Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Legenda Riau Pekanbaru
Pertengkaran Dua Putra Dewa
- 3 Mei 2018

Dewa Mendu dan Angkara Dewa adalah dua putra Semandung Dewa, raja di kayangan. Selama ini kedua kakak beradik tersebut begitu ingin turun ke bumi.

“Lihatlah, sepertinya menyenangkannya ya kehidupan di bumi?” ujar Dewa Mendu kepada adiknya.

Angkara Dewa pun mengangguk, mengiyakan ucapan kakaknya. Sambil duduk santai, mereka berdua mengamati berbagai kehidupan yang ada di bumi.

“Bagaimana jika kita bertamasya ke bumi, Kak?”

Dewa Mendu malah mengembuskan nafas berat. “Ah, aku sudah pernah menanyakan hal itu pada ayah. Tapi Ayah malah memarahiku. Katanya, kita tidak boleh turun karena banyak hal yang tidak baik di sana.”

Wajah Angkara Dewa langsung muram. Padahal ia sudah membayangkan betapa asyiknya jika ia dan kakaknya bisa main turun ke bumi.

Diam-diam, Dewa Mendu merencanakan untuk turun ke bumi sendirian, tanpa mengajak adiknya. Keinginannya untuk turun ke bumi begitu kuat.

“Biarlah aku turun sendiri saja ke sana. Aku tidak mau Angkara Dewa jadi ikut-ikutan dimarahi oleh Ayah,” pikir Dewa Mendu.

Suatu ketika, Dewa Mendu benar-benar melaksanakan rencananya. Saat turun ke bumi, ia terdampar di hutan belantara yang ada di puncak Bukit Mencerne. Tempat itu belum pernah sama sekali disinggahi oleh manusia.

Sementara itu, keluarga Dewa Mendu kebingungan karena selama beberapa hari mereka tidak melihat Dewa Mendu.

“Pasti anak itu sudah turun ke bumi!” seru ayah Dewa Mendu dengan kesal. Ia lalu mengutus Angkara Dewa untuk turun ke bumi dan mencari kakaknya.

Saat Angkara Dewa menyusul Dewa Mendu ke bumi, ia juga terdampar di Bukit Mencerne. Namun Angkara Dewa tidak langsung menemukan kakaknya. Selama berminggu-minggu ia berkelana di dalam hutan dan terus mencari keberadaan Dewa Mendu.

Suatu ketika keduanya akhirnya bertemu. Namun sayangnya, kedua wajah dan tubuh kakak beradik ini sudah berubah tidak seperti saat mereka di kayangan sejak mereka turun ke bumi. Akibatnya Dewa Mendu dan Angkara Dewa tidak saling mengenal.

“Siapa kamu?” tanya Dewa Mendu pada Angkara Dewa. Ia merasa, orang yang ada di hadapannya ini terus mengikutinya sejak beberapa waktu sebelumnya.

Angkara Dewa tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Ia membatin, rasanya tidak mungkin mengaku pada manusia biasa bahwa ia adalah putra seorang dewa. Sejak melihat keberadaan orang lain yang sesungguhnya adalah Dewa Mendu, ia memang sengaja terus membututinya. Sebetulnya niat Angkara Dewa hanyalah ingin mencari teman.

“Hei, mengapa kau diam saja?” hardik Dewa Mendu.

Angkara Dewa yang tak kunjung menjawab membuat Dewa Mendu kesal. Ia lalu menyerang sosok yang sebetulnya merupakan adik kandungnya sendiri. Mendapat serangan dari Dewa Mendu, Angkara Dewa jadi terpancing untuk meladeni. Pertarungan sengit antara Dewa Mendu dan Angkara Dewa akhirnya terjadi.

Dua orang yang sama-sama putra Semandung Dewa ini memiliki kesaktian yang sama. Mereka sampai terus bertarung selama beberapa hari. Sesekali mereka sepakat untuk beristirahat. Namun saat tenaga sudah pulih, mereka kembali bertarung. Keduanya ingin membuktikan, siapa di antara mereka yang paling kuat. Pertarungan yang sengit selama beberapa hari itu membuat keduanya berada dalam kondisi kritis.

Di tengah kondisinya yang hampir tidak kuat lagi, Dewa Mendu berseru ke arah langit, “Jika sesungguhnya aku adalah Dewa Mendu putra Semandung Dewa yang ada di kayangan, bantulah aku untuk menaklukan musuhku ini!”

Tak berapa lama, Angkara Dewa juga berteriak sambil menatap langit, “seandainya aku ini memang Angkara Dewa putra Semandung Dewa yang ada di kayangan, bantulah aku untuk menaklukan musuhku ini!”

Usai sama-sama mengucapkan perkataan tersebut, keduanya langsung terkejut. Sontak, keduanya saling menghampiri dan berpelukan.

“Maafkan aku Kak, aku sampai tidak mengenalimu,” sesal Angkara Dewa.

“Tak apa. Kalau aku tahu engkau itu adikku, aku pasti tidak akan menyerangmu,” balas Dewa Mendu.

Keduanya kemudian merasa menyesal karena sudah tidak menuruti kata-kata ayahnya untuk tidak turun ke bumi.  Kini mereka tahu akibatnya.

“Kak, kita baru saja bertemu tapi malah bertengkar beberapa hari.”

“Ternyata benar yang dikatakan Ayah, kehidupan di bumi ini tidak seperti di kahyangan,” gumam Dewa Mendu.

 

Sumber: http://indonesianfolktales.com/id/book/pertengkaran-dua-putra-dewa/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline