
sumber : Arsip Museum KAA
jika ada orang yang rela kehilangan sedikit kegembiraan, dengan tujuan memperoleh kegembiraan yang lebih besar, orang itu adalah orang yang bijaksana. Biarkanlah ia kehilangan kegembiraan sedikit, karena akan memperoleh kebahagiaan,” kata Iis Tjuhartika Pandi mengutip kata-kata Budha saat mengisi acara puncak rangkaian bedah buku ‘Cerita-cerita dari Asia Masa Kini’ yang digelar komunitas literasi Asian-African Reading Club (AARC) pada Rabu, 19/12/2018 di Ruang Galeri Museum KAA di Jalan Asia Afrika No.65 Bandung. Teh Iis, begitu ia karib disapa, selain sebagai profesional di bidang psikologi juga aktif sebagai pegiat Klab Edukator di Sahabat Museum KAA (SMKAA).
Kutipan itu, seperti yang ia jelaskan, sengaja ia paparkan sebagai ilustrasi isi buku ‘Cerita-cerita dari Asia Masa Kini’. Menurutnya, ceritanya ringan namun penuh bobot nilai-nilai moral, etika, kebersamaan, dan kepedulian.
Menurutnya, buku itu memuat cerita keseharian. Tokoh utamanya anak-anak. Pesan utamanya agar anak-anak belajar menghargai proses perjuangan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga.
Ia menambahkan, setiap cerita selalu mengupas kebersamaan dan saling mengingatkan dalam berperilaku. Kendati begitu, lanjutnya, cara-cara mengingatkannya bukan dengan menakut-nakuti melainkan melalui pesan-pesan moral yang disampaikan secara turun temurun. Itu tersirat dalam tiap cerita yang menjunjung kepedulian dan saling menghargai.
Cerita anak asal Burma, misalnya. Cerita ini mengajarkan soal kejujuran. Pasalnya, cerita ini mengisahkan seseorang yang bernama Ngatetpya. Sosok ini dikisahkan sebagai pembohong dan pencuri. Lantaran sifatnya itu, anak-anak tak ingin menjadi sepertinya.
“Buku ini cocok bagi Museum KAA. Ceritanya sejalan dengan visi penyebarluasan Nilai-nilai KAA, seperti persahabatan dan kerja sama terutama bagi anak-anak usia dini,” katanya.
Dengan begitu, imbuhnya, prinsip-prinsip perdamaian pada Dasasila Bandung dapat dikembangkan melalui narasi-narasi ringan seperti dongeng-dongeng tadi. Selain itu, anak-anak dapat mengenal nama-nama negara peserta KAA.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator AARC Adew Habtsa yang lazim disapa Kang Adew itu mengatakan, di penghujung tahun 2018 pihaknya sengaja memilih buku jenis sastra sebagai bahan diskusi. Sebab, sulit dipungkiri imbuhnya, negara-negara di Asia dan Afrika terkenal kaya sekali akan dongeng. Hal itu tak lepas dari pengaruh tradisi kelisanan primer yang mengakar.
Kang Adew mengaku, sebenarnya pihaknya telah membahas secara bergantian dua judul buku dongeng Asia Afrika. Yang pertama terbit pada tahun 2005 dan berjudul ‘Gadis Yang Menikahi Seekor Singa’ karya Alexander Mccall Smith. Kemudian yang kedua berjudul ‘Cerita-cerita dari Asia Masa Kini’ karya Puci Rukingking dan terbit pada tahun 1982.
Rangkaian diskusi Reboan itu telah berlangsung hampir tiga bulan lamanya sejak bulan Oktober 2018 di Museum KAA. Dalam rangkaian itu, sejumlah narasumber telah hadir sebagai pembahas. Kedua buku itu melibatkan sedikitnya tujuh pembahas. Di antaranya, Dr. Hawe Setiawan (Kolumnis, Budayawan), M. Aden Maruf (Penulis, Pegiat ASAS UPI), Syarif Maulana (Penulis, Musikus), Zulfa Nasrulloh (Penulis, Guru Bahasa dan Sastra Indonesia), dan Deni Rachman (Penulis, Pendiri SMKAA) serta Iis Tjuhartika Pandi (Psikolog, Pegiat Klab Edukator SMKAA)
Kang Adew merinci isi buku Cerita-cerita dari Asia Masa Kini. Dari Asia Tenggara ada empat dongeng asal Malaysia (Acara Tetangga), Thailand (Juara Memecah Telur), dan Filipina (Anak yang Paling Bahagia) dan Singapura (Kucing Tersayang). Kemudian dari Asia Selatan dan Tengah ada ‘Seruling Ajaib’ dari Nepal, ‘Tunu dan Keledai’ dari Pakistan, dan ‘Lentera Sebesar Rumah’ dari Sri Lanka.
Museum KAA sendiri sebagai unit pelaksana teknis (UPT) pada Ditjen IDP Kemenlu terus mengembangkan berbagai produk strategi belajar untuk mendukung upaya pelestarian Nilai-nilai KAA. Di antaranya kegiatan diskusi buku Reboan AARC. Melalui rangkaian diskusi buku itu, penyebarluasan Nilai-nilai KAA dapat disampaikan secara mangkus dan sangkil.
Sumber: http://asianafricanmuseum.org/belajar-kebaikan-dari-dongeng-asia-dan-afrika/
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...