Nikahan? Khitanan? Syukuran? Mendoakan orang meninggal? Peringatan hari besar? Apapun acaranya, ngariung pasti ada dalam rangkaian acara tersebut, atau bahkan, ngariung menjadi agenda utama dari acara tersebut. Ngariung memang tidak dapat dipisahkan dari acara yang dilakukan di Pandeglang, apalagi jika acara tersebut memiliki maksud untuk mendoakan sesuatu atau seseorang.
Ngariung adalah kegiatan berkumpulnya orang - orang, khususnya laki - laki, baik dewasa maupun muda, untuk mendoakan sesuatu atau seseorang, dan setelah proses mendoakan selesai, mereka mendapatkan makanan dan minuman (yang sudah dibungkus dalam suatu wadah) dari orang yang mengundang mereka untuk berdoa. Isi dari paket makanan tersebut biasanya terdiri dari nasi, ikan, ayam, bihun, kue, mie instan, dan air mineral kemasan gelas, namun isi paket tersebut tidak terbatas pada makanan - makanan ini saja, bisa lebih sedikit atau bisa juga lebih banyak, bergantung pada kemampuan penyelenggara ngariung. Ngariung tidak memiliki perbedaan signifikan dalam tujuannya meskipun dilakukan dalam acara yang berbeda. Prosesnya sama, orang - orang berkumpul, membaca doa hadhoroh dan doa - doa lainnya yang dipimpin oleh seorang ustadz atau kyai. Doanya sama, yang berbeda hanya ditambahkan maksud dan tujuan dalam doa sesuai dengan acara yang menjadi alasan ngariung. Durasi ngariung bermacam - macam, bisa cepat, bisa juga menjadi sangat lambat. Biasanya, bila ngariung diisi dengan acara ceramah dari kyai atau ustadz, ngariung bisa menjadi sangat lama, bahkan baru selesai hingga pukul 00.00, meski sudah dimulai sejak sehabis sholat Isya.
Ngariung, selain menjadi ajang untuk mendoakan sesuatu atau seseorang, juga menjadi ajang bersosialisasi bagi masyarakat. Karena, mereka akan duduk terlebih dahulu sambil mengobrol saat menunggu orang - orang yang diundang datang ke tempat ngariung. Walaupun sebenarnya laki - laki dewasa yang menguasai doa - doa dengan benar dan fasih, tak jarang anak - anak lelaki yang masih kecil pun antusias mengikuti kegiatan ngariung ini. Walaupun antusias mereka sebenarnya untuk mendapatkan makanan, namun antusiasme mereka juga penting karena merekalah kelak yang akan meneruskan dan melestarikan tradisi ngariung ini.
Semoga tradisi ngariung ini tetap terjaga hingga akhir dunia ini, agar kelak anak cucu kita merasakan manfaat dan asyiknya salah satu tradisi dari nusantara ini.
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja