|
|
|
|
PESTA ADAT PAJJUKUKANG #SBM Tanggal 13 Nov 2018 oleh Jabaltaqwa . |
Jika dihubungkan dengan Islam, pesta dan ritual ini telah banyak mengalami pasang surut. Acara ini telah dilaksanakan sejak kelahiran Karaeng Loe berabad-abad yang lalu. Sebelum Islam datang, acara ini tentu saja didasarkan pada prinsip, keyakinan dan tradisi masyarakat Makassar pra-Islam. Pada masa itu, praktek mistik, sesembahan, sesajen, arwah luluhur, judi, ballo' (minuman keras khas Makassar), sangat dominan dalam acara ini.
Islam masuk ke Bantaeng pada awal abad XVII. Meski sejarah Islam di Bantaeng belum terekonstruksi secara baik, banyak versi yang menjelaskan kedatangan Islam di kawasan ini. Islam misalnya pertama kali dibawa ke Bantaeng oleh pedagang Muslim pada XVI (Mahmud et al 2007: 147-8), Raja Tallo and Dato' ri Bandang pada awal abad XVII (Ahimsa-Putra 1993: 104), La Tenri Rua Sultan Adam Raja Bone XI, dan sebagainya. Yang penting dari ini semua, corak Islam yang mudah diterima ketika itu adalah tasawuf. Ini disebabkan oleh kecenderungan mistik dan kebatinan masyarakat Bantaeng. Pada 2007, jumlah umat Islam di Bantaeng mencapai 170.241 orang dari total penduduk 173.308 orang, atau sekitar 98.23% (BPS 2008: 35, 118).
Ketika Islam telah dipeluk secara mayoritas oleh masyarakat Bantaeng, beberapa teknis pelaksanaannya telah mengalami perubahan dan adaptasi. Permainan judi dan ballo' (minuman keras) tidak lagi memeriahkan pesta Pa'jukukang ini. Selain itu, adu manusia hingga mati juga ditiadakan lama sebelumnya. Atas usul Raja Luwu (Sawerigading), adu manusia diganti dengan adu ayam (Salam 1997: 29-30). Semua ini telah digantikan dengan bentuk-bentuk kemeriahan yang tidak bertentangan dengan ajarah pokok Islam seperti seni rakyat assempa' dan a'lanja' (adu kekuatan kaki untuk laki-laki dan anak-anak), tari-tari daerah, bahkan qasidah.
Dalam tradisi Pa'jukukang, meski aktor yang bermain aktif di dalamnya tidak dikenal sebagai pemuka agama atau mereka yang memiliki otoritas keagamaan, hasil kreativitas mereka menunjukkan hal-hal tipikal dalam pribumisasi. Penggunaan doa-doa Islam dan berbahasa Arab, penggantian tradisi mungkar (judi, minuman keras, dan adu manusia) menjadi tradisi baik (seni rakyat, tari-tarian), pembangunan mesjid di sekitar tempat upacara, dan sebagainya merupakan kreativitas yang lahir dari mereka untuk menunjukkan identitas dan lokalitas keagamaan (Islam) dan kebudayaan (Makassar) mereka sekaligus.[Amir Al-Maruzy]
Pesta adat pajjukukang merupakan pesta adat yang sangat di gemari oleh masyarakat sekitar sehingga banyak orang yang datang untuk melihat pesta adat ini,
SUMBER
https://www.katailmu.com/2010/09/unsur-islam-dalam-rtual-pajukukang.html
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |