Penyebutan Adam Malik sebagai agen CIA di buku 'Membongkar Kegagalan CIA' karya Tim Weiner mengingatkan publik pada sepak terjang Adam Malik. Termasuk pada Museum Adam Malik, yang nasibnya kini juga telah almarhum.
Museum Adam Malik terletak di Jl Diponegoro 29, Jakarta Pusat. Ketika detikcom menjenguk pada Selasa (25\/11\/2008), bangunan berlantai dua itu tidak terurus.
Sederet dengan rumah-rumah mewah di sepanjang salah satu jalan penting Kota Jakarta, rumah itu tampak megah. Dulunya rumah itu adalah kediaman Adam Malik, mantan wakil presiden di era Orde Baru sekaligus salah satu pahlawan nasional.
Setelah Adam Malik meninggal, rumah itu lantas diubah menjadi sebuah museum yang berisi barang-barang peninggalan almarhum.
Namun telah lama rumah ini tidak lagi menjadi museum. Bahkan sekarang hak miliknya telah berpindah tangan, tidak lagi menjadi milik keluarga Adam Malik.
Penjaga rumah tersebut menyatakan, bangunan itu kini telah beralih kepemilikan, dimiliki oleh seorang pengusaha nasional kelas kakap.
Pagar rumah itu terbuat dari tembok berlapis porselin warna putih setinggi 2 meter, memanjang sekitar 50 meter. Di atasnya terlihat dedaunan dari pohon-pohon rindang yang tertanam di pinggir jalan. Di siang hari yang panas, tempat itu terkesan tetap sejuk dan nyaman. Di depan rumah, tepat di samping teras yang menjorok dari bagian utama rumah, bertengger pohon mangga berdaun lebat yang menambah kerindangan halaman depan.
"Rumah ini nggak ada yang nempatin. Kosong. Di dalam juga nggak ada barang apa-apa," ujar Triyono, satpam setempat.
Secara keseluruhan, rumah itu tampak masih kokoh. Hanya saja, kesan tak terurus sangat kentara. Di halaman, rumput liar tampak tumbuh di sela balok-balok berukuran 50x40 meter yang menjadi lantai..
Halaman itu luas, terhampar sepanjang 50 meter dengan lebar 20 meter. Di sudut halaman berdiri bangunan kecil berukuran 4x3 meter yang merupakan pos penjagaan. Saban hari, dua orang penjaga menghuni bangunan kecil itu, bergantian menjaga rumah yang lama tak didiami penghuni ini.
Dinding rumah tadinya berwarna berwarna putih bersih. Namun kini catnya sudah mulai mengelupas sehingga membuat warna dindingnya menjadi kusam. Kesan elegan menjadi hilang. Beberapa bagian atap rumah itu juga sudah rusak. Meski gentengnya masih tampak utuh, tapi di beberapa sudut kayunya telah rapuh.
Dulunya, di bangunan itu terdapat peninggalan Adam Malik hingga 50 ribu unit, mulai buku, keramik dari China hingga karya seni karya maestro Indonesia seperti Abdullah dan Affandi. Museum ini diresmikan oleh almarhumah Tien Soeharto. Namun karena ongkos perawatan yang mahal, aktivitas museum terhenti mulai tahun 2000.
Sumber : https://news.detik.com/berita/1043374/museum-adam-malik-nasibmu-kini
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja