Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Tradisional DKI Jakarta Jakarta
Permainan Ular Naga
- 10 Agustus 2018

Ular naga merupakan salah satu permainan tradisional legendaris yang kerap dimainkan oleh anak- terutama di Jakarta, karena daerah asal permainan ini adalah dari provinsi tempat bernaungnya keturunan Betawi. Biasanya dimainkan di lapangan atau halaman karena aturan mainnya membutuhkan tempat yang cukup lapang. Permainan tradisional ini dilakukan secara berkelompok dengan total pemain minimal empat orang. Permainan terasa lebih seru dan menantang jika semakin banyak yang bermain. Keunikan dari permainan ini adalah penggunaan lagu yang dinyanyikan beramai-ramai dengan lirik sebagai berikut:

“Ular Naga panjangnya bukan kepalang, menjalar-jalar selalu kian kemari, umpan yang lezat itulah yang dicari, ini dianya yang terbelakang. Kosong-isi-kosong-isi”.

Adapun cara bermainnya adalah:

  • Dipilih tiga orang pemain dengan tugas: dua orang menjadi gerbang dengan posisi berhadapan serta kedua tangan di atas saling menggenggam, akan terlihat seperti membentuk terowongan. Satu orang menjadi induk untuk barisan anak-anak lain yang mengular di belakangnya. Barisan anak-anak tersebut mengikuti induk dengan memegangi buntut yang dapat berupa baju atau pinggangnya.
  • Barisan anak-anak berjalan melewati “gerbang” yang berdiri di tengah-tengah halaman dengan iringan lagu yang dinyanyikan bersama dengan gerakan melingkar.  Saat dendang lagu habis, anak yang berada di barisan paling belakang ditangkap oleh dua orang yang membentuk terowongan.
  • Setelah ini terdapat beberapa versi permainan, yang pertama adalah anak yang ditangkap harus memilih satu diantara dua nama samaran (dapat berupa nama orang, buah, hewan, dll). Nama samaran tersebut merepresentasikan masing-masing nama pemain yang bertugas menjadi terowongan. Dari sini, pemain yang ditangkap akan dimasukkan ke dalam salah satu kelompok dari dua pemain yang membentuk terowongan.
  • Versi kedua dengan ketentuan: sang induk akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan dua orang pembentuk terowongan perihal anak yang ditangkap. Sampai pada akhirnya, apabila induk menang dalam perbantahan tersebut maka ia dapat mengambil kembali si anak yang tertangkap. Namun, bila ia kalah, maka si anak akan ditempatkan di belakang salah satu dari pembuat terowongan berdasarkan pilihannya.
  • Permainan pun dilanjutkan kembali dengan mengulang lagu dan barisan berputar ke sana kemari sampai semua anak ditempatkan ke masing-masing kelompok yang dikepalai penjaga terowongan.
  • Setelah itu, dua kelompok yang dikepalai masing-masing dua orang penjaga terowongan berdiir berhadapan. Anak-anak yang sudah ditangkap berbaris membuntuti induk mereka tersebut. Sang induk harus berusaha merebut anak-anak yang berada di kelompok lawannya, dimulai dari yang paling belakang. Induk dan anak-anak lainnya berusaha untuk melindungi anak yang berada di paling belakang. Pada bagian ini dibutuhkan strategi agar dapat menjaga anak-anak di barisan sekaligus merebut anak-anak di kelompok main lawan. Yang menang adalah kelompok yang dapat bertahan sampai akhir.

Banyak nilai-nilai untuk digali dalam permainan ini, sebagai contoh: kekompakan, kerja sama, membuang rasa egois, dan yang tidak kalah penting adalah kecerdasan dalam mengatur strategi.

 

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline