Naskah Kawih Paningkes atau Kawih Panikis (KP) dalam Perpustakaan Nasional tercatat sebagai Kropak 419. Naskah ini terdiri atas 40 lempir daun nipah yang ditulis pada kudua mukanya (recto-verso)—kecuali lempir terakhir yang hanya terisi bagian
Sementara itu, bila kita perhatikan lempir pertama naskah ini yang langsung diawali dengan kalimat “luhur tan hana rahina wengi” ada kesan bahwa seharusnya ada bagian yang mengawali kalimat tersebut.
Apalagi bila kita perhatikan bahwa lempir itu tidak diawali dengan ciri yang biasa sebagaimana terdapat pada awal sebuah naskah, yakni ciri kalimat pembuka/pengantar, maka dugaan bahwa awal naskah ini tak komplit cukup beralasan.
Jadi, sekurang-kurangnya ada satu lempir bagian awal naskah yang tak ada, mungkin hilang, atau mungkin susah sebegitu rusaknya sehingga “hilang” juga akhirnya dari rangkaian naskah.mukanya.
Dengan begitu, naskah ini terdiri atas 79 halaman. Melihat kalimat pada halaman terakhir terputus (… drebya larang nusodahan mo-), jelas bahwa naskah ini belum selesai ditulis.
Akan tetapi, mengingat penggalan kalimat tersebut terdapat pada halaman muka lempir terakhir, naskah ini juga tak bisa dianggap tak selesai karena ada lempir-lempir tambahan yang hilang atau belum ditemukan. Jadi, ada dua kemungkinan: ada lempir sambungan yang hilang, atau memang naskah ini tak atau belum diselesaikan, entah apa alasannya.
Kawih Paningkes memuat ajaran agama campuran antara Hindu, Buddha, dengan kepercayaan asli orang Sunda. Istilah-istilah seperti dewa, dewata, sri, mahayoga, dan moksah yang terdapat dalam ajaran Hindu dan Buddha ditemukan bersama-sama dengan nama pohaci dan istilah-istilah dari kebudayaan “asli” Sunda seperti wirumananggay, kahyangan, sanghyang, dan puhun.
Dalam naskah ini terlihat bahwa ajaran pituin/asli Sunda bisa “satu level di atas” atau “mengatasi” (menurut Ayatrohaedi) ajaran Hindu maupun Buddha. Berikut kutipannya (lempir 19):
… baruk da sang wiku lamun muja ka dewata longit (leungit) kawikwana na pandita lamun samadi mihdap hyang dewata hilang na kapanditaan ja kassarkon (kassarkeun) katinong (katineung) sarwa dingan trisna trisna bala swarangan.
… katanya, kalau wiku memuja dewata, hilanglah kewikuannya. Jika pendeta bersemadi (memuja) dewata, hilangkah kependetaannya, karena perhatian dan kecintaannya tergeser oleh (kelakuannya) sendiri.
Di lempir 22-23 ada pernyataan yang menarik tentang “jalan yang tunggal” dan “tempat yang tak terbatas”. Berikut kutipannya:
… kitu urang janma ini ulah dek ingkah ti janma lamun timu na janma mulah eta dimana eta kana kilang mantuturkon (mantuturkeun) jati swarangan nuturkon (nuturkeun) jalan nu bener hanto (hanteu) jalan dwa, tilu, nu trisna jalan sahiji to (teu) aya ngenca ngatuhu ja datar kana tangkal masana tilas masana patemonang (pateumenang) hingan.
(…..Maka kita (sebagai manusia) janganlah bergeser dari kemanusiaan, karena sudah ditemukan manusia, janganlah hal itu dijadikan alasan untuk menurutkan kesejatian sendiri. Mengikuti jalan yang benar, bukan dua atau tiga jalan kerinduan. Jalan yang tunggal, tak ada belokan ke kiri ke kanan karena datar (lurus) menuju batang pohon bekas tempat yang tak terbatas).
Sumber :http://www.wacana.co/2010/03/kawih-paningkes-dunia-kosmologis-sunda-kuno/
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...