Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Kalimantan
PAHUNI / KEMPONAN
- 24 Juli 2018

Istilah pahuni / kemponan atau kepuhunan hanya dikenal di Kalimantan – walau beberapa daerah di pelosok Sumatera juga mengenal seikit konsep pahuni ini. Bagi yang diluar Kalimantan mungkin akan asing dengan istilah Pahuni/ Kemponan/ Kepuhunan, sebenaranya Kepuhunan atau Pahuni adalah salah satu kepercayaan Dayak yang menjadi salah satu penyebab seseorang bisa mengalami penyakit atau kecelakaan. Jadi Pahuni itu seperti titik lemah, dimana kesialan bisa terjadi – bisa karena sesumbar bicara, atau tidak mau mencicipi makanan yang dibuat dirumah.

Jadi contoh jika dirumah sedang dimasak suatu makanan atau sedang dihidangkan makanan buat kita namun kita menolak untuk memakannya maka kita bisa terkena pahuni atau gangguang roh jahat. Umumnya walaupun kita sudah merasa kenyang yang dapat kita lakukan adalah mengambil sedikit atau “MINJOK” / menyentuhnya sambil berkata SAPULUN atau PUSE-PUSE.

Ada beberapa jenis makanan yang sifatnya TADA atau kuat pengaruh pahuninya jika itu ditolak misalnya adalah ketan, kopi, wadi. Mungkin jika kita kaji secara sosiologis pada zaman dahulu beras semacam ketan, kopi adalah sajian istimewa buat orang yang dhormati. Jika seseorang menolak sajian istimewa ini maka dia dianggap tidak menghargai tuan rumah atau keluarga yang menyediakan makanan atau minuman tadi. Ada juga bentuk pahuni lain jika kita membawa makanan-makanan berupa ketan, wadi, tuak namun kita tidak membagikan sedikit kepada mahluk-mahluk halus yang ada maka kita akan sangat gampang sekali terkena pahuni ini.

Ada beberapa pengalaman yang dialami oleh admin ketika melakukan ekspedisi dari Tamiang Layang, saat itu kita membawa Wadi (daging yang difermentasikan) sebagai oleh-oleh. Salah satu mobil rombongan ekspedisi kita mengalami gangguang roh halus dimana mereka melihat penampakan-penampakan seperi orang naik motor tanpa kepala, sosok raksasa diatas jembatan dan bahkan mobil yang tidak bisa dikendalikan dan hampir saja membuat mereka celaka.

Pengalaman terbaru adalah ketika usai mengikuti acara Tiwah Massal di Tumbang Manggu, saat itu kita membawa makanan Tiwah dan Tuak sebagai oleh-oleh. Malam itu ketika hendak pulang kita dibuat tersesat bahkan masuk ke areal sepi sekali dan kita sudah merasakan kehadiran mahluk lain yang ingin ikut, salah satu anggota kita kemudian melihat sosok wanita berjubah putih berada disamping mobil kita. Mengetahui hal itu kita segera berhenti dan membagikan sedikit tuak dan mengambil dedauanan hidup untuk menangkal gangguang roh halus ini benar saja setelah itu perjalanan kita kembali aman.

Jadi Pahuni ini sebenarnya adalah kegagalan manusia mengikuti irama alam. Dalam adat Dayak Jalai dikenal beberapa jenis kepuhunan ini:
1. Kepuhunan makanan: disebabkan kelalaian menyentuh makanan atau mencicipi makanan yang telah dihidangkan
2. Kepuhunan bangkai: disebabkan karena kelalaian menyentuh mayat atau peti mati dengan tangan kiri ketika melayat
3. Kepuhunan pengisiq pengadaq: disebabkan karena kegagalan menyentuh obat-obatan, jimat atau pusaka yang ditemui
4. Kepuhunan ditanah-diarai: kepuhunan karena kondisi alam yang ganjil misalnya hujan panas.

Namun perlu diingat kepuhunan tidak selalu disebabkan karena kelalaian manusia, tetapi dapat juga terjadi karena nasib yang tidak baik. Jadi jika folks bermain ke Kalimantan dan tuan rumah sudah menyediakan makanan sebagai tata kramanya kita harus menerima jamuan itu walaupun sedikit sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kita.

Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2016/10/02/pahuni-kemponan/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU