Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Lampung Lampung
Permainan Wak wak kung
- 7 Juli 2018
Asal usul permainan yang disebut sebagai Wak wak kung sudah sulit diketahui. Namun, yang jelas permainan wak wak kung telah dikenal oleh masyarakat Betawi sejak zaman penjajahan Belanda. Di dalam permainan yang juga disebut sebagai Ular naga ini terdapat dua orang penjaga berhadapan dan saling berpegangan tangan yang kemudian diangkat ke atas membentuk kerucut, sehingga jika diturunkan akan memerangkap pemain di dalamnya. Kedua orang penjaga itu diibaratkan sebagai bulan dan matahari.
 
Pemain
Permainan Wak wak kung pada umumnya dilakukan oleh anak-anak yang berusia 6--12 tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah pemainnya 10--40 orang. Dari sekian banyak pemain tersebut, hanya dua orang yang menjadi induk ayam atau ulung, sedangkan sisanya akan dibagi dua grup setelah dalam permainan terjaring dan memilik salah satu induk ayam.
 
Tempat dan Peralatan Permainan
Luas arena permainan yang diperlukan bergantung dari banyak sedikitnya pemain. Jika pemain kurang dari 40 orang, maka luas arena hanya berukuran 5 x 5 meter persegi. Namun, jika pemain sekitar 40 orang maka luasnya diperlebar menjadi 8 x 8 meter persegi. Di tengah-tengah arena akan dibuat sebuah garis batas yang nantinya akan dipergunakan sebagai batas kalah atau menang saat kedua regu saling tarik-menarik. Dengan luas yang maksimal hanya 16 meter persegi, maka pekarangan rumah atau tanah yang agak lapang pun dapat dijadikan arena permainan.
 
Permainan wak wak kung tidak mempergunakan alat apapun, kecuali sebuah lagu sebagai pengiring nyanyian. Syair untuk lagu tersebut adalah sebagai berikut:
Wak wak kung nasinye nasi jagung
Lalapnye daon utan
Sarang gaok dipohon jagung
Gang…ging…gung
 
Tam-tambuku
Seleret daon delime
Pato klembing pate paku
Tarik belimbing
Tangkep satu
Pit ala’ipit
Kuda lari kejepit-sipit
 
Aturan dan Proses Permainan
Aturan permainan Wak wak kung tergolong mudah, yaitu setelah grup atau regu terbagi dua, maka kedua regu tersebut akan saling tarik-menarik hingga melewati garis batas permainan untuk menentukan menang atau kalahnya sebuah grup.
 
Sedangkan proses permainan dimulai dengan penentuan pemain (dengan cara aklamasi) yang akan menjadi ulung atau induk ayam. Setelah itu, kedua induk ayam akan saling berhadapan dan berpegangan tangan, kemudian diangkat ke atas membentuk sebuah kerucut (jika diturunkan akan memerangkap pemain di dalamnya). Sementara itu, para pemain lain akan berbaris memanjang, sambil berpegangan pada pundak pemain yang ada di depannya untuk mulai berjalan memutar, melalui “lorong” yang dibuat oleh rentangan tangan induk ayam. Saat berjalan mengitari dan memasuki “lorong” tersebut, biasanya para pemain akan bernyanyi. Di akhir nyanyian tangan pemain yang berperan sebagai induk ayam akan turun dan memerangkap salah seorang dari barisan pemain yang mengelilinginya. Kemudian, mereka akan bertanya kepada pemain yang terperangkap tersebut untuk memilih secara sukarela. Jika pemain memilih salah seorang induk, ia akan berdiri di belakangnya. Demikian seterusnya hingga tidak ada lagi pemain yang mengitari induk ayam. Dengan cara seperti itu, otomatis dua buah grup terbentuk.
 
Selanjutnya, kedua induk ayam akan berdiri berjajar dan saling berpegangan (hanya satu tangan) lagi tepat di atas garis batas permainan. Sementara tangan yang satunya lagi akan memegang salah satu tangan pemain lain (yang tadi telah memilih). Pemain tersebut akan memegang tangan pemain lainnya sehingga nantinya akan terbentuk barisan melebar dengan kedua induk ayam dan garis batas di antara keduanya sebagai pusatnya. Kemudian, kedua grup tersebut akan saling tarik-menarik hingga salah satu regu melewati garis batas yang telah ditentukan. Regu yang dapat menarik regu lain melewati garis batas maka regu tersebut dinyatakan sebagai pemenangnya. Jika pemain masih ingin bermain maka permainan dimulai lagi seperti semula.
 
Nilai Budaya
Nilai yang terkandung dalam permainan wak wak kung ini adalah kerja sama, kerja keras, demokrasi, dan sportivitas. Nilai kerja sama dan sekaligus kerja keras tercermin dari para pemain yang tergabung dalam satu grup akan bahu membahu menarik grup lain melewati batas yang telah ditentukan. Sedangkan nilai demokrasi tercermin dari kebebasan para pemain untuk sesuka hati memilih menjadi anggota grup bulan atau matahari. Nilai sportivitas tercermin dari sikap dan tingkah laku anggota grup yang kalah, mengakui kekalahannya dengan lapang dada, karena ada kesadaran bahwa dalam suatu permainan pasti akan ada pihak yang kalah dan pihak yang menang. (ali gufron)
 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya