MITOS DAN CERITA RAKYAT
PUANG BARANI, MANUSIA SETENGAH DEWA
Lolisang merupakan salah satu desa di Kecamatan Kajang. Masyarakatnya yang masih berpegang teguh terhadap mitos atau imajinasi magis dari para nenek moyang kami. Masyarakat Desa Lolisang, menanamkan kesadaran magis dalam dirinya bahwa Puang Barani adalah penolong dan pemberi kebaikan. Kerak peristiwa masyarakat Kajang, Lolisang khususnya ketika mendapati dirinya dalam kesusahan maka dia akan berteriak meminta kepada Puang Barani untuk kesalamatan dirinya, Hal ini juga sering terjadi ketika mobil yang dinaikinya tidak bisa menanjaki jalanan yang berbukit maka mereka akan melakukan do’a massal kepada Puang Barani agar (mesin) mobil yang dikendarai diberi tenaga dalam usaha menanjaki jalan berbukit itu.
Puang Barani memiliki dua pengertian bagi masyarakat Lolisang, yaitu: pertama, dia sebagai manusia/panglima perang dalam bahasa konjonya pamusu, yang pernah membantu kerajaan Bone dalam menaklukkan kerajaan Luwu. konong katanya Bone menang dalam peperangan itu dan sebagai imbalan Raja Bone-pun memberi imbalan kepada Puang-nga ( sebenarnya nama Puang Barani adalah gelar saja, kurang yang mengetahui nama aslinya, dikarenakan karamat atau sakral/keramat). Namun Puang-nga menolak segala materil yang ditawarkan oleh Raja Bone, Raja Bone menawarkan kembali 2 buah ganrang (gendang), 2 gong, dan satu joong lalu Puang-nga mengiyakan, selanjutnya, pemberian terakhir kepada puang-nga adalah sebuah gelar yaitu puang Barani Ri Kajang. Menurut masyarakat Lolisang sebelum Puang Barani berangkat pamusu, dia terlebih dahulu memukul gong sebanyak tiga kali. Sekarang tempat itu di abadikan dalam sebuah nama Tunrun Tallua (Pukulan Tiga Kali).
Pengertian kedua, yaitu: sebagai adat. Hal ini berdasarkan apa yang dikatakan oleh bapak Mahu’, ahli adat di Lolisang bahwa barani kajang merupakan suatu unsur yang penting bagi adat di daerah kajang, bahkan dialah asal-mula adanya Anrong Gurua di Desa ini, yaitu salah satu konsep pemerintahan kajang dimasa lalu, namun konsep itu masih dianggap sakral dan wajib ada dalam diadakannya suatu acara, penganting, kalomba, dan acara yang menyangkut kehidupan lainnya.
Nama : Arman B
Sekolah : UIN Alauddin Makassar
No HP :085264803547
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...