Sumba tak kalah menarik,ketrampilanberkuda tanpa pelana merupakan tradisi luhur berabad-abad lamanya, hingga regenerasi terkini pun masih bisa terlihat kepiawaian mereka mengendalikan kuda. Bilapun sedang dipacu cepat pada saat ritual perang bergulir.
Pasola bukanlah suatu peragaan kejantanan para lelaki Sumba Barat, melainkan bagian dari upacara puncak Festival Nyale yang diperingati setahunsekali. Dimulai dari minggu atau ketiga setelah bulan purnama muncul. Bulan Februari diadakan di wilayah Lamboya dan Kodi, Bulan Maret di wilayah Gaura danWanokaka.Wilayah tersebut merupakan sebuah tanah lapang yang luas. Peristiwa ini adalah ritual penghormatan kepada para awah leluhur(Marapu).
Konon upacara ini diawali dari sebuah legenda rakyat. Seorang Raja Bulan memiliki anak gadis yang teramat cantik, PutriNyale. Oleh sebab sang putri iba dengan penderitaan penduduk akibat gagal panen beserta lumbung padi yang kering. Kemudian ia mengorbankan diri dengan mencebur ke laut. Setelah kejadian itu Raja dan penduduk turut bersedih. Namun keberuntungan datang, panen pun berhasil. Sang putri ternyata berubah wujud menjadi cacing- cacingkecil yang mengunjungi penduduk setiap tahun sekali. Sehingga Jumlah cacing dipercaya menentukan hasil panen tahun itu.
Rangkaian Pasola dimulai dengan upacara pembajakan sebuah benda padi keramat. Seperti upacara lainnya tak lepas dari darah. Satu malam pada saat sebelumnya le atau cacing diramalkan muncul di laut, Pemuda pemudi berkumpul di pantai tertentu. Para pria bersiap saling tinju dengan kepalantangan mereka dibungkus dengan daun semak liar berduri. Darah harus mengalir sebagai persembahan terbaik untuk para Marapu. Dengan target pukulan adalah mata, cedera yang dapat membutakan agar mempercepat kemenangan.
Keesokan harinya upacara beralih ke wilayah Sodan, desa dimana Rato atau pendekarnya tinggal. Ada jalur setapak yang tabu untuk dilewati, ada anjing yang dapat membuat korban menjadi gila bila digigitnya. Para Rato terlihat memakai ikat kepala berkain merahberbentuk segitiga mengelilingi wajahnya. Menari serta memukul gendang dari kulit langka yang dipercaya sebagai kulit manusia yang telah meninggal.
Seiring naiknya surya dua orang yang telah dipersiapkan memulai pertempuran di dekat pantai. Kemudian dialihkan ke padang Pasola yang sakral. Diubah pola menjadi dua Kabisu(dua kelompok ) yang masing beranggotakan 75-150 orang berkuda pada setiap sisi. Lembing-Lembing berujung tumpul itu pun mulai berterbangan. Seorang pendekar berkuda selalu membawa 3-4 lembing, untuk mengulang serbuannya. Dahulu lembing-lembing tersebut setajam belati haruslah digelar sampai ada yang tertembus mati. Akan tetapi seiring kebijakan antar penduduk hal itu di ubah untuk menghindari upaya balas dendam tak berkesudahan. Pasola yang diyakini mereka bagi yang mati atau pun terluka adalah satu bentuk penebusan dosa pada arwah Marapu dan Putri Nyale.( Tunggul /* berbagaisumber*)
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.