Ritual
Ritual
Adat Jawa Barat Sunda (Ciamis, Majalengka dan Sekitarnya)
Ngariksa Nu Kakandungan (Menjaga Orang yang Hamil)

Adat Ngariksa nu Kakandungan (Menjaga Orang yang sedang Hamil) di Tanah Sunda

 

Adat ngariksa (menjaga) orang yang sedang hamil di Sunda sangat erat kaitannya dengan sistem kepercayaan orang Sunda, yang mempunyai sifat percaya akan tahayul. Maksud adanya adat ngariksa ibu hamil yaitu untuk menjaga yang hamil dari pengaruh mahluk halus serta mengaruh buruk dari kekuatan alam yang mempunyai sifat gaib. Tarekah/usaha untuk menjaganya dilakukan dengan cara, seperti; mengadakan salametan/syukuran atau sidekah mekelan/memberi yang hamil berupa barang-barang yang diyakini mempunyai kekuatan tolak bala atau sebagai ajimat yang bisa memperhatikan dan menjaga supaya yang hamil tidak melanggar larangan/pantrangan leluhur.

Usia kandungan sampai dua bulan biasanya disebut ngadeg atau nyiram. Usia kandungan tiga bulan diadakan salametan/syukuran tilu(tiga) bulanan. Pada umumnya salametan tilu bulanan cukup dengan ngabubur beureum/merah ngabubur bodas /putih yang merupakan inti atau syarat yang harus ada dalam salametan mengikuti adat kebiasaan leluhur/karuhun. Untuk orang berada selain ngabubur beureum ngabubur bodas biasanya membuat/menyediakan juga tumpeng.

Setelah salametan tilu bulanan diadakan kembali syukuran saat usia kandungan 5, 7, 9 bulan. Ada keharusan mengadakan syukuran tiap hitungan ganjil usia kandungan. Pada syukuran yang kedua mengadakan hajat bangsalBangsal yang ditempatkan di bokor serta bagian atasnya ditutup daun waluh/labu. Maksud kata bangsal secara metonomis mirip dengan kata bengsal (sial). Sedangkan kata waluh secara metonomis menyerupai/mendekati pada kata waluya. Jadi maksud utama mengadakan hajat bangsal yaitu menghilangkan segala kesialan dan diganti dengan kawaluyaan.

Syukuran ketiga dilaksanakan waktu kandungan tujuh bulan, merupakan syukuran paling besar diantara keempat syukuran. Syukuran ini biasa disebut tingkeban atau babarik (Ciamis), babarit (Majalengka). Setelah tingkeban urusan menjaga yang hamil jadi tanggung jawab paraji/dukun anak. Tingkeban merupakan syukuran kehamilan paling meriah (pangceuyahna) dari upacara-upacara lainnya, karena banyaknya proses upacara dan banyaknya syarat yang harus dipenuhi. Waktu usia kandungan sembilan bulan dilaksanakan lagi syukuran yang keempat. Syukuran ini disebut lolos dan sedekah lampuLolos (makanan yang terbuat dari tepung beras, gula dan santan yang dibungkus daun pisang) supaya waktu melahirkan, bayi keluarnya lancar dan selamat, sedangkan lampu memiliki maksud supaya bayi dilahirkan mempunyai hati yang terang. Biasanya menggunakan lampu cempor/damar atau lampu tempel.

Tak kurang dari 31 pantrangan/larangan untuk yang hamil, diantaranya; tidak boleh tidur tak berbantal sebab bisa jadi masalah waktu melahirkan; tidak boleh duduk di lawang panto/pintu sebab bisa-bisa sulit melahirkan (biasanya disebut ngalong); tidak boleh makan rebusan telur sebab nanti anaknya bisa-bisa bisulan di kepala; tidak boleh makan nanas sebab bisa-bisa anaknya korengan; tidak boleh mencicipi sop/sayur/angeun langsung di sendok sebab bisa-bisa anaknya jelek; dan sebagainya.

Selain larangan untuk yang hamil (pihak wanita), ada juga larangan untuk suaminya, diantaranya; tidak boleh menyembelih binatang, tidak boleh menyiksa binatang; tidak boleh memancing; tidak boleh adu ayam, tidak boleh adu domba, dan sebagainya. Dan juga orang lain pun tidak boleh menyinggung perasaan yang sedang hamil. Kalau suami istri terpaksa harus mengerjakan sesuatu yang dilarang/pantrang, harus mengucapkan “utun inji hayu urang motongan hayam, tapi kale ulah saptotongna lamun lain potonganana” (*utun inji ayo kita potong ayam, tapi hati-hati jangan asal potong).

Kebudayaan ini masih banyak dilakukan di beberapa daerah Sunda khususnya di Jawa Barat. Masyarakat meyakini bahwa ritual ini sangat bermanfaat bahkan dibutuhkan oleh para ibu yang sedang mengandung, apalagi untuk perempuan yang baru hamil untuk pertama kali.

 

 

#OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline