Museum unik di tengah kota Magelang Jawa Tengah ini memang belum setenah Muiseum Affandi yang ada di Jogja. Namanya Museum OHD. Museum ini sengaja mengambil nama pemiliknya yang bernama Oei Hang Djien. Museum uni ini terletak di dua lokasi yang berbeda. Yang pertama berada di Jl. Pangeran Diponegoro no 74 dan lainnya Jl. Jenggolo no 14.
Museum ini didirikan oleh seorang kolektor asal Magelang, bernama Oei Hang Djien. Pria yang lahir pada tanggal 5 April 75 tahun silam kebih akrab di panggil dengan sebutan OHD.
OHD memulai koleksinya pada tahun 1970an. Dan untuk menyimpan seluruh koleksinya OHD membangun museum yang pertama pada tahun 1997. Dengan jumlah koleksi yang terus bertambah, ia lalu membuat museum keduanya pada tahun 2006. Saat jumlah museumnya sudah berjumlah tiga, Museum ketiga yang ia beri nama New Museum OHD baru diresmikan pada tanggal 5 April 2012.
OHD sudah memiliki koleksi lebih dari 2000 karya seni, yang terdiri dari karya anak bangsa. Diantaranya adalah lukisan, pahatan, seni instalasi, patung ataupun new media art. Karya seni ini dibuat oleh seniman-seniman besar Indonesia, seperti Affandi, S.Sudjojono, Hendra Gunawan, Widayat, dan Soedibio. Tapi tidak hanya karya seniman besar juga yang dipasang di museum ini, OHD juga menjadi wadah bagi seniman-seniman baru yang ingin menuangkan kreativitasnya.
Di museum pertama yang lokasinya berdampingan dengan kediaman sang kolektor, di konsep dengan konsep rumahan, sehingga memunculkan efek kehangatan di dalamnya. Berisi 120 karya dan hanya dibuat oleh 5 seniman saja. Yaitu karya Affandi, S.Sudjojono, Hendra Gunawan, Widayat, dan Soedibio.
Sementara di museum yang kedua yang lokasinya juga bersebelahan dengan museum yang pertama, di konsep dengan pola yang lebih minimalis, karna karya yang di paparkan di dalamnya lebih ringan.
Berbeda dengan konsep sebelumnya, New Museum OHD dibuat dengan konsep yang benar-benar modern. Karena di museum ini OHD ingin memunculkan kesan baru, seperti karya yang dipaparkan didalamnya, yang merupakan seni rupa modern.
Yang menarik pada museum ini, isi yang dipaparkan. Karya yang dibuat tidak hanya dari bahan baku baru saja, tapi ada juga yang terbuat dari bahan bekas. Selain itu, museum OHD pernah dinobatkan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tanggal 23 April 2012 dengan kategori Gudang Tembakau yang Menjadi Museum dengan koleksi Lukisan Indonesia Terlengkap Mewakili Setiap Periode. Museum ini juga termasuk dalam museum terlengkap di Indonesia bahkan di dunia.
Alasan dibuat museum ini karena OHD ingin mengenalkan seni rupa Indonesia yang sangat luar biasa keindahannya kepada masyarakat seluruh dunia. OHD juga ingin museum ini menjadi pusat pembelajaran bagi generasi muda dan agar masyarakat dapat memahami karya seni Indonesia.
Untuk mencapai lokasi ini diperlukan kurang lebih 1 jam dari Bandara Internasional Adisucipto, Yogyakarta, atau dua jam-an dari Bandara Internasional Sumarmo, Solo. Biaya mengunjungi museum ini untuk wisatawan mancanegara, dibutuhkan biaya Rp. 100,000.00 untuk dewasa, dan Rp. 50,000.00 untuk pelajar. Sementara untuk wisatawan domestic dibutuhkan biaya Rp. 50,000.00 untuk tarif dewasa, dan Rp. 25,000.00 untuk pelajar.
sumber : https://www.liputan6.com/citizen6/read/2138467/mengenal-uniknya-museum-seni-ohd-di-magelang
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.