|
|
|
|
Ngabedahkeun ; Bukti Nyata Kerja Bakti Tanpa Pamrih Tanggal 15 Aug 2018 oleh OSKM18_16718385_Deden . |
Budaya ngabedahkeun merupakan salah satu budaya sunda yang sudah ada sejak dahulu. Menurut penuturan narasumber yang merupakan ayah kandung penulis, budaya ngabedahkeun balong khususnya di Kampung Kalapasewu, Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya telah ada sejak beliau kecil atau sekitar tahun 1960-an. Budaya ngabedahkeun merupakan tradisi 6 bulanan bagi pemilik-pemilik balong (kolam) di daerah sana yang mana fungsinya adalah untuk menangkap ikan-ikan yang memang biasanya dibudidayakan di balong tersebut. Budaya ngabedahkeun juga sering dilakukan warga menjelang perayaan hari-hari besar tertentu, seperti : Munggahan (Awal Bulan Ramadhan), Hari Raya Idul Fitri, dan saat Muludan (Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW).
Menurut penuturan narasumber, ngabedahkeun merupakan salah satu proses menangkap ikan dengan cara mengurangi & membuat surut debit air yang mengalir ke dalam balong. Ngabedahkeun biasanya dilakukan secara bersama-sama dengan warga desa lainnya. Dengan surutnya air tersebut, tentu menangkap ikan akan jauh lebih mudah dibanding pemancingan biasa. Menurutnya, ngabedahkeun merupakan hal yang sering ditunggu-tunggu warga disana terutama anak-anak. Karena biasanya anak-anak akan dilibatkan pada proses ini dan mereka pun tentu senang ketika balong sudah surut. Pada saat itu anak-anak terbiasa bermain lumpur dari balong yang surut tadi.
Budaya ngabedahkeun merupakan salah satu budaya Sunda yang tetap lestari hingga saat ini. Namun, sayangnya budaya ini umumnya dijumpai di pedesaan. Hal ini dikarenakan suasana pedesaan yang masih mempertahankan budaya ini dan kita dapat mudah menjumpai balong-balong milik warga disana. Sulit untuk menemukan budaya ini di daerah perkotaan. Dari budaya ini, dapat dipetik nilai kerja bakti dan kebersamaan yang sangat positif untuk membangun dan menjaga kehidupan bermasyarakat. Hal ini dikarenakan budaya ngabedahkeun dilakukan secara bersama-sama dan biasanya hasil tangkapan ikan yang didapat akan dibagikan dan terkadang sering diakhiri dengan botram (makan bersama) antar warga desa yang melaksanakan budaya ngabedahkeun.
#OSKMITB2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |