Di daerah Aceh banyak sekali di dapatkan nisan kuno dimana-mana, terutama di daerah Banda Aceh yang menjadi pusat pemerinatahan kerajaan Aceh pada masa lalu.
Salah satu teori yang menjelaskan bahwa Islam masuk ke Aceh berasal dari Gujarat India adalah berdasarkan bukti sejarah berupa batu nisan yang coraknya sangat khas dengan corak batu nisan yang terdapat di India
Teori ini menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia bukan berasal dari Arab atau Mesir-Afrika tetapi berasal dari Gujarat, India sekitar abad ke-13 M, dibawa oleh orang-arang yang menjalin kontak dagang antara kedua belah negeri. Boleh jadi melalui orang-orang Gujarat yang membawa barang-barang dagangan ke anak-anak Nusantara, tetapi boleh jadi anak-anak Nusantara yang membawa hasil-hasil pertanian dan rempah-rempah ke sana ikut serta mendalami ajaran Islam, lalu membawa pulang ke negerinya, atau kedua belah pihak sama-sama aktif mengembangkan ajaran agama baru ini di Indonesia.
Teori ini didukung oleh Snouck Hurgronje dan J. Pijnapel, dua ilmuan Belanda yang ahli tentang sejarah Timur Hindia. Teori ini juga didukung oleh sejumlah ilmuan Eropa dan Amerika lainnya, sehingga dalam buku-buku sejarah yang ditulis para orientalis, hampir sepakat mengatakan Islam baru tiba di negeri ini abad ke-13. Meskipun para penulis sejarah lokal seperti Prof.Dr.Hamka, berusaha membantah teori ini dengan mengatakan Islam masuk di Indonesia semenjak abad pertama atau kedua Hijriyah atau sekitar abad ke-7 Masehi, tetapi tidak cukup didengar karena kurangnya bukti sejarah secara formal yang bisa mendukungnya.
Salah satu contoh buktinya ialah nisan pada makam sultan makamnya Sultan Malik Az-Zahir Muhammad bin Malik As-Shalih dimana pada batu nisannya tertulis surat At-Taubah
Dari jenis bahan yang digunakan juga beragam. Ada yang dibuat dari batu pasir atau batu gunung yang diidentikkan dengan batu nisan masa kerajaan Aceh Darussalam, batu sungai (bate krueng) yang diidentikkan dengan masa kerajaan Samudra Pasai dan batu karang yang identik dengan kerajaan Lamuri. Walaupun ada juga dari bahan perunggu dan bahan lainnya.
Untuk mengetahui siapa pemilik batu nisan ini dapat dibaca dari tulisan yang tertera pada batu nisan. Tulisan tersebut hadir dalam bahasa Arab maupun Melayu
Dari segi bentuk kita dapat mengidentifikasi kelamin dari pemiliki makam tersebut. Makam yang memanjang cenderung pada jenis laki-laki dan nisan dengan tanduk serta ukiran bunga (rosette) cenderung pada jenis perempuan. Walaupun tidak semuanya, setidaknya keseluruhan mayoritas terindetifikasi seperti itu.
sumber foto : http://www.zulfanafdhilla.com/2017/05/wisata-batu-nisan-kuno-ala-aceh.html
#OSKMITB2018
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang