Pakaian adat pernikahan merupakan pakaian tradisional yang wajib dikenakan saat acara pernikahan berlangsung. Hal itu sudah menjadi budaya turun temurun dari leluhur yang selalu dijunjung agar budaya itu terjaga sampai ke generasi mendatang. Kali ini, saya akan membahas mengenai pakaian adat pernikahan suku mandailing.
Dalam adat mandailing ini, pakaian adat pernikahan lebih mencolok kepada warna-warna raja, yaitu: merah, keemasan, dan hitam. Merah melambangkan tanda kegagahan/keberanian, keemasan melambangkan tanda kemewahan, serta hitam melambangkan tanda keanggunan dan kemakmuran.
Bagi pengantin pria, menggunakan penutup kepala (ampu mahkota), baju godang yang berbentuk jas, ikat pinggang yang berwarna keemasan dengan selipan bobat (dua pisau kecil), gelang polos di lengan bagian atas yang berwarna keemasan, serta kain sesamping dari songket Tapanuli.
Bagi pengantin wanita, menggunakan penutup kepala yang disebut sebagai bulang emas (tinggi bertingkat), dihiasi dengan kalung hitam dengan ornamen keemasan serta dua lembar kain songket, gelang keemasan polos di lengan bagian atas (seperti pengantin pria), ikat pinggang keemasan dengan selipan dua pisau kecil, dan pakaian utamanya adalah baju kurung yang bawahannya songket.Â
Itulah pakaian adat pernikahan yang unik dari suku mandailing ini, dimana sampai sekarang masih terjaga kebudayaannya.
Terimakasih
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang