×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Bangunan

Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

Jawa Tengah

Museum Kartini

Tanggal 24 Aug 2018 oleh Firda_sk itb.

 R.A. Kartini merupakan salah satu tokoh nasional kebanggaan masyarakat Indonesia terlebih masyarakat kota Rembang. Hal tersebut karena di kota Rembang inilah dia memanfaatkan masa-masa akhir hayatnya untuk melanjutkan pemikiran-pemikiran segarnya mengenai kemajuan wanita Indonesia. Bangsa Indonesia, telah mengakuinya sebagai pahlawan emansipasi wanita. Untuk itulah Museum Kartini didirikan di Rembang khususnya bertempat di kompleks pendopo Kabupaten Rembang yang menyatu dengan rumah dinas Bupati Rembang di Jalan Gatot Subroto No. 8 Rembang. Museum Kartini menempati ruangan yang dulu pernah digunakan oleh Kartini dalam aktivtas menuliskan ide-ide dan buah pikirannya  mengenai kemajuan bangsa Indonesia pada umumnya dan wanita pada khususnya. Tempat ini sekaligus juga merupakan tempat beliau melahirkan putra satu-satunya yaitu Raden Mas Susalit dan sebagai kamar pribadi hingga beliau wafat. Benda-benda yang menjadi koleksi museum beraneka macam khususnya benda-benda yang pernah digunakan oleh R.A. Kartini semasa hidupnya.

R.A. Kartini lahir di Mayong, Jepara pada tanggal 21 April 1879 dari pasangan suami-istri yang bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan Ngasirah yang pada saat itu menjabat sebagai Asisten Wedono Mayong dan tiga tahun setelah kelahiran R.A. Kartini menjabat sebagai Bupati Jepara. Ngasirah, ibu kandung R.A. Kartini adalah anak seorang kyai yang berasal dari Teluk Awur Jepara. Dalam usia tiga tahun yaitu tahun 1881, R.A. Kartini diboyong ke Jepara ketika sang ayahandanya diangkat sebagai bupati Jepara.  Ayah R.A. Kartini sangat menaruh perhatian terhadap pendidikan Kartini. Meskipun pendidikan formal bagi kaum wanita belum merupakan sesuatu yang lazim dalam masyarakat Indonesia pada waktu itu, Ayahanda R.A. Kartini sudah memberikan pendidikan formal. Meskipun Kartini mempunyai hak untuk bisa sekolah di sekolah Eropa, namun sang ayah menyekolahkan Kartini di sekolah bersama teman-temannya. Sejak usia sekolah, Kartini sudah menunjukkan ketekunan dan bakatnya dalam membaca dan menulis. Ia membaca buku-buku tokoh-tokoh progresif seperti Multatuli sehingga mengetahui seluk-beluk penindasan penjajahan  Belanda. Hal ini memberikan kesadaran kepada Kartini untuk menentang penjajahan Belanda.

Dengan bacaan-bacaannya dan korespondensinya dengan sahabat-sahabat orang Belanda, proses pendewasaan Kartini menjadi semakin matang yang pada akhirnya mengantarkan jiwa Kartini yang penuh kebebasan dalam berpikir dan demokratis serta berorientasi masa depan dalam bertindak. Oleh karena itu dalam surat-suratnya yang dikirimkan kepada para sahabatnya di Belanda, ia mengritik adat-istiadat yang ia pandang sebagai penghambat kemajuan wanita seperti budaya memingit wanita. Ia menganjurkan agar wanita diberi kebebasan untuk menuntut ilmu dan bebas belajar. Keinginannya untuk melanjutkan sekolah ke Negeri Belanda diurungkan dan memohon kepada pemerintah Kolonial Belanda agar beasiswanya diberikan kepada pemuda Indonesia yang lain.  Ia lebih senang melanjutkan sekolah guru.

Sadar bahwa cita-cita perjuangan untuk meningkatkan derajat wanita lewat pendidikan tidak dapat dijalankan sendiri, maka ia menerima lamaran Bupati Rembang Raden Mas Adipati Djojodiningrat, seorang duda yang memiliki beberapa orang anak. Bupati Rembang sangat mendukung gagasan dan aktivitas untuk memajukan pendidikan kaum wanita dan memperjuangkan kaum wanita agar sederajat dengan kaum pria. Perkawinan Kartini berlangsung pada tanggal 8 November 1903. Empat hari setelah perkawinan Kartini meninggalkan Jepara pindah ke kota Rembang.

Untuk merealisir cita-citanya, langkah awal yang diambil oleh Kartini adalah mendirikan sekolah wanita yang ditempatkan di rumahnya yaitu di sebelah timur gapuro Kabupaten Rembang (sekarang digunakan sebagai Kantor Wakil Bupati Rembang). Sekolah yang didirikan oleh Kartini memiliki banyak murid. Murid-murid dari kalangan keluarga yang tidak mampu tidak dipungut biaya. Oleh karena mengalami kemajuan pesat, sehingga diperlukan guru bantu agar semua murid bisa ditangani dengan baik. Kartini juga mengajukan subsidi kepada pemerintah kolonial Belanda untuk memajukan sekolahnya. Semuanya dilakukan secara tulus berdasarkan jiwa sosial dan pengabdiannya.

 

Dalam kehidupan sebagai ibu rumah tangga, beliau juga merasa sangat bahagia. Telah banyak yang dilakukan Kartini untuk kepentingan keluarga dan masyarakatnya. Namun demikian sayang sekali, ia tidak bisa mengabdikan diri lebih lama apalagi menikmati hasil perjuangannya. Ia wafat dalam usia yang masih sangat muda sebagai seorang pembaharu, yaitu 25 tahun. Ia wafat tanggal 17 September 1904, empat hari setelah melahirkan putra satu-satunya, yaitu Raden Mas Susalit. Beliau meninggalkan semua yang dicintainya yaitu keluarga dan bangsanya. Jenasahnya dimakamkan di makam keluarga Bupati Rembang yaitu di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang. Beliau ditetapkan sebagai pahlawan wanita oleh Presiden Sukarno. Kamar pribadi R.A. Kartini dijadikan sebagai ruang museum R.A. Kartini dengan koleksi peninggalan beliau antara lain berupa: beberapa perabot rumah tangga yang dulu pernah digunakan oleh Kartini, bak mandi, bothekan tempat jamu, sepasang rono, penyekat ruangan dari kayu jati berukir pemberian ayahandanya, meja makan, meja untuk merawat bayi, lukisan karya R.A. Kartini berupa tiga ekor angsa, naskah tulisan tangan R.A. Kartini, dan lain-lain. Di sana menyimpan banyak sekali bukti sejarah kehidupan RA Kartini. Museum Kartini ada dua, ada yang di Jepara dan juga Rembang. Untuk yang berada di Rembang, lokasinya berada di Jl. Gatot Subroto No. 8, Rembang.

Museum Ini menyimpan berbagai hal yang berkaitan erat dengan RA Kartini. Mulai dari koleksi barang pribadi seperti halnya tempat jamu, bathup pribadi, mesin jahit, cermin, dan masih banyak lagi yang lainnya. Hal yang paling penting, di sini juga merupakan tempat bersemayamnya berbagai karya dari Pahlawan Nasional ini, salah satunya yakni buku legendaris Habis Gelap Terbitlah Terang, tulisan tangan yang dikirmkan RA Kartini pada teman-temannya beserta dengan foto-foto beliau semasa hidupnya.

Untuk bisa melihat berbagai peninggalan RA Kartini, kamu hanya perlu membayar tiket seharga dibawah 20 ribu saja. Untuk jam operasionalnya sendiri, Senin sampai Jumat pukul 08:00 – 15:00 WIB. Sementara itu saat weekday Sabtu dan Minggu buka mulai pukul 09:00 – 15:00 WIB. Mengunjungi berbagai tempat wisata alam memang sangat menyejukkan. Namun sesekali tidak ada salahnya untuk berkunjung ke museum yang merupakan tempat bersemayamnya saksi bisu perjuangan Pejuang Indonesia, seperti Museum Kartini yang terdapat di Rembang ini.

Rumah R.A Kartini

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...