|
|
|
|
Nasi Astakona - Banjar - Kalimantan Selatan Tanggal 23 Feb 2018 oleh Fachni . |
Nasi Astakona merupakan salah satu kuliner khas masyarakat Banjar yang berasal dari tradisi Kesultanan Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan. Dalam perkembangannya, nasi astakona dapat disajikan dalam prosesi pernikahan adat Banjar. Biasanya disantap pada acara Badadapatan (santap bersama setelah pengantin bersanding di pelaminan). Astakona merupakan sebuah kata yang terdapat dalam istilah sastra Indonesia lama yang berarti segi banyak. Hal ini dapat dilihat dari cara penyajiannya hidangan yang cukup banyak dan disajikan pada tempat khusus berupa talam yang bertumpang 3-5 susun. Hidangan umumnya terdiri dari 3 komponen pokok yaitu nasi, lauk pauk dan buah-buahan. Nasi Astakona disajikan dalam talam kuningan tumpang tiga berkaki tunggal. Diameter talam-talam yang disusun membentuk seperti kerucut ini ukurannya cukup variatif. Dari yang terbesar (45 cm), sedang (38 cm) hingga terkecil (32 cm). Ketiganya disusun bertingkat hingga mencapai tinggi sekitar 50 cm. Talam pertama berisi nasi kebuli putih atau kuning dihiasi telur dadar yang diiris, ketimun belah melintang, cabe hijau dan merah serta seledri. Talam kedua berisi lauk pauk yang terdiri dari bumbu rujak telur, ayam goreng, sambal goring daging dan kentang, udang goreng, otak-otak ikan pipih dan acar. Tidak ketinggalan sate hati tusuk lima dalam satu rumpun (sate babangkung). Talam ketiga berisi parapah ayam (ayam utuh) yang sekelilingnya dihiasi buah yang berasa asam manis seperti nanas, belimbing dan jambu air serta bogam melati bermalai tiga. Ketiga talam tersebut dihiasi kertas merah putih dan di pinggirnya disisipi mayang pinang. Penyajian nasi astakona ini dilengkapi dengan panginangan (tempat sirih), lengkap dengan daun sirih, kapur, potongan buah pinang, gambir dan tembakau. Selain itu, terdapat makanan ringan pencuci mulut yang berupa manisan nenas, kolang-kaling, rambutan atau pepaya. Minuman yang dihidangkan adalah teh manis atau kopi pahit. Santap bersama nasi astakona ini dimulai dari pengambilan nasi pertama dengan sendok kayu oleh seorang tokoh wanita dan menyerahkan pada tamu kehormatan. Jika acara tersebut adalah acara perkawinan maka tamu kehormatannya adalah kedua mempelai. Selanjutnya diikuti oleh hadirin yang ada. Pada saat menyantap nasi astakona tidak digunakan peralatan makan berupa sendok dan garpu. Oleh karena itu di antara hidangan terdapat tempat cuci tangan dan serbet kain. Nasi astakona mengandung nilai filosofis bagi orang Banjar. Makanan terdiri dari komponen pokok, yaitu nasi dari padi yang tumbuh di tanah, ikan yang hidup dalam air dan buah yang menggantung di udara. Pengambilan nasi pertama oleh orang tua merupakan simbol penghormatan terhadap orang yang memiliki kelebihan dalam hal usia, pengalaman, kewibawaan dan keutamaan. Makan bersama merupakan lambang penghormataan, kesatuan, persahabatan dan keakraban masyarakat Banjar.
Sumber: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/wbtb/?newdetail&detailCatat=1346
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |