Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Museum Jawa Barat Bandung
Museum Konferensi Asia Afrika
- 31 Desember 2018

sumber : Arsip Museum KAA

jika ada orang yang rela kehilangan sedikit kegembiraan, dengan tujuan memperoleh kegembiraan yang lebih besar, orang itu adalah orang yang bijaksana. Biarkanlah ia kehilangan kegembiraan sedikit, karena akan memperoleh kebahagiaan,” kata Iis Tjuhartika Pandi mengutip kata-kata Budha saat mengisi acara puncak rangkaian bedah buku ‘Cerita-cerita dari Asia Masa Kini’ yang digelar komunitas literasi Asian-African Reading Club (AARC) pada Rabu, 19/12/2018 di Ruang Galeri Museum KAA di Jalan Asia Afrika No.65 Bandung. Teh Iis, begitu ia karib disapa, selain sebagai profesional di bidang psikologi juga aktif sebagai pegiat Klab Edukator di Sahabat Museum KAA (SMKAA).

Kutipan itu, seperti yang ia jelaskan, sengaja ia paparkan sebagai ilustrasi isi buku ‘Cerita-cerita dari Asia Masa Kini’. Menurutnya, ceritanya ringan namun penuh bobot nilai-nilai moral, etika, kebersamaan, dan kepedulian.

Menurutnya, buku itu memuat cerita keseharian. Tokoh utamanya anak-anak. Pesan utamanya agar anak-anak belajar menghargai proses perjuangan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga.

Ia menambahkan, setiap cerita selalu mengupas kebersamaan dan saling mengingatkan dalam berperilaku. Kendati begitu, lanjutnya, cara-cara mengingatkannya bukan dengan menakut-nakuti melainkan melalui pesan-pesan moral yang disampaikan secara turun temurun. Itu tersirat dalam tiap cerita yang menjunjung kepedulian dan saling menghargai.

Cerita anak asal Burma, misalnya. Cerita ini mengajarkan soal kejujuran. Pasalnya, cerita ini mengisahkan seseorang yang bernama Ngatetpya. Sosok ini dikisahkan sebagai pembohong dan pencuri. Lantaran sifatnya itu, anak-anak tak ingin menjadi sepertinya.

Buku ini cocok bagi Museum KAA. Ceritanya sejalan dengan visi penyebarluasan Nilai-nilai KAA, seperti persahabatan dan kerja sama terutama bagi anak-anak usia dini,” katanya.

Dengan begitu, imbuhnya, prinsip-prinsip perdamaian pada Dasasila Bandung dapat dikembangkan melalui narasi-narasi ringan seperti dongeng-dongeng tadi. Selain itu, anak-anak dapat mengenal nama-nama negara peserta KAA.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator AARC Adew Habtsa yang lazim disapa Kang Adew itu mengatakan, di penghujung tahun 2018 pihaknya sengaja memilih buku jenis sastra sebagai bahan diskusi. Sebab, sulit dipungkiri imbuhnya, negara-negara di Asia dan Afrika terkenal kaya sekali akan dongeng. Hal itu tak lepas dari pengaruh tradisi kelisanan primer yang mengakar.

Kang Adew mengaku, sebenarnya pihaknya telah membahas secara bergantian dua judul buku dongeng Asia Afrika. Yang pertama terbit pada tahun 2005 dan berjudul ‘Gadis Yang Menikahi Seekor Singa’ karya Alexander Mccall Smith. Kemudian yang kedua berjudul ‘Cerita-cerita dari Asia Masa Kini’ karya Puci Rukingking dan terbit pada tahun 1982.

Rangkaian diskusi Reboan itu telah berlangsung hampir tiga bulan lamanya sejak bulan Oktober 2018 di Museum KAA. Dalam rangkaian itu, sejumlah narasumber telah hadir sebagai pembahas. Kedua buku itu melibatkan sedikitnya tujuh pembahas. Di antaranya, Dr. Hawe Setiawan (Kolumnis, Budayawan), M. Aden Maruf (Penulis, Pegiat ASAS UPI), Syarif Maulana (Penulis, Musikus), Zulfa Nasrulloh (Penulis, Guru Bahasa dan Sastra Indonesia), dan Deni Rachman (Penulis, Pendiri SMKAA) serta Iis Tjuhartika Pandi (Psikolog, Pegiat Klab Edukator SMKAA)

Kang Adew merinci isi buku Cerita-cerita dari Asia Masa Kini. Dari Asia Tenggara ada empat dongeng asal Malaysia (Acara Tetangga), Thailand (Juara Memecah Telur), dan Filipina (Anak yang Paling Bahagia) dan Singapura (Kucing Tersayang). Kemudian dari Asia Selatan dan Tengah ada ‘Seruling Ajaib’ dari Nepal, ‘Tunu dan Keledai’ dari Pakistan, dan ‘Lentera Sebesar Rumah’ dari Sri Lanka.

Museum KAA sendiri sebagai unit pelaksana teknis (UPT) pada Ditjen IDP Kemenlu terus mengembangkan berbagai produk strategi belajar untuk mendukung upaya pelestarian Nilai-nilai KAA. Di antaranya kegiatan diskusi buku Reboan AARC. Melalui rangkaian diskusi buku itu, penyebarluasan Nilai-nilai KAA dapat disampaikan secara mangkus dan sangkil.

Sumber: http://asianafricanmuseum.org/belajar-kebaikan-dari-dongeng-asia-dan-afrika/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline