirakan masing-masing 1/4 bagian, tetapi di belah-belah, dan belahannya tidak sampai kebagian pangkal. Pada pangkal bagian yang disayat diikat/ dililit dengan rotan yang dianyam sebagai cincin untuk menahan belahan sayatan agar tidak terbelah keujung.
Fungsi
Alat kesenian ini berfungsi sebagai alat hiburan diwaktu senggang sebagai pengisi waktu, dan dapat pula berfungsi sebagai hubungan, perkenalan pergaulan atas anggota kelompok masyarakat dan anggota kelompok sosial. Dengan demikian akan mempererat hubungan dan mempererat persatuan.
Cara memaikannya
Alat kesenian ini dapat dimainkan pada posisi duduk dan berdiri, tangan kanan/ kiri memegang pada ujung yang tidak disayat, digenggam oleh jari-jari dan tapak tangan pada bagian bawah ibu jari, yang dapat dibuka dan di tutup. Alat tersebut dibunyikan dengan cara memukul-mukulkan pada tapak tangan kiri/ kanan, pada kaki bagian paha dari oemegang alat. Pada waktu dipukulkan melalui paha dan tapak tangan itulah yang menimbulkan bunyi. Kadang-kadang pukulan itu bervariasi, berpindah-pindah dari paha ketapak tangan dengan gerakan sesuai dengan irama yang diinginkan. Oleh karena pada bagian yang disayat itu sengaja dibelah sehingga timbullah bunyi re……..re……..re. Untuk dapat mengubah bunyi dari alat tersebut dapat diatur dengan cara menutup dan membuka tapak tangan khususnya ibu jari yang menutup lubangnya. Alat ini dapat dimainkan oleh pria dan wanita dewasa remaja dan orang tua. Bila dimainkan sendiri hanya dapat diiringi dengan senandung. Dapat dimainkan pada posisi duduk atau berdiri.
Persebaran
Dalam persebarannya alat kesenian ini pada mulanya hampir setiap desa dapat ditemukan, namun akhir-akhir ini tidak meluas lagi, hanya sebagian kecil atau sebagian kelompok yang masih mengenalnya, termasuk pecinta musik-musik tradisional.
Source: http://telukpalu.com/2008/03/puree/
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.